Kalah di Jakarta, Popularitas AHY Melejit di Pilgub Jatim
A
A
A
SURABAYA - Popularitas Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini belum tertandingi. Namun, dalam survei terakhir The Initiative Institute (TII) yang dirilis kemarin, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mulai membayangi ketiganya.
CEO The Initiative Institute Airlangga Pribadi mengungkapkan, survei dilakukan 13-19 April 2017 dengan metode multistage random sampling. Survei melibatkan 956 responden berusia di atas 17 tahun dari 99 desa/kelurahan di 11 daerah pemilihan di Jawa Timur.
Popularitas Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang masih menjabat sebagai wakil gubernur berada di posisi teratas dengan 82,8%. Di posisi kedua dan ketiga ditempati Khofifah dan Risma, masing-masing dengan tingkat popularitas 81,4% dan 75,4%.
Yang menarik, AHY yang belum lama ini tersingkir dalam pertarungan di Pilgub DKI Jakarta, berada di posisi keempat. Putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu langsung melejit dengan popularitas mencapai 40,2%, jauh mengungguli sejumlah nama lain yang lebih dahulu meramaikan bursa pilgub, seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar.
'Keperkasaan' Gus Ipul, Khofifah, dan Risma juga terlihat dalam tingkat keterpilihan atau elektabilitas. Namun yang menarik, masyarakat yang menginginkan Gus Ipul menjadi wakil gubernur lebih banyak ketimbang yang menginginkannya menjadi gubernur.
Ketika ditanya siapa tokoh yang akan dipilih menjadi gubernur, sebanyak 33,17% responden memilih Gus Ipul. Ketika pertanyaan diubah menjadi siapa tokoh yang akan dipilih menjadi wakil gubernur, Gus Ipul dipilih 34,9% responden. Kendati begitu, untuk dua posisi tersebut elektabilitas Gus Ipul masih tertinggi.
Menurut Airlangga, data tersebut menunjukkan Gus Ipul dikenal luas sebagai wakil gubernur tapi belum banyak masyarakat yang mengetahui mantan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal itu mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilgub Jatim 2018.
"Mindset masyarakat terhadap Gus Ipul adalah wagub. Itulah kenapa responden menyebut Gus Ipul layak jadi wagub saja. Jika ingin mempertahankan elektabilitasnya sebagai calon gubernur, Gus Ipul harus bisa mengubah mindset tersebut mulai sekarang," katanya.
Airlangga mengatakan masih cukup kesempatan bagi para kandidat, khususnya ketiga nama teratas untuk menggenjot popularitas dan elektabilitas. "Popularitas dan elektabilitas ketiga tokoh itu selisihnya tidak jauh. Angka ini kemungkinan masih bisa berubah mengingat belum ada parpol yang resmi mengusung calon, sehingga akan mengubah peta politik yang ada."
CEO The Initiative Institute Airlangga Pribadi mengungkapkan, survei dilakukan 13-19 April 2017 dengan metode multistage random sampling. Survei melibatkan 956 responden berusia di atas 17 tahun dari 99 desa/kelurahan di 11 daerah pemilihan di Jawa Timur.
Popularitas Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang masih menjabat sebagai wakil gubernur berada di posisi teratas dengan 82,8%. Di posisi kedua dan ketiga ditempati Khofifah dan Risma, masing-masing dengan tingkat popularitas 81,4% dan 75,4%.
Yang menarik, AHY yang belum lama ini tersingkir dalam pertarungan di Pilgub DKI Jakarta, berada di posisi keempat. Putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu langsung melejit dengan popularitas mencapai 40,2%, jauh mengungguli sejumlah nama lain yang lebih dahulu meramaikan bursa pilgub, seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar.
'Keperkasaan' Gus Ipul, Khofifah, dan Risma juga terlihat dalam tingkat keterpilihan atau elektabilitas. Namun yang menarik, masyarakat yang menginginkan Gus Ipul menjadi wakil gubernur lebih banyak ketimbang yang menginginkannya menjadi gubernur.
Ketika ditanya siapa tokoh yang akan dipilih menjadi gubernur, sebanyak 33,17% responden memilih Gus Ipul. Ketika pertanyaan diubah menjadi siapa tokoh yang akan dipilih menjadi wakil gubernur, Gus Ipul dipilih 34,9% responden. Kendati begitu, untuk dua posisi tersebut elektabilitas Gus Ipul masih tertinggi.
Menurut Airlangga, data tersebut menunjukkan Gus Ipul dikenal luas sebagai wakil gubernur tapi belum banyak masyarakat yang mengetahui mantan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal itu mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilgub Jatim 2018.
"Mindset masyarakat terhadap Gus Ipul adalah wagub. Itulah kenapa responden menyebut Gus Ipul layak jadi wagub saja. Jika ingin mempertahankan elektabilitasnya sebagai calon gubernur, Gus Ipul harus bisa mengubah mindset tersebut mulai sekarang," katanya.
Airlangga mengatakan masih cukup kesempatan bagi para kandidat, khususnya ketiga nama teratas untuk menggenjot popularitas dan elektabilitas. "Popularitas dan elektabilitas ketiga tokoh itu selisihnya tidak jauh. Angka ini kemungkinan masih bisa berubah mengingat belum ada parpol yang resmi mengusung calon, sehingga akan mengubah peta politik yang ada."
(zik)