Tradisi Tumbuk Lesung Terancam Punah

Senin, 08 Mei 2017 - 09:12 WIB
Tradisi Tumbuk Lesung Terancam Punah
Tradisi Tumbuk Lesung Terancam Punah
A A A
PANGANDARAN - Tradisi tumbuk lesung atau proses pengolahan hasil bumi seperti padi kering untuk menjadi beras atau palawija, kini mulai terancam punah. Tradisi tersebut biasanya dilakukan secara gotong royong dengan jumlah pelaku disesuaikan berdasarkan kebutuhan ukuran lesung yang digunakan.

Salah satu warga Desa Cintaratu, Kecamatan Parigi, Pangandaran, Jawa Barat, Aceng (69) mengatakan, di beberapa daerah pedalaman tradisi tumbuk lesung masih dilakukan. Namun, lesung yang digunakan hanya berukuran kecil.

"Kalau lesung yang ukurannya besar biasanya digunakan untuk menumbuk padi dengan cara dikerjakan secara gotong royong, sedangkan yang ukuran kecil hanya untuk digunakan menumbuk palawija dan digunakan oleh satu orang," kata Aceng.

Aceng menjelaskan, prosesi tumbuk lesung menggunakan dua variabel alat di antaranya lulumpang dan halu-halu. Lulumpang terbuat dari kayu berbentuk hampir mirip seperti perahu, sedangkan halu-halu terbuat dari kayu berbentuk tongkat.

"Padi atau palawija yang hendak ditumbuk disimpan dalam lulumpang dan selanjutnya ditumbuk menggunakan halu-halu."

Dalam kegiatan tumbuk lesung, ada keunikan seperti mengeluarkan suara saat prosesi tumbuk lesung dengan nada yang khas. Selain itu juga sebagai salah satu falsafah gotong royong dalam kehidupan masyarakat. "Namun saat ini tradisi tumbuk lesung hanya menjadi kenangan dan menjadi hal yang unik yang sering dipentaskan dalam rangkaian event kesundaan," kata Aceng.

Aceng mengatakan, tradisi tersebut merupakan warisan para leluhur yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam. Agar tradisi tersebut tidak punah, beberapa kelompok peguat wisata alam di Pangandaran kini mulai menggelar pertunjukan tradisi tumbuk lesung.

"Biasanya tradisi tumbuk lesung dipentaskan di lokasi objek wisata alam Jojogan di Desa Cintaratu, Kecamatan Parigi. Sejak tradisi ini dilakukan, banyak turis asing yang sengaja datang hanya ingin menonton prosesi tumbuk lesung."

Aceng berharap, tradisi tumbuk lesung juga menjadi pertunjukan di lokasi objek wisata alam lainnya sehingga tradisi ini tetap dilakukan oleh masyarakat dan tidak punah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4239 seconds (0.1#10.140)