Jembatan di Pelabuhan Ambruk, 40 Orang Tercebur ke Laut
A
A
A
MERANTI - Ruang tunggu jembatan penumpang Tanjunggadai, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ambruk. Akibatnya, sekitar 40 orang penumpang tercebur ke laut, Selasa (27/6/2017) pagi. Para penumpang nahas itu hendak berangkat ke Selatpanjang. Mereka berada di ujung jembatan.
Tiba-tiba jembatan yang terbuat dari kayu tersebut goyang dan langsung ambruk seketika. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Karena kondisi air laut sedang surut.
Kades Tanjunggadai, Rasyid, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kata Rasyid, jembatan itu ambruk karena dimakan usia. Jembatan itu dibangun masyarakat setempat saat Kepulauan Meranti masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis."Jembatan itu dibangun Zaman Bengkalis, secara swadaya masyarakat," kata Rasyid.
Rasyid mengatakan, di Tanjunggadai ada dua pelabuhan. Satu dibangun secara swadaya masyarakat dan satu lagi dibangun Pemkab Bengkalis.
Hanya saja, untuk Pelabuhan Bengkalis ini tidak dilengkapi atap pada ruang tunggu. Sehingga masyarakat lebih sering menggunakan pelabuhan kayu (yang ambruk itu).
"Atas kejadian ini, kita gotong royong agar masyarakat mau menggunakan pelabuhan dari Pemkab Bengkalis. Sebetulnya pelabuhan kayu tak layak pakai, tapi ruang tunggunya ada atap," ujar Rasyid.
Rasyid mengatakan, korban yang tercebur ke laut, hanya satu yang mengalami luka ringan di bagian kening. Sementara 39 orang lainnya hanya basah kuyup. "Tidak ada yang cedera parah. Malah yang luka di kening tidak mau dijahit," ungkap Rasyid.
Atas kerusakan yang terjadi, Pemdes Tanjunggadai tetap akan memperbaiki jembatan tersebut. Jembatan kayu tetap difungsikan, sementara di Jembatan Pemda akan dipasang atap.
"Tetap kita perbaiki. Kalau satu pelabuhan, terjadi kerusakan akan menghambat aktivitas warga. Kita perbaiki menggunakan dana desa," kata Radyid.
Madi, salah seorang warga setempat mengatakan, jembatan ambruk karena tiang kayu sudah ada yang putus. Hanya saja, kerusakan tidak terlihat lantaran tiang jembatan yang putus sering terendam air.
Tiba-tiba jembatan yang terbuat dari kayu tersebut goyang dan langsung ambruk seketika. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Karena kondisi air laut sedang surut.
Kades Tanjunggadai, Rasyid, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kata Rasyid, jembatan itu ambruk karena dimakan usia. Jembatan itu dibangun masyarakat setempat saat Kepulauan Meranti masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis."Jembatan itu dibangun Zaman Bengkalis, secara swadaya masyarakat," kata Rasyid.
Rasyid mengatakan, di Tanjunggadai ada dua pelabuhan. Satu dibangun secara swadaya masyarakat dan satu lagi dibangun Pemkab Bengkalis.
Hanya saja, untuk Pelabuhan Bengkalis ini tidak dilengkapi atap pada ruang tunggu. Sehingga masyarakat lebih sering menggunakan pelabuhan kayu (yang ambruk itu).
"Atas kejadian ini, kita gotong royong agar masyarakat mau menggunakan pelabuhan dari Pemkab Bengkalis. Sebetulnya pelabuhan kayu tak layak pakai, tapi ruang tunggunya ada atap," ujar Rasyid.
Rasyid mengatakan, korban yang tercebur ke laut, hanya satu yang mengalami luka ringan di bagian kening. Sementara 39 orang lainnya hanya basah kuyup. "Tidak ada yang cedera parah. Malah yang luka di kening tidak mau dijahit," ungkap Rasyid.
Atas kerusakan yang terjadi, Pemdes Tanjunggadai tetap akan memperbaiki jembatan tersebut. Jembatan kayu tetap difungsikan, sementara di Jembatan Pemda akan dipasang atap.
"Tetap kita perbaiki. Kalau satu pelabuhan, terjadi kerusakan akan menghambat aktivitas warga. Kita perbaiki menggunakan dana desa," kata Radyid.
Madi, salah seorang warga setempat mengatakan, jembatan ambruk karena tiang kayu sudah ada yang putus. Hanya saja, kerusakan tidak terlihat lantaran tiang jembatan yang putus sering terendam air.
(sms)