Kisah Polisi Dirikan Perpustakaan Terapung di Rawas Ilir
A
A
A
MURATARA - Apa yang dilakukan petugas Polsek Rawas Ilir ini patut diapresiasi. Perahu polisi yang biasanya digunakan sebagai alat operasional melakukan pengamanan di aliran sungai mereka manfaatkan menjadi perpustakaan terapung.
Kini, perpustakaan terapung yang berada di daerah aliran sungai (DAS) di Rawas Ilir tersebut ramai dikunjungi pelajar. Masyarakat terutama pelajar kini dapat membaca buku tanpa harus keluar kecamatan. Apalagi jarak tempuh kecamatan menuju ibukota Kabupaten memakan waktu 3-4 jam perjalanan darat.
Kapolsek Rawas Ilir Iptu Fajri Anbiyaa, SIK menjelaskan apa yang melatarbelakangi berdirinya perpustakaan terapung. Kata dia, ide ini berawal dari Anggota Polsek Rawas ilir yang melaksanakan patroli air.
Saat itu mereka merasakan kejenuhan melakukan aktivitas di aliran sungai. Jangankan televisi, alat komunikasi ponsel pun sulit terjangkau di beberapa titik rute patroli air yang dilalui. Mereka (Anggota) harus melewatkan waktu yang panjang seharian untuk patroli di aliran sungai ataupun berhenti di spot-spot DAS yang ada.
“Nah untuk mengisi waktu sembari melaksanakan kegiatan kepolisian, Anggota membawa buku, koran, dan alat pancing. Ketika Kami membaca buku dan koran di tepian sungai Rawas, banyak anak-anak, remaja meminjam buku dan koran yang kami bawa,” tuturnya.
Sepertinya mereka haus informasi dan hiburan. Apalagi koneksi internet hanya dapat dinikmati di ibukota kecamatan dan beberapa desa saja. “Dari sana timbul ide kami untuk membuat perpustakaan terapung demi mewujudkan harapan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan,” katanya.
Mengenai bahan pustaka, Iptu Fajri mengatakan banyak mendapat bantuan sumbangan dari Anggota, Bhayangkari dan Tiga Pilar Kamtibmas Kecamatan Rawas Ilir. Namun, saat ini baru terdapat lebih kurang 100 buku dan koran sebagai bahan bacaan.
Kapolres Musi Rawas AKBP Pambudi, SIK mengapresiasi kegiatan anggotanya tersebut. Pola-pola mendekatkan diri dan menggalang masyarakat dapat dilaksanakan dengan berbagai macam bentuk terobosan sesuai karakter wilayah.
“Dengan Perpustakaan terapung ini, kami lihat sangat sederhana namun efektif. Bahaya Narkoba dan kenakalan remaja yang lain dapat dipangkas dengan mengisi waktu dengan hal-hal positif,” kata Pambudi.
Kini, perpustakaan terapung yang berada di daerah aliran sungai (DAS) di Rawas Ilir tersebut ramai dikunjungi pelajar. Masyarakat terutama pelajar kini dapat membaca buku tanpa harus keluar kecamatan. Apalagi jarak tempuh kecamatan menuju ibukota Kabupaten memakan waktu 3-4 jam perjalanan darat.
Kapolsek Rawas Ilir Iptu Fajri Anbiyaa, SIK menjelaskan apa yang melatarbelakangi berdirinya perpustakaan terapung. Kata dia, ide ini berawal dari Anggota Polsek Rawas ilir yang melaksanakan patroli air.
Saat itu mereka merasakan kejenuhan melakukan aktivitas di aliran sungai. Jangankan televisi, alat komunikasi ponsel pun sulit terjangkau di beberapa titik rute patroli air yang dilalui. Mereka (Anggota) harus melewatkan waktu yang panjang seharian untuk patroli di aliran sungai ataupun berhenti di spot-spot DAS yang ada.
“Nah untuk mengisi waktu sembari melaksanakan kegiatan kepolisian, Anggota membawa buku, koran, dan alat pancing. Ketika Kami membaca buku dan koran di tepian sungai Rawas, banyak anak-anak, remaja meminjam buku dan koran yang kami bawa,” tuturnya.
Sepertinya mereka haus informasi dan hiburan. Apalagi koneksi internet hanya dapat dinikmati di ibukota kecamatan dan beberapa desa saja. “Dari sana timbul ide kami untuk membuat perpustakaan terapung demi mewujudkan harapan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan,” katanya.
Mengenai bahan pustaka, Iptu Fajri mengatakan banyak mendapat bantuan sumbangan dari Anggota, Bhayangkari dan Tiga Pilar Kamtibmas Kecamatan Rawas Ilir. Namun, saat ini baru terdapat lebih kurang 100 buku dan koran sebagai bahan bacaan.
Kapolres Musi Rawas AKBP Pambudi, SIK mengapresiasi kegiatan anggotanya tersebut. Pola-pola mendekatkan diri dan menggalang masyarakat dapat dilaksanakan dengan berbagai macam bentuk terobosan sesuai karakter wilayah.
“Dengan Perpustakaan terapung ini, kami lihat sangat sederhana namun efektif. Bahaya Narkoba dan kenakalan remaja yang lain dapat dipangkas dengan mengisi waktu dengan hal-hal positif,” kata Pambudi.
(rhs)