Niat Bertapa, Warga Temukan Tengkorak Manusia di Gunung Ciremai
A
A
A
MAJALENGKA - Warga Desa Aragalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Jawa Barat (Jabar), menemukan kerangka manusia berjenis kelamin perempuan di Gunung Ciremai, Minggu (22/7/2017) sekitar pukul 08.30 WIB.
Korban yang tinggal tengkorak dan tulang belulang itu mengenakan kaus biru bergaris hitam, jaket hitam bergaris merah, rok, dan selimut biru. Di samping kerangka korban, ditemukan pula tas hitam dengan tulisan berwarna merah muda.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, penemuan kerangka manusia yang diperkirakan telah meninggal dunia satu tahun lalu itu, terjadi secara tidak sengaja. Petugas menerima laporan dari Toto Suarto (49), pamong Desa Argalingga, pada Kamis (13/7/2017).
Kepada polisi, Toto Sunarto menuturkan, Kamis (13/7/2017), dia bersama 17 anggota keluarganya datang ke bumi perkemahan Argalingga untuk meminta restu atas pencalonannya sebagai kepala desa (kades) Argalingga, dari para leluhur yang diyakini bersemayam di keramat Petilasan Batu Sangkan. Salain Toto Sunarto, ikut dalam rombongan itu antara lain, Rudi, Nana yang menjadi juru kunci dan 14 orang lainnya.
Saat ritual digelar, Rudi, Didi yang merupakan anggota keluarga Toto, dan Nana, kesurupan. Roh yang merasuki tubuh ketiganya memberi petunjuk ada tiga kerangka manusia yang minta disempurnakan pemakamannya. Atas petunjuk gaib tersebut, Toto memimpin anggota keluarganya mencari kerangka manusia tersebut.
Rombongan Toto dan anggota keluarganya berangkat pada Minggu (23/7/2017) sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka menembus lebatnya hutan untuk mencari lokasi kerangka manusia tersebut. Rute pendakian dimulai dari Bumi Perkemahan Argalingga ke arah Blok Batugajah dan Blok Dilem. Perjalanan dilanjutkan ke Hutan Kayu Alam, ke kawasan Hutan Kayu Marga Satwa, sejajar dengan pos 3 Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Setelah melakukan pendakian selama lebih 3,5 jam, akhirnya Toto dan anggota keluarganya tiba di suatu lokasi dan menemukan satu kerangka manusia sekitar pukul 12.00 WIB. Kerangka manusia yang diduga berjenis kelamin perempuan ditemukan di hutan marga satwa yang lokasinya sejajar dengan pos 3 di TNGC.
Rombongan kembali melakukan pencarian untuk menemukan tengkorak lainnya. Namun pencarian terkendala hujan. Kemudian mereka kembali ke rumah dan melaporkan penemuan tersebut ke petugas TNGC dan Polres Kuningan.
“Saat ini korban masih di TKP. Dugaan sementara, korban yang telah menjadi tengkorak itu meninggal lebih satu tahun lalu di TNGC. Korban diduga pendaki gunung yang tersesat tidak bisa pulang dan kehabisan makanan atau air,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus.
Saat itu, ujar Yusri, Kapolsek Argapura Iptu Sarjio telah berkoordinasi dengan Camat Argapura Ateng D Heriawan dan Danramil Argapura Lettu TNI (Arm) Anto Heryanto untuk mengevakuasi korban.
Selain itu, Kanit Intelkam Polsek Argapura Ipda Ilham SS Dinata dan petugas Babinkamtibas juga melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait orang hilang di wilayah Argapura. “Rencananya evakuasi korban akan dilakukan pada Selasa 25 Juli 2017 yang dilakukan anggota Polsek Argapura, Koramil, petugas TNGC, tim Inafis Polres Majalengka, dan warga,” ujar Yusri.
Korban yang tinggal tengkorak dan tulang belulang itu mengenakan kaus biru bergaris hitam, jaket hitam bergaris merah, rok, dan selimut biru. Di samping kerangka korban, ditemukan pula tas hitam dengan tulisan berwarna merah muda.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, penemuan kerangka manusia yang diperkirakan telah meninggal dunia satu tahun lalu itu, terjadi secara tidak sengaja. Petugas menerima laporan dari Toto Suarto (49), pamong Desa Argalingga, pada Kamis (13/7/2017).
Kepada polisi, Toto Sunarto menuturkan, Kamis (13/7/2017), dia bersama 17 anggota keluarganya datang ke bumi perkemahan Argalingga untuk meminta restu atas pencalonannya sebagai kepala desa (kades) Argalingga, dari para leluhur yang diyakini bersemayam di keramat Petilasan Batu Sangkan. Salain Toto Sunarto, ikut dalam rombongan itu antara lain, Rudi, Nana yang menjadi juru kunci dan 14 orang lainnya.
Saat ritual digelar, Rudi, Didi yang merupakan anggota keluarga Toto, dan Nana, kesurupan. Roh yang merasuki tubuh ketiganya memberi petunjuk ada tiga kerangka manusia yang minta disempurnakan pemakamannya. Atas petunjuk gaib tersebut, Toto memimpin anggota keluarganya mencari kerangka manusia tersebut.
Rombongan Toto dan anggota keluarganya berangkat pada Minggu (23/7/2017) sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka menembus lebatnya hutan untuk mencari lokasi kerangka manusia tersebut. Rute pendakian dimulai dari Bumi Perkemahan Argalingga ke arah Blok Batugajah dan Blok Dilem. Perjalanan dilanjutkan ke Hutan Kayu Alam, ke kawasan Hutan Kayu Marga Satwa, sejajar dengan pos 3 Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Setelah melakukan pendakian selama lebih 3,5 jam, akhirnya Toto dan anggota keluarganya tiba di suatu lokasi dan menemukan satu kerangka manusia sekitar pukul 12.00 WIB. Kerangka manusia yang diduga berjenis kelamin perempuan ditemukan di hutan marga satwa yang lokasinya sejajar dengan pos 3 di TNGC.
Rombongan kembali melakukan pencarian untuk menemukan tengkorak lainnya. Namun pencarian terkendala hujan. Kemudian mereka kembali ke rumah dan melaporkan penemuan tersebut ke petugas TNGC dan Polres Kuningan.
“Saat ini korban masih di TKP. Dugaan sementara, korban yang telah menjadi tengkorak itu meninggal lebih satu tahun lalu di TNGC. Korban diduga pendaki gunung yang tersesat tidak bisa pulang dan kehabisan makanan atau air,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus.
Saat itu, ujar Yusri, Kapolsek Argapura Iptu Sarjio telah berkoordinasi dengan Camat Argapura Ateng D Heriawan dan Danramil Argapura Lettu TNI (Arm) Anto Heryanto untuk mengevakuasi korban.
Selain itu, Kanit Intelkam Polsek Argapura Ipda Ilham SS Dinata dan petugas Babinkamtibas juga melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait orang hilang di wilayah Argapura. “Rencananya evakuasi korban akan dilakukan pada Selasa 25 Juli 2017 yang dilakukan anggota Polsek Argapura, Koramil, petugas TNGC, tim Inafis Polres Majalengka, dan warga,” ujar Yusri.
(mcm)