Menpar Minta Destinasi Wisata Musi Terus Dikembangkan
A
A
A
PALEMBANG - Sebagai ikon utama pariwisata di Sumsel, terutama Palembang keberadaan Sungai Musi memerlukan pengembangan destinasi wisata. Apalagi pada 2018 saat Palembang menjadi tuan rumah Asian Games, Sungai Musi menjadi desnitasi wisata nasional oleh pemerintah pusat.
Karena itu, kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pemerintah daerah hendaknya lebih serius mengembangan destinasi wisata di sepanjang Sungai Musi. Mengingat, Sungai Musi merupakan ikon utama dari potensi daerah Sumsel.
“Destinasi wisata sungai Musi harus digarap betul-betul. Sebagai ikon, sungai Musi mampu bisa dikembangkan pada destinasi wisata yang lebih beragam, apalagi saat Palembang menjadi tuan rumah Asian Games,” ujarnya usai melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang, Rabu 31 Mei kemarin.
Saat ini, sudah terdapat 33 destinasi wisata di sepanjang Sungai Musi dengan penawaran wisata yang berbeda, mulai dari Kampung Al-Munawwar, Pulau Kemarau yang keberadaannya juga berada di sepanjang Sungai Musi.
“Saya melihat Palembang, terutama Sumsel akan bisa lebih mampu mengembangkan destinasi wisata alam (nature) yakni sungai dan lainnya,” kata Arief Yahya.
Apalagi, Sumsel juga sudah diarahkan menjadi provinsi olahraga dengan kemasan pariwisatanya, sport turism. Dengan potensi wisata yang besar, kata Arief, Sumsel membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) Pariwisata yang handal.
Kesiapan tenaga kerja tersebut sudah dipersiapkan pemerintah daerah, melalui keberadaan Poltekpar Palembang. Tahun ini, merupakan tahun kedua aktivitas pengajaran di Poltekpar meski pembangunan sarana gedung baru dibangun,
“Rencanannya ada 25 gedung yang akan dibangun, namun tahun ini dua gedung dahulu. Jumlah mahasiswa Poltekpar Palembang kian bertambah. Tahun ini, sudah 400 mahasiswa dan sebelumnya 200 mahasiswa. Poltekpar Palembang menjadi sumber dari tenaga kerja pariwisata di Sumsel dan bisa juga mendunia,” timpalnya.
Dia menerangkan kebutuhan sumber daya pariwisata di Indonesia terus meningkat. Serapan atas tenaga kerja pariwisata sangat tinggi. Pemerintah daerah tidak perlu khawatir dalam penyaluran tenaga kerja pariwisata yang selama ini selalu diserap pasar tenaga kerja.
Catatannya, saat job fair dengan penawaran sekitar 15.000 lowongan bagi tenaga kerja pariwisata, namun yang melamar hanya sekitar 4.000 orang.
“Optimistis nantinya, lulusan (output) Poltekpar bisa juga bersaing atau bersertifikat internasional. Tidak perlu ragu dalam pengembangan tenaga kerja pariwisata, saat pariwisatanya mampu dikembangkan dengan optimal,” timpal dia.
Dikatakan dia, Sumsel terutama Palembang yang akan menjadi tuan rumah berbagai event olahraga internasional, seperti MXGP memberikan nilai promosi wisata yang tinggi. Meski, pemerintah daerah juga harus bersiap dengan promosi berbagai keunggulan daerah, seperti kuliner, alam (nature) dan fashion (industri kreatif).
“Untuk sebuah even skala dunia, seperti MXGP, jumlah wisatawan manca negera hanya sekitar 5.000 orang dengan nilai pendapatan yang bisa diambil sekitar Rp5 miliar. Namun dengan kehadiran 5.000 orang asing ini, nilai promosi wisata Sumsel bisa mencapai Rp2 triliun. Direct Efect (pengaruh langsungnya) bisa diciptakan dengan promosi wisata lainnya, misalnya kuliner yang menjanjikan 40% promosi daerah dan promosi wisata lainnya,” terang Arief.
Sebelum menghadiri peletakkan batu pertama, Arief berkesempatan mengunjungi kampung Almunawar dan meninjau lokasi venue di kawasan Jakabaring Sport City (JSC).
Ditambahkan Arief, pembangunan Poltekpar Palembang yang berbarengan dengan Poltekpar Lombok hendaknya menampilkan potensi yang beda. Dalam pembelajaran nantinya, Poltepar Palembang dapat menciptakan program studi (prodi) Sport Turism. Keberadaan venue di JSC menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa prodi tersebut.
“Palembang sudah punya 325 hektare luasan JSC yang bisa menjadi sarana pembelajaran mahasiswa. Ini potensi yang seharusnya dikembangkan. Dari enam Poltekpar dibawah kementrian pariwisata, saya usulkan hanya Poltekpar Palembang yang memiliki prodi sport turism,” pungkas Arief.
Peletakkan batu pertama juga dilakukan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dan Wali Kota Palembang Harnojoyo serta Kadis Pariwisata Sumsel Irene Camelyn.
Sementara Kadis Pariwisata Sumsel Irene Camelyn menjelaskan, keinginan pemerintah pusat mengembangkan destinasi wisata sungai Musi juga sejalan dengan penetapan kawasan pengembangan wisata yang sudah dilakukan pemerintah daerah, yakni Kota Palembang dan Pagaralam.
“Ini menjadi tantangan baik di provinsi dan Kota Palembang, menjadikan Sungai Musi lebih banyak destinasi wisata,” katanya.
Mengenai kesiapan prodi sport turisme, dia mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi tim tenaga pengajar. Saat ini, Poltekpar Palembang memiliki empat program studi dan untuk prodi spor turism akan disusul pada tahun depan. “Jika tahun ajaran ini, sudah tidak sempat, karena Poltekpar sudah menerima 400 mahasiswa,” tandasnya.SaveSaveSave
Karena itu, kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pemerintah daerah hendaknya lebih serius mengembangan destinasi wisata di sepanjang Sungai Musi. Mengingat, Sungai Musi merupakan ikon utama dari potensi daerah Sumsel.
“Destinasi wisata sungai Musi harus digarap betul-betul. Sebagai ikon, sungai Musi mampu bisa dikembangkan pada destinasi wisata yang lebih beragam, apalagi saat Palembang menjadi tuan rumah Asian Games,” ujarnya usai melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang, Rabu 31 Mei kemarin.
Saat ini, sudah terdapat 33 destinasi wisata di sepanjang Sungai Musi dengan penawaran wisata yang berbeda, mulai dari Kampung Al-Munawwar, Pulau Kemarau yang keberadaannya juga berada di sepanjang Sungai Musi.
“Saya melihat Palembang, terutama Sumsel akan bisa lebih mampu mengembangkan destinasi wisata alam (nature) yakni sungai dan lainnya,” kata Arief Yahya.
Apalagi, Sumsel juga sudah diarahkan menjadi provinsi olahraga dengan kemasan pariwisatanya, sport turism. Dengan potensi wisata yang besar, kata Arief, Sumsel membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) Pariwisata yang handal.
Kesiapan tenaga kerja tersebut sudah dipersiapkan pemerintah daerah, melalui keberadaan Poltekpar Palembang. Tahun ini, merupakan tahun kedua aktivitas pengajaran di Poltekpar meski pembangunan sarana gedung baru dibangun,
“Rencanannya ada 25 gedung yang akan dibangun, namun tahun ini dua gedung dahulu. Jumlah mahasiswa Poltekpar Palembang kian bertambah. Tahun ini, sudah 400 mahasiswa dan sebelumnya 200 mahasiswa. Poltekpar Palembang menjadi sumber dari tenaga kerja pariwisata di Sumsel dan bisa juga mendunia,” timpalnya.
Dia menerangkan kebutuhan sumber daya pariwisata di Indonesia terus meningkat. Serapan atas tenaga kerja pariwisata sangat tinggi. Pemerintah daerah tidak perlu khawatir dalam penyaluran tenaga kerja pariwisata yang selama ini selalu diserap pasar tenaga kerja.
Catatannya, saat job fair dengan penawaran sekitar 15.000 lowongan bagi tenaga kerja pariwisata, namun yang melamar hanya sekitar 4.000 orang.
“Optimistis nantinya, lulusan (output) Poltekpar bisa juga bersaing atau bersertifikat internasional. Tidak perlu ragu dalam pengembangan tenaga kerja pariwisata, saat pariwisatanya mampu dikembangkan dengan optimal,” timpal dia.
Dikatakan dia, Sumsel terutama Palembang yang akan menjadi tuan rumah berbagai event olahraga internasional, seperti MXGP memberikan nilai promosi wisata yang tinggi. Meski, pemerintah daerah juga harus bersiap dengan promosi berbagai keunggulan daerah, seperti kuliner, alam (nature) dan fashion (industri kreatif).
“Untuk sebuah even skala dunia, seperti MXGP, jumlah wisatawan manca negera hanya sekitar 5.000 orang dengan nilai pendapatan yang bisa diambil sekitar Rp5 miliar. Namun dengan kehadiran 5.000 orang asing ini, nilai promosi wisata Sumsel bisa mencapai Rp2 triliun. Direct Efect (pengaruh langsungnya) bisa diciptakan dengan promosi wisata lainnya, misalnya kuliner yang menjanjikan 40% promosi daerah dan promosi wisata lainnya,” terang Arief.
Sebelum menghadiri peletakkan batu pertama, Arief berkesempatan mengunjungi kampung Almunawar dan meninjau lokasi venue di kawasan Jakabaring Sport City (JSC).
Ditambahkan Arief, pembangunan Poltekpar Palembang yang berbarengan dengan Poltekpar Lombok hendaknya menampilkan potensi yang beda. Dalam pembelajaran nantinya, Poltepar Palembang dapat menciptakan program studi (prodi) Sport Turism. Keberadaan venue di JSC menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa prodi tersebut.
“Palembang sudah punya 325 hektare luasan JSC yang bisa menjadi sarana pembelajaran mahasiswa. Ini potensi yang seharusnya dikembangkan. Dari enam Poltekpar dibawah kementrian pariwisata, saya usulkan hanya Poltekpar Palembang yang memiliki prodi sport turism,” pungkas Arief.
Peletakkan batu pertama juga dilakukan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dan Wali Kota Palembang Harnojoyo serta Kadis Pariwisata Sumsel Irene Camelyn.
Sementara Kadis Pariwisata Sumsel Irene Camelyn menjelaskan, keinginan pemerintah pusat mengembangkan destinasi wisata sungai Musi juga sejalan dengan penetapan kawasan pengembangan wisata yang sudah dilakukan pemerintah daerah, yakni Kota Palembang dan Pagaralam.
“Ini menjadi tantangan baik di provinsi dan Kota Palembang, menjadikan Sungai Musi lebih banyak destinasi wisata,” katanya.
Mengenai kesiapan prodi sport turisme, dia mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi tim tenaga pengajar. Saat ini, Poltekpar Palembang memiliki empat program studi dan untuk prodi spor turism akan disusul pada tahun depan. “Jika tahun ajaran ini, sudah tidak sempat, karena Poltekpar sudah menerima 400 mahasiswa,” tandasnya.SaveSaveSave
(sms)