Nasib Ridwan Kamil di Pilkada Jabar Bergantung Poros Baru PPP

Selasa, 08 Agustus 2017 - 20:58 WIB
Nasib Ridwan Kamil di Pilkada Jabar Bergantung Poros Baru PPP
Nasib Ridwan Kamil di Pilkada Jabar Bergantung Poros Baru PPP
A A A
BANDUNG - Komunikasi politik yang intens dilakukan Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ridwan Kamil dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), belum bisa menjamin memuluskan langkah wali kota Bandung ini maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.

Jika ingin tetap maju, Ridwan Kamil yang didukung Partai NasDem ini harus menunggu perkembangan politik serta harus mencari dukungan dari partai politik (parpol) lain guna memenuhi kuora 20 kursi sebagai syarat untuk maju di pilgub.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP Achmad Baidowi mengakui, komunikasi Ridwan Kamil dengan DPP PPP sangat intens dibandingkan dengan kandidat lain. Bahkan, peluang Ridwan Kamil untuk mendapat dukungan dari PPP cukup besar. Namun, DPP PPP belum bisa memutuskan apakah memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jabar atau tidak.

"Kalau melihat peluang yang ada, memang Ridwan Kamil sangat intens. Tapi, PPP tidak hanya melihat peluang. Dibutuhkan, banyak pertimbangan politik dan juga koalisi dengan parpol lain," kata Baidowi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (8/8/2017).

Menurut dia, perkembangan politik menjelang Pilgub Jabar saat ini masih terus bergerak dan dinamis. Sejumlah parpol masih melakukan komunikasi untuk menentukan pilihan siapa figur yang pas untuk dipasangkan.

Dia mengungkapkan, dari tiga figur cagub yang muncul hanya Ridwan Kamil yang belum memiliki kecukupan kursi untuk maju di Pilgub Jabar. "Bisa jadi, PPP juga menciptakan poros yang baru bersama PKB, PAN, dan Demokrat. RK sudah diusung NasDem, tapi tetap saja harus berkoalisi," ungkapnya.

Dia menyebutkan, terbentuknya poros baru ini juga bergantung pada kesepahaman dan kesepakatan bersama antara parpol menengah. Namun jika tidak tercipta poros baru di Pilgub Jabar maka ini adalah konsekuensi politik yang harus dihadapi, sama halnya dengan Pilpres 2008 lalu.

"Sama halnya seperti pilpres. Dulu kita berharap ada poros baru yang muncul. Tapi, fakta politiknya hanya ada dua paslon. Ini harus kita terima sebagai fenomena politiknya," kata dia.

Seperti diketahui, Partai Golkar dan PDIP membuka komunikasi politik untuk berkoalisi mengusung Dedi Mulyadi maju sebagai cagub di Pilgub Jabar mendatang. Selain itu, PKS dan Gerindra pun telah mengklaim akan mengusung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu untuk bertarung di Pilgub Jabar.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6050 seconds (0.1#10.140)