Warga Jatim Tolak Calon Tunggal
A
A
A
SURABAYA - Upaya penggiringan calon tunggal di pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim terus dilakukan oleh sejumlah elite partai di Jawa Timur. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) salah satunya. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar (Cak Imin) ini terus melakukan gerilya ke sejumlah partai politik bersama calon jagoannya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Tujuannya, mereka mengusung calon yang sama pada Pilgub Jatim 2018. Bila ini terjadi, tidak ada kesempatan bagi kandidat lain untuk ikut dalam kontestasi Pilgub nanti. Sebaliknya, jagoan mereka (Gus Ipul) akan menjadi pemenangnya.
Hampir seluruh partai politik yang memiliki kursi di DPRD Jatim telah dirayu oleh PKB dan Gus Ipul untuk memuluskan skenario itu. Di antaranya adalah Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar, dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Nah, upaya penggiringan ini rupanya tidak dikehendaki oleh masyarakat Jawa Timur. Warga Jawa Timur masih menginginkan adanya proses demokrasi yang sehat. Artinya, perlu ada kontestasi antarkandidat. Karena itu, harus ada lebih dari satu calon pada Pilgub Jatim 2018.
Pesan warga Jawa Timur itu setidaknya tertuang di dalam hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) periode Juni 2017. Sebagaimana rilis hasil survei yang dilakukan SSC di salah satu hotel di Jalan Jemursari, Surabaya, sebanyak 80,20% warga Jatim menolak strategi itu. Sebaliknya, hanya 19,8% yang setuju.
Penolakan didasari hal itu tidak demokratis dan menunjukkan kegagalan dalam regenerasi kepemimpinan. "Publik Jatim semakin kritis. Hal ini memperlihatkan bahwa publik Jatim semakin literate dalam politik, sekaligus perkembangan ini memperlihatkan kepada kita semua bahwa nilai-nilai demokrasi mulai diakomodir dalam perpolitikan Jatim," ujar Direktur SSC Mochtar W Oetomo.
Argumen tersebut, kata Mochtar, juga dikuatkan dengan banyaknya bakal calon gubernur di luar Gus Ipul yang muncul belakangan. Dari survei yang dilakukan SSC pula, setidaknya ada empat tokoh di luar Gus Ipul yang layak untuk maju dalam Pilgub Jatim 2018.
Keempat tokoh tersebut adalah Tri Rismaharini 22,1%, Khofifah Indar Parawansa 13,9%. Lalu, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) 3,5%, dan La Nyalla Mattalitti sebesar 2,3% pendukung. Sedangkan nama-nama lain seperti Abdul Halim Iskandar, Hasan Aminuddin, Mahfud MD, Anang Hermansyah, Imam Nahrawi, Nurhayati Ali Assegaf, dan yang lainnya masih cukup jauh elektabilitasnya dibanding kelima kandidat di atas. Rata-rata perolehan dukungan mereka di kisaran angka 2% ke bawah. (Baca Juga: Jalur Istimewa untuk Khofifah dari PDIP)(zik)
Tujuannya, mereka mengusung calon yang sama pada Pilgub Jatim 2018. Bila ini terjadi, tidak ada kesempatan bagi kandidat lain untuk ikut dalam kontestasi Pilgub nanti. Sebaliknya, jagoan mereka (Gus Ipul) akan menjadi pemenangnya.
Hampir seluruh partai politik yang memiliki kursi di DPRD Jatim telah dirayu oleh PKB dan Gus Ipul untuk memuluskan skenario itu. Di antaranya adalah Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar, dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Nah, upaya penggiringan ini rupanya tidak dikehendaki oleh masyarakat Jawa Timur. Warga Jawa Timur masih menginginkan adanya proses demokrasi yang sehat. Artinya, perlu ada kontestasi antarkandidat. Karena itu, harus ada lebih dari satu calon pada Pilgub Jatim 2018.
Pesan warga Jawa Timur itu setidaknya tertuang di dalam hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) periode Juni 2017. Sebagaimana rilis hasil survei yang dilakukan SSC di salah satu hotel di Jalan Jemursari, Surabaya, sebanyak 80,20% warga Jatim menolak strategi itu. Sebaliknya, hanya 19,8% yang setuju.
Penolakan didasari hal itu tidak demokratis dan menunjukkan kegagalan dalam regenerasi kepemimpinan. "Publik Jatim semakin kritis. Hal ini memperlihatkan bahwa publik Jatim semakin literate dalam politik, sekaligus perkembangan ini memperlihatkan kepada kita semua bahwa nilai-nilai demokrasi mulai diakomodir dalam perpolitikan Jatim," ujar Direktur SSC Mochtar W Oetomo.
Argumen tersebut, kata Mochtar, juga dikuatkan dengan banyaknya bakal calon gubernur di luar Gus Ipul yang muncul belakangan. Dari survei yang dilakukan SSC pula, setidaknya ada empat tokoh di luar Gus Ipul yang layak untuk maju dalam Pilgub Jatim 2018.
Keempat tokoh tersebut adalah Tri Rismaharini 22,1%, Khofifah Indar Parawansa 13,9%. Lalu, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) 3,5%, dan La Nyalla Mattalitti sebesar 2,3% pendukung. Sedangkan nama-nama lain seperti Abdul Halim Iskandar, Hasan Aminuddin, Mahfud MD, Anang Hermansyah, Imam Nahrawi, Nurhayati Ali Assegaf, dan yang lainnya masih cukup jauh elektabilitasnya dibanding kelima kandidat di atas. Rata-rata perolehan dukungan mereka di kisaran angka 2% ke bawah. (Baca Juga: Jalur Istimewa untuk Khofifah dari PDIP)(zik)