Mengenal Dekat Sosok Jenderal Terumbu Karang
A
A
A
MANADO - Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, dikenal dengan julukan Jenderal Terumbu Karang karena perhatiannya terhadap pelestarian terumbu karang.
Buyung Lalana semakin dikenal sebagai (Klik: Jenderal Terumbu Karang) karena aksinya menanam 1 juta terumbu karang secara serentak di sepanjang pesisir pantai Indonesia pada Mei 2015 lalu.
“Perlu ada gerakan massal untuk bersama-sama menjalankan gerakan moral. Banyak terumbu karang di satu kawasan laut yang rusak. Tentu kita harus mengembalikan dan menjaga terumbu karang yang ada,” katanya usai melihat perkembangan dan pertumbuhan terumbu karang di kawasan Pantai Malalayang Manado, Sulawesi Utara, Minggu (30/7/2017).
Upaya calon gubernur Jawa Barat ini ternyata tidak sia-sia. Hasil kerja kerasnya bersama sejumlah elemen telah membuahkan hasil. Salah satunya adalah tumbuh dan berkembangnya bibit terumbu karang di satu titik di kawasan Pantai Malalayang.
Kepada SINDOnews, Buyung bercerita, bibit terumbu karang yang dulu pernah ditanam di area 100 hektare sudah bisa berkembang dengan baik. Dulu, banyak orang yang tidak percaya, terumbu karang dapat tumbuh dengan cepat. Setidaknya membutuhkan waktu 5-10 tahun agar terumbu karang bisa tumbuk baik.
Tapi, kenyataannya tidak. Sejumlah titik terumbu karang yang pernah dilakukan dalam gerakan 1 juta penanaman bibit terumbu karang sudah mulai berkembang. Salah satunya di kawasan Pantai Malalayang, Manado.
“Sangat indah. Saya tidak mengira bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Baru 2 tahun dari saat ditanam,” katanya usai menyelam bersama prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VIII Bitung Peltu Mar Godlife Latjandu.
Dia menyebutkan, keindahan terumbu karang yang sudah tumbuh ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. “Tidak perlu ke Bunaken, di sini saja sama. Sangat bagus dan indah," ujar dia.
Pria kelahiran Bandung ini berharap masyarakat dan penyelam khususnya dapat menjaga dan ikut melestarikan terumbu karang. Sebab, terumbu karang mempunyai fungsi penting dalam ekosistem laut, seperti sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat berkembang biak (spawning ground), tempat pembesaran (nursery ground), dan mencari makanan (feeding ground) bagi ribuan biota laut yang tinggal di dalam dan di sekitarnya.
Untuk diketahui, Buyung Lalana menamatkan pendidikan AKABRI Laut-nya pada tahun 1983. Kemudian masuk di Korps Baret Ungu (Marinir), salah satu Kotama di TNI AL yang akhirnya membesarkan namanya.
Sejak lulus di Kawah Candradimuka Bumimoro, puluhan penugasan diembannya dari misi Satgas Keris Timor Timur tahun 1984, Satgas Sapu Jagat Timor Timur tahun 1986, Satgas Cakra KTT Asean di Filipina tahun 1987, Latsitrada Nusantara 88 Kalimantan Barat, Satgas Kosektor I Ambon tahun 2001, Satgas Muara dan Perairan II Nangroe Aceh Darussalam tahun 2004 hingga Satgas Delegasi RI On Counter Of Terrorism tahun 2011.
Jabatan Yontaifib yang merupakan pasukan khusus Marinir juga pernah disandangnya yang kemudian dipercaya memegang jabatan Danpasmar 2. Dengan segudang pengalamannya itu, ia diamanatkan pimpinan TNI AL menjadi Danlantamal XI Merauke pada tahun 2013.
Puncak kariernya di korps bermotto Jaleshu Bhumyamca Jayamahe itu ialah menjabat sebagai Komandan Korps Marinir pada tahun 2015 menggantikan Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington.
Dengan karier dan segudang pengalamannya, dia bertekad terus menambah dan menjaga kondisi terumbu karang di seluruh pesirir pantai Indonesia. Termasuk wilayah Jawa Barat yang memiliki potensi laut luar biasa.
"Potensi kekayaan laut Jawa Barat sangat luar biasa jika dikelola dengan baik. Jabar memiliki dua pantai yakni utara dan selatan. Di pantai selatan, masih sangat besar potensinya, ungkap dia.
Hasil riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) menyebutkan kondisi terumbu karang di Indonesia akan punah pada 2050 jika upaya penyelamatan tidak dilakukan segera.
Berdasarkan data, sekitar 70% terumbu karang di sepanjanng pesisir pantai di Tanah Air kondisinya rusak dan memprihatinkan. Apalagi, kerusakan terumbu karang hampir terjadi setiap tahun.
Seperti diketahui, sebagai negara kepulauan dengan 17.504 pulau, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 75.000 km persegi atau mencapai 14% dari total terumbu karang yang ada di dunia.
Dengan fakta tersebut, Indonesia kini menempatkan terumbu karang sebagai ekosistem kelautan yang penting. Upaya melestarikan dan mengembalikan kembali terumbu karang yang rusak diperlukan tindakan nyata dan masif.
Sejumlah pecinta lingkungan habitat laut dan kelompok masyarakat mulai peduli dengan kondisi kerusakan terumbu karang di Indonesia. Korps Marinir TNI Angkatan Laut menjadi salah satu kelompok yang peduli terhadap lingkungan bawah laut, khususnya terumbu karang tersebut.
Bentuk nyata Koprs Marinir yang saat itu berada di bawah komando Mayjen Buyung Lalana melakukan penyelamatan karang nusantara dengan judul “Save Our Litoral Life” (SOLL).
Penyelamatan itu dilakukan dengan aksi menanam 1 juta bibit terumbu karang di 243 titik yang berada di 51 lokasi pantai di Indonesia dengan daerah seluas tanam mencapai 100 hektare tiap titiknya.
Buyung Lalana semakin dikenal sebagai (Klik: Jenderal Terumbu Karang) karena aksinya menanam 1 juta terumbu karang secara serentak di sepanjang pesisir pantai Indonesia pada Mei 2015 lalu.
“Perlu ada gerakan massal untuk bersama-sama menjalankan gerakan moral. Banyak terumbu karang di satu kawasan laut yang rusak. Tentu kita harus mengembalikan dan menjaga terumbu karang yang ada,” katanya usai melihat perkembangan dan pertumbuhan terumbu karang di kawasan Pantai Malalayang Manado, Sulawesi Utara, Minggu (30/7/2017).
Upaya calon gubernur Jawa Barat ini ternyata tidak sia-sia. Hasil kerja kerasnya bersama sejumlah elemen telah membuahkan hasil. Salah satunya adalah tumbuh dan berkembangnya bibit terumbu karang di satu titik di kawasan Pantai Malalayang.
Kepada SINDOnews, Buyung bercerita, bibit terumbu karang yang dulu pernah ditanam di area 100 hektare sudah bisa berkembang dengan baik. Dulu, banyak orang yang tidak percaya, terumbu karang dapat tumbuh dengan cepat. Setidaknya membutuhkan waktu 5-10 tahun agar terumbu karang bisa tumbuk baik.
Tapi, kenyataannya tidak. Sejumlah titik terumbu karang yang pernah dilakukan dalam gerakan 1 juta penanaman bibit terumbu karang sudah mulai berkembang. Salah satunya di kawasan Pantai Malalayang, Manado.
“Sangat indah. Saya tidak mengira bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Baru 2 tahun dari saat ditanam,” katanya usai menyelam bersama prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VIII Bitung Peltu Mar Godlife Latjandu.
Dia menyebutkan, keindahan terumbu karang yang sudah tumbuh ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. “Tidak perlu ke Bunaken, di sini saja sama. Sangat bagus dan indah," ujar dia.
Pria kelahiran Bandung ini berharap masyarakat dan penyelam khususnya dapat menjaga dan ikut melestarikan terumbu karang. Sebab, terumbu karang mempunyai fungsi penting dalam ekosistem laut, seperti sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat berkembang biak (spawning ground), tempat pembesaran (nursery ground), dan mencari makanan (feeding ground) bagi ribuan biota laut yang tinggal di dalam dan di sekitarnya.
Untuk diketahui, Buyung Lalana menamatkan pendidikan AKABRI Laut-nya pada tahun 1983. Kemudian masuk di Korps Baret Ungu (Marinir), salah satu Kotama di TNI AL yang akhirnya membesarkan namanya.
Sejak lulus di Kawah Candradimuka Bumimoro, puluhan penugasan diembannya dari misi Satgas Keris Timor Timur tahun 1984, Satgas Sapu Jagat Timor Timur tahun 1986, Satgas Cakra KTT Asean di Filipina tahun 1987, Latsitrada Nusantara 88 Kalimantan Barat, Satgas Kosektor I Ambon tahun 2001, Satgas Muara dan Perairan II Nangroe Aceh Darussalam tahun 2004 hingga Satgas Delegasi RI On Counter Of Terrorism tahun 2011.
Jabatan Yontaifib yang merupakan pasukan khusus Marinir juga pernah disandangnya yang kemudian dipercaya memegang jabatan Danpasmar 2. Dengan segudang pengalamannya itu, ia diamanatkan pimpinan TNI AL menjadi Danlantamal XI Merauke pada tahun 2013.
Puncak kariernya di korps bermotto Jaleshu Bhumyamca Jayamahe itu ialah menjabat sebagai Komandan Korps Marinir pada tahun 2015 menggantikan Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington.
Dengan karier dan segudang pengalamannya, dia bertekad terus menambah dan menjaga kondisi terumbu karang di seluruh pesirir pantai Indonesia. Termasuk wilayah Jawa Barat yang memiliki potensi laut luar biasa.
"Potensi kekayaan laut Jawa Barat sangat luar biasa jika dikelola dengan baik. Jabar memiliki dua pantai yakni utara dan selatan. Di pantai selatan, masih sangat besar potensinya, ungkap dia.
Hasil riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) menyebutkan kondisi terumbu karang di Indonesia akan punah pada 2050 jika upaya penyelamatan tidak dilakukan segera.
Berdasarkan data, sekitar 70% terumbu karang di sepanjanng pesisir pantai di Tanah Air kondisinya rusak dan memprihatinkan. Apalagi, kerusakan terumbu karang hampir terjadi setiap tahun.
Seperti diketahui, sebagai negara kepulauan dengan 17.504 pulau, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 75.000 km persegi atau mencapai 14% dari total terumbu karang yang ada di dunia.
Dengan fakta tersebut, Indonesia kini menempatkan terumbu karang sebagai ekosistem kelautan yang penting. Upaya melestarikan dan mengembalikan kembali terumbu karang yang rusak diperlukan tindakan nyata dan masif.
Sejumlah pecinta lingkungan habitat laut dan kelompok masyarakat mulai peduli dengan kondisi kerusakan terumbu karang di Indonesia. Korps Marinir TNI Angkatan Laut menjadi salah satu kelompok yang peduli terhadap lingkungan bawah laut, khususnya terumbu karang tersebut.
Bentuk nyata Koprs Marinir yang saat itu berada di bawah komando Mayjen Buyung Lalana melakukan penyelamatan karang nusantara dengan judul “Save Our Litoral Life” (SOLL).
Penyelamatan itu dilakukan dengan aksi menanam 1 juta bibit terumbu karang di 243 titik yang berada di 51 lokasi pantai di Indonesia dengan daerah seluas tanam mencapai 100 hektare tiap titiknya.
(rhs)