Hilang 8 Hari di Hutan Kemenyan, Bastian Ditemukan Tak Bernyawa

Senin, 08 Mei 2017 - 22:57 WIB
Hilang 8 Hari di Hutan...
Hilang 8 Hari di Hutan Kemenyan, Bastian Ditemukan Tak Bernyawa
A A A
TARUTUNG - Setelah dinyatakan hilang selama delapan hari, Bastian Pakpahan petani kemenyan warga Dusun Tangga Hambing, Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) ditemukan tidak bernyawa. Bastian ditemukan warga di kawasan Hutan Kemenyan yang diperkirakan berjarak sekitar 15 kilometer dari perkampungan warga.

Humas Polres Taput, Ipda W Baringbing mengatakan Bastian pakpahan ditemukan di hutan pada Hari Senin (8/5/2017) sekitar pukul 11.30 WIB. Bastian ditemukan dalam keadaan tergetak dengan kondisi tubuhnya sudah mulai membusuk.

“Kita membagi enam tim yang terdiri dari warga dan petugas TNI serta Polri. Enam tim ini menyisir kawasan hutan. Sementara yang menemukan bastian adalah rombongan tim dua,” katanya kepada KORAN SINDO .

Dari pemaparan Baringbing, tim dua menemukan korban sudah tewas di tengah-tengah hutan. Tim dua menemukan Bastian setelah melihat adanya tali terlilit di pohon kemenyan.

Tim dua curiga tali tersebut merupakan milik Bastian. Pasalnya tidak ada orang di kawasan hutan tersebut. Kemudian tim dua melakukan penyisiran di sekitar penemuan tali. Serta melihat jasad Bastian tergeletak diantara lalang dan rerumputan.

“Kita meminta Bastian dievakuasi. Serta proses evakuasi dari hutan membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan hitungan kami berkisar tiga jam,” jelasnya.

Setelah dievakuasi korban dibawa ke kampung dan selanjutnya dibersihkan ke Puskesmas Pangaribuan karena korban sudah mulai membusuk dan bengkak.

Namun hingga saat ini pihak kepolisian belum dapat memberikan keterangan penyebab kematian, serta perkiraan waktu kematian korban. Karena yang dapat menentukan hasil tersebut hanyalah visum.

Selain itu dari hasil pengumpulan informasi tidak ditemukan keterangan janggal atau konflik Bastian dengan warga sekitar.

“Jadi penentu dari keterangan kematian hanya hasil autopsi. Kita sedang bernegoisasi dengan pihak keluarga agar jasad Bastian diizinkan untuk divisum. Karena pihak kepolisian tidak dapat melihat adanya tanda-tanda penyebab kematian yang janggal akibat jasad korban sudah bengkak dan busuk,” katanya.

Sementara itu salah seorang warga Pakpahan, Ronny Edy Pakpahan mengatakan bahwa mereka mengetahui Bastian meninggal setelah mendengar informasi dari tim yang turun ke hutan.

Mereka sangat terkejut, karena biasanya petani kemenyan akan pulang disaat malam hari. Sementara Bastian tidak pulang berhari-hari bahkan pada akhirnya ditemukan tidak bernyawa. “Kita berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap kasus ini,” jelasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1520 seconds (0.1#10.140)