Selamat Jalan, Lupi...
A
A
A
PALEMBANG - Menjadi jurnalis nampaknya sudah menjadi keinginanmu. Selama 10 tahun menekuni profesi itu, sahabat, teman, dan adik kami, Retno Palupi, menorehkan semangat dalam karya-karya kejurnalistikannya.
Jurnalis KORAN SINDO Palembang ini juga cukup banyak menghasilkan prestasi. Terakhir, Retno yang akrab disapa Lupi berhasil memenangi ajang karya tulis jurnalistik skala nasional.
Akan tetapi, Yang Mahakuasa berkendak lain. Tepat pukul 15.55 WIB, hari Minggu (2/7/2017), Sang Khalik memintamu kembali kepadanya. Tidak hanya keluarga, sahabat serta teman karib seprofesi terhentak mendengar kabar duka tersebut. Kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam.
Hampir satu tahun, anak dari pasangan Mardjijo dan Siti Zaenab berjuang ini melawan virus leukemia yang membuatnya harus menjalani pengobatan intensif di rumah sakit. Meski sakit, ia masih tetap tegar dan bersemangat. Banyak teman yang berkunjung ke rumah sakit mengungkapkan keceriaanmu meski sedang melawan leukemia. Semangatmu tidak pudar.
Semangat dan pribadi ceriamu menjadi kisah semua orang yang pernah mengenalmu. Kecintaan para sahabat, teman, dan orang-orang yang mengenalmu terekam di hari peristirahatanmu. Para sahabat telah berkumpul, sejak engkau menjalani masa kritis di rumah sakit.
Senin pagi, di hari pemakamanmu, para sahabat datang berbondong-bondong dan rata-rata merupakan para jurnalis di Palembang. Mereka bercerita tentang kenangan dan kebaikan bersamamu, termasuk perjuanganmu melawan leukemia. Mereka mengenangmu sebagai pribadi yang baik.
Selain sahabat, ucapan belasungkawa dan bersedih atas kepergianmu juga meramaikan media sosial jurnalis di Palembang. Kepergianmu meninggalkan cerita baik. Semua mendoakan agar engkau khusnul khatimah.
Semangat profesimu sama dengan semangat solidaritasmu. Sejak kuliah, Lupi yang merupakan anak ketujuh dari delapan saudara telah aktif dalam berbagai gerakan dan aktivitas sosial. Mulai dari aksi di jalanan, diskusi terbuka, hingga kepemimpinan organisasi profesi. Terakhir, Lupi dipercaya sebagai Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang.
Lupi yang lahir pada 21 September 1982 dikenal dengan sikap kritisnya pada sejumlah permasalahan sosial. Ia sering berkumpul dengan organisasi petani, buruh, serta solidaritas pada aksi-aksi isu perempuan baik di Palembang dan juga di nasional. Meski sedang berbaring di rumah sakit pun, ia masih berusaha memberikan semangat perjuangan pada teman-teman seprofesi jurnalis. Lupi bukan hanya jurnalis namun juga aktivis yang bersolidaritas dengan sikap teguhnya.
Kegemarannya berorganisasi tidak saja saat kuliah dan sedang bekerja. Sebelumnya, saat di sekolah pun, ia kerap aktif dalam organisasi, dan itu terlihat dari mereka yang hadir di pemakamanmu.
Kesedihan mendalam, mengantarkanmu kembali pada sang pencipta. Semua mendoakan semoga engkau mendapatkan tempat yang terbaik di surga. Beristirahatlah sahabat. Cerita dan semangatmu, akan terus kami kenang sebagai pribadi yang energik dan suka berteman.
Selamat jalan, Lupi...
Jurnalis KORAN SINDO Palembang ini juga cukup banyak menghasilkan prestasi. Terakhir, Retno yang akrab disapa Lupi berhasil memenangi ajang karya tulis jurnalistik skala nasional.
Akan tetapi, Yang Mahakuasa berkendak lain. Tepat pukul 15.55 WIB, hari Minggu (2/7/2017), Sang Khalik memintamu kembali kepadanya. Tidak hanya keluarga, sahabat serta teman karib seprofesi terhentak mendengar kabar duka tersebut. Kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam.
Hampir satu tahun, anak dari pasangan Mardjijo dan Siti Zaenab berjuang ini melawan virus leukemia yang membuatnya harus menjalani pengobatan intensif di rumah sakit. Meski sakit, ia masih tetap tegar dan bersemangat. Banyak teman yang berkunjung ke rumah sakit mengungkapkan keceriaanmu meski sedang melawan leukemia. Semangatmu tidak pudar.
Semangat dan pribadi ceriamu menjadi kisah semua orang yang pernah mengenalmu. Kecintaan para sahabat, teman, dan orang-orang yang mengenalmu terekam di hari peristirahatanmu. Para sahabat telah berkumpul, sejak engkau menjalani masa kritis di rumah sakit.
Senin pagi, di hari pemakamanmu, para sahabat datang berbondong-bondong dan rata-rata merupakan para jurnalis di Palembang. Mereka bercerita tentang kenangan dan kebaikan bersamamu, termasuk perjuanganmu melawan leukemia. Mereka mengenangmu sebagai pribadi yang baik.
Selain sahabat, ucapan belasungkawa dan bersedih atas kepergianmu juga meramaikan media sosial jurnalis di Palembang. Kepergianmu meninggalkan cerita baik. Semua mendoakan agar engkau khusnul khatimah.
Semangat profesimu sama dengan semangat solidaritasmu. Sejak kuliah, Lupi yang merupakan anak ketujuh dari delapan saudara telah aktif dalam berbagai gerakan dan aktivitas sosial. Mulai dari aksi di jalanan, diskusi terbuka, hingga kepemimpinan organisasi profesi. Terakhir, Lupi dipercaya sebagai Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang.
Lupi yang lahir pada 21 September 1982 dikenal dengan sikap kritisnya pada sejumlah permasalahan sosial. Ia sering berkumpul dengan organisasi petani, buruh, serta solidaritas pada aksi-aksi isu perempuan baik di Palembang dan juga di nasional. Meski sedang berbaring di rumah sakit pun, ia masih berusaha memberikan semangat perjuangan pada teman-teman seprofesi jurnalis. Lupi bukan hanya jurnalis namun juga aktivis yang bersolidaritas dengan sikap teguhnya.
Kegemarannya berorganisasi tidak saja saat kuliah dan sedang bekerja. Sebelumnya, saat di sekolah pun, ia kerap aktif dalam organisasi, dan itu terlihat dari mereka yang hadir di pemakamanmu.
Kesedihan mendalam, mengantarkanmu kembali pada sang pencipta. Semua mendoakan semoga engkau mendapatkan tempat yang terbaik di surga. Beristirahatlah sahabat. Cerita dan semangatmu, akan terus kami kenang sebagai pribadi yang energik dan suka berteman.
Selamat jalan, Lupi...
(kri)