Derita Tumor Ganas, Jaya Resahkan Biaya Pengobatan

Kamis, 10 Agustus 2017 - 12:51 WIB
Derita Tumor Ganas,...
Derita Tumor Ganas, Jaya Resahkan Biaya Pengobatan
A A A
CIMAHI - Jaya, Warga Kampung Mekar Sari RT 05/14, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, menderita penyakit sejenis tumor/kanker jaringan liar yang ganas.

Meskipun memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun dirinya masih mengkhawatirkan mahalnya biaya pengobatan. Belum lagi ongkos berobat rawat jalan yang harus dikeluarkan mengingat rumahnya yang berada di pelosok.

Jaya mengaku awalnya tumor di paha bagian kanannya itu kecil, namun dalan dua tahun terakhir tetus membesar. Bahkan, kini dirinya merasakan sakit di benjolan kankernya itu sehingga membuatnya sulit beraktivitas.

"Dulu pas benjolannya masih kecil tidak sakit tapi kalau sekarang sakit sekali sehingga untuk berjalan saja susah," tutur pria yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani ini saat berobat ke RS Dustira, Kota Cimahi, Kamis (10/8/2017) pagi.

Anggota DPRD KBB dari Partai Amanat Nasional (PAN) Asep Bayu Rohendi mengatakan, fakta di masyarakat meskipun mereka memiliki BPJS ataupun KIS, namun tetap ada kekhawatiran bayang-bayang biaya tambahan. Dirinya menegaskan jika hal itu jangan jadi kendala karena semua sudah tercover.

"Semua sudah dicover jangan khawatir. Cuma memang untuk ongkos dari rumah ke rumah sakit itulah yang terkadang memberatkan pasien karena tidak cukup sekali untuk kontrol," ucapnya saat mendampingi Jaya di RS Dustira.

Menurutnya, pengobatan Jaya memang tersandung biaya. Setelah dibawa ke Puskesmas Cipatat dia harus dirujuk ke RS Dustira akibat keterbatasan peralatan. Hasilnya, dia dijadwalkan akan ditangani dokter bedah pada 23 Agustus mendatang.

Sementara, petugas administrasi RS Dustira Wiwi Kartiwi mengatakan, sebelum dioperasi harus dilakukan biopsiinsis untuk pengambilan jaringan tumornya untuk kemudian diteliti di laboratorium patologi anatomi.

"Harus dipastikan dulu apakah itu tumor ganas atau jinak. Kalau ganas maka harus dirujuk ke RSHS karena di sini belum ada dokter spesialis bedah onkologi," jelasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2243 seconds (0.1#10.140)