Perayaan 20 Tahun Sister City
A
A
A
SURABAYA - Kolaborasi tarian Remo dan Yosakoi dari Kochi, Jepang, menjadi pembuka Festival Tari Yosakoi ke-15 yang digelar di halaman Taman Surya, Minggu (9/7). Festival tari Yosakoi kali ini juga menjadi penanda peringatan 20 tahun kerja sama kota kembar (sister-city) Kota Surabaya dengan Kota Kochi.
Lebih dari 100 penari ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari penari asal Jepang, Indonesia dan anak-anak sekolah di Kota Surabaya. Tak ketinggalan, Walikota Kochi, Seiya Okazaki juga ikut berlenggok mengitui irama tarian khas negeri sakura tersebut.
“Kami senang bisa menyambut keluarga besar dari Kochi di Surabaya. Kami berharap Surabaya bisa menjadi rumah kedua bagi Anda semua. Ini merupakan festival yang spesial dan perlu saya sampaikan bahwa di beberapa sekolah di Surabaya telah memiliki kelompok tari yosakoi,” ujar Wali Kota Tri Rismaharini.
Risma menyampaikan, selama ini kerja sama Surabaya-Kochi berwujud pada pertukaran pelajar, pertukaran budaya dan pertukaran ekonomi. Nah, ke depannya, akan ada peningkatan untuk menambah kualitas kerja sama kedua kota. Di antaranya pertukaran tenaga perawat.
“Jadi kita bisa mengirim perawat ke sana dan ternyata mereka membutuhkan perawat untuk bekerja di sana. Memang mereka bilang ada standar-standarnya. Tapi kami akan ikuti,” jelas wali kota.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menyampaikan perihal cruise (kapal pesiar) yang selama ini datang ke Kochi agar juga dipromosikan untuk datang ke Surabaya. Wali kota juga mengundang jajaran pemimpin Kota Kochi untuk hadir ketika Surabaya jadi tuan rumah Start Up Nation Summit pada 2018 mendatang.
Poin penting yang juga dibicarakan dalam pertemuan di ruang kerja wali kota adalah pembicaraan tentang mobil pemadam kebakaran (Damkar) yang di Jepang hanya bisa digunakan selama lima tahun. Wali kota berharap bisa memanfaatkan mobil Damkar yang sudah tidak terpakai di Jepang tersebut.
“Di sana pemakaian mobil Damkar cuma lima tahun. Bila sudah lima tahun, sebagus apapun dan meskipun jarang dipakai, harus diganti. Saya sampaikan minta itu dan Konjen Jepang siap menindaklanjuti. Kami butuh banyak (Damkar) agar posko pemadam kebakaran juga banyak sehingga waktu respons time nya bisa lebih cepat,”jelas.
Wali Kota Kochi, Seiya Okazaki menyampaikan akan mendalami hasil pembicaraan dengan Wali Kota Tri Rismaharini. Menurutnya, selama ini kerja sama Surabaya-Kochi berfokus pada tiga hal. Yakni pertukaran pelajar, pertukaran budara, dan pertukaran secara ekonomi.
“Kami tadi mengadakan kunjungan kehormatan ke Ibu Risma. Kami berdiskusi perihal pertukaran tenaga di bidang keperawatan, membantu untuk pemadam kebakaran dan Surabaya jadi tuan rumah pertemuan UKM. Kami akan mendalami diskusi tersebut,” ujar Seiya Okazaki.
Seiya menambahkan, kerja sama Kochi-Surabaya telah terjalin sejak 1997. Namun, sejak kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, kerja sama kedua kota semakin meluas. Salah satunya di bidang lingkungan hidup.
Lebih dari 100 penari ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari penari asal Jepang, Indonesia dan anak-anak sekolah di Kota Surabaya. Tak ketinggalan, Walikota Kochi, Seiya Okazaki juga ikut berlenggok mengitui irama tarian khas negeri sakura tersebut.
“Kami senang bisa menyambut keluarga besar dari Kochi di Surabaya. Kami berharap Surabaya bisa menjadi rumah kedua bagi Anda semua. Ini merupakan festival yang spesial dan perlu saya sampaikan bahwa di beberapa sekolah di Surabaya telah memiliki kelompok tari yosakoi,” ujar Wali Kota Tri Rismaharini.
Risma menyampaikan, selama ini kerja sama Surabaya-Kochi berwujud pada pertukaran pelajar, pertukaran budaya dan pertukaran ekonomi. Nah, ke depannya, akan ada peningkatan untuk menambah kualitas kerja sama kedua kota. Di antaranya pertukaran tenaga perawat.
“Jadi kita bisa mengirim perawat ke sana dan ternyata mereka membutuhkan perawat untuk bekerja di sana. Memang mereka bilang ada standar-standarnya. Tapi kami akan ikuti,” jelas wali kota.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menyampaikan perihal cruise (kapal pesiar) yang selama ini datang ke Kochi agar juga dipromosikan untuk datang ke Surabaya. Wali kota juga mengundang jajaran pemimpin Kota Kochi untuk hadir ketika Surabaya jadi tuan rumah Start Up Nation Summit pada 2018 mendatang.
Poin penting yang juga dibicarakan dalam pertemuan di ruang kerja wali kota adalah pembicaraan tentang mobil pemadam kebakaran (Damkar) yang di Jepang hanya bisa digunakan selama lima tahun. Wali kota berharap bisa memanfaatkan mobil Damkar yang sudah tidak terpakai di Jepang tersebut.
“Di sana pemakaian mobil Damkar cuma lima tahun. Bila sudah lima tahun, sebagus apapun dan meskipun jarang dipakai, harus diganti. Saya sampaikan minta itu dan Konjen Jepang siap menindaklanjuti. Kami butuh banyak (Damkar) agar posko pemadam kebakaran juga banyak sehingga waktu respons time nya bisa lebih cepat,”jelas.
Wali Kota Kochi, Seiya Okazaki menyampaikan akan mendalami hasil pembicaraan dengan Wali Kota Tri Rismaharini. Menurutnya, selama ini kerja sama Surabaya-Kochi berfokus pada tiga hal. Yakni pertukaran pelajar, pertukaran budara, dan pertukaran secara ekonomi.
“Kami tadi mengadakan kunjungan kehormatan ke Ibu Risma. Kami berdiskusi perihal pertukaran tenaga di bidang keperawatan, membantu untuk pemadam kebakaran dan Surabaya jadi tuan rumah pertemuan UKM. Kami akan mendalami diskusi tersebut,” ujar Seiya Okazaki.
Seiya menambahkan, kerja sama Kochi-Surabaya telah terjalin sejak 1997. Namun, sejak kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, kerja sama kedua kota semakin meluas. Salah satunya di bidang lingkungan hidup.
(rhs)