Hilang Diterkam Buaya, Jasad Pria Ini Ditemukan dengan Bantuan Pawang
A
A
A
PANGKALAN BALAI - Ibrahim (26) warga Dusun Sakatiga, Desa Santan Sari, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, diterkam buaya muara di lokasi sekitar lahan perkebunan PT KAM Desa Santan Sari, Selasa 6 Juni 2017. Namun jasad korban baru bisa ditemukan pada Rabu (7/6/2017) dengan bantuan pawang buaya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut bermula ketika korban Ibrahim, pada Selasa sekitar pukul 15.00 WIB, pergi mencari rumput di lokasi kejadian untuk makanan ternaknnya.
Namun setelah sekian lama ditunggu hingga pukul 18.00 WIB, korban tak kunjung kembali, hingga akhirnya ayah korban pergi mencari sang anaknya tersebut.
Setelah tiba di lokasi, ayah korban hanya menemukan sepeda motor, sandal dan alat pancing anaknya.
Setelah dicari dan menelusuri seputar areal lokasi, tapi korban tetap tidak terlihat. Akhirnya ayah korban kembali ke desa dan memanggil warga untuk minta bantuan mencari anaknya tersebut dan wargapun beramai-ramai mencari korban Ibrahim.
Sehingga pada Rabu (7/6/2017) sekitar pukul 08.00 WIB warga dibantu pihak kepolisian mencari korban.
Sekitar pukul 08.30 WIB, Kades Santan Sari dan warga yang mencari korban sempat melihat tangan korban yang muncul dari permukaan air parit rerumputan yang dikelilingi oleh sekitar lima ekor buaya, tetapi tenggelam kembali.
"Memang setiap dua hari sekali, suami saya (korban) biasa mengambil rumput disana untuk makanan sapi. Tapi saya tidak menyangka kalau kemarin menjadi hari yang nahas buatnya," kata Sumanti (23) istri korban ketika ditemui di rumah duka, Rabu (7/6/2017).
Abdul Wahid ayah korban mengaku, jika disaat melakukan pencarian terhadap korban, ada beberapa warga yang melihat keberadaan tiga ekor buaya yang mencul di air sungai galian atau rawa.
"Saat melakukan pencarian, ada warga melihat buaya, jadi kami menyimpulkan anak saya telah diterkam oleh buaya. Makanya saya memutuskan untuk memanggil pawang buaya untuk membantu mencari anak saya. Akhirnya, anak saya baru ditemukan dengan kondisi luka robek di sekujur tubuh," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Banyuasin Indra Hadi mengatakan, saat pertama kali ditemukan, jasad korban mengambang di parit kanal PT KAM, sekitar pukul 11.30 WIB sekitar satu 1 km dari lokasi kejadian dengan kondisi tanpa busana, pinggangnya koyak dan perutnya diperkirakan sudah dimangsa buaya.
"Jasad korban ditemukan diperbatasan Desa Pulau Kemuning dengan Dusun Sakatiga oleh warga dan anggota BPBD Banyuasin. Sekujur tubuh korban mengalami luka robek, tapi yang parah di bagian perut," ujar dia.
Kemudian, kata dia, jasad korban langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dievakuasi ke rumah duka dengan menggunakan kendaraan milik perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Dia juga menghimbau, agar warga selalu waspada dan tidak keluar sendirian ke dekat perairan, terutama saat air sedang pasang.
"Kami juga mengingatkan pada instansi terkait, yakni BKSDA agar mengambil tindakan. Sudah banyak warga yang jadi korban, jangan sampai bertambah lagi," tandasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut bermula ketika korban Ibrahim, pada Selasa sekitar pukul 15.00 WIB, pergi mencari rumput di lokasi kejadian untuk makanan ternaknnya.
Namun setelah sekian lama ditunggu hingga pukul 18.00 WIB, korban tak kunjung kembali, hingga akhirnya ayah korban pergi mencari sang anaknya tersebut.
Setelah tiba di lokasi, ayah korban hanya menemukan sepeda motor, sandal dan alat pancing anaknya.
Setelah dicari dan menelusuri seputar areal lokasi, tapi korban tetap tidak terlihat. Akhirnya ayah korban kembali ke desa dan memanggil warga untuk minta bantuan mencari anaknya tersebut dan wargapun beramai-ramai mencari korban Ibrahim.
Sehingga pada Rabu (7/6/2017) sekitar pukul 08.00 WIB warga dibantu pihak kepolisian mencari korban.
Sekitar pukul 08.30 WIB, Kades Santan Sari dan warga yang mencari korban sempat melihat tangan korban yang muncul dari permukaan air parit rerumputan yang dikelilingi oleh sekitar lima ekor buaya, tetapi tenggelam kembali.
"Memang setiap dua hari sekali, suami saya (korban) biasa mengambil rumput disana untuk makanan sapi. Tapi saya tidak menyangka kalau kemarin menjadi hari yang nahas buatnya," kata Sumanti (23) istri korban ketika ditemui di rumah duka, Rabu (7/6/2017).
Abdul Wahid ayah korban mengaku, jika disaat melakukan pencarian terhadap korban, ada beberapa warga yang melihat keberadaan tiga ekor buaya yang mencul di air sungai galian atau rawa.
"Saat melakukan pencarian, ada warga melihat buaya, jadi kami menyimpulkan anak saya telah diterkam oleh buaya. Makanya saya memutuskan untuk memanggil pawang buaya untuk membantu mencari anak saya. Akhirnya, anak saya baru ditemukan dengan kondisi luka robek di sekujur tubuh," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Banyuasin Indra Hadi mengatakan, saat pertama kali ditemukan, jasad korban mengambang di parit kanal PT KAM, sekitar pukul 11.30 WIB sekitar satu 1 km dari lokasi kejadian dengan kondisi tanpa busana, pinggangnya koyak dan perutnya diperkirakan sudah dimangsa buaya.
"Jasad korban ditemukan diperbatasan Desa Pulau Kemuning dengan Dusun Sakatiga oleh warga dan anggota BPBD Banyuasin. Sekujur tubuh korban mengalami luka robek, tapi yang parah di bagian perut," ujar dia.
Kemudian, kata dia, jasad korban langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dievakuasi ke rumah duka dengan menggunakan kendaraan milik perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Dia juga menghimbau, agar warga selalu waspada dan tidak keluar sendirian ke dekat perairan, terutama saat air sedang pasang.
"Kami juga mengingatkan pada instansi terkait, yakni BKSDA agar mengambil tindakan. Sudah banyak warga yang jadi korban, jangan sampai bertambah lagi," tandasnya.
(sms)