Yogyakarta Darurat Lahan Makam
A
A
A
YOGYAKARTA - Kota Yogyakarta tak hanya butuh ruang terbuka hijau (RTH) dalam jumlah yang ideal. Persoalan ketersediaan lahan terbuka untuk dimanfaatkan sebagai areal pemakaman juga menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Yogyakarta.
Berdasar kajian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, dalam dua tahun ke depan diprediksi lahan makam di Kota Yogyakarta habis terpakai. "Ini harus segera ada solusi," kata Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota Yogyakarta, Affrio Sunarno, Sabtu (22/4/2017).
Di Kota Yogyakarta saat ini tercatat ada 190 lahan pemakaman. Dari jumlah tersebut, 115 makam di antaranya berada di tanah negara dan Sultan Ground yang dikelola oleh masyarakat. Sedangkan makam milik Pemkot Yogyakarta yang dikelola melalui kecamatan ada empat lokasi namun sudah penuh semua.
Keempat makam itu adalah Makam Pracimoloyo Pakuncen di Kecamatan Wirobrajan, Makam Sasonoloyo di Mergangsan, Makam Sariloyo di Mantrijeron, dan Makam Utaraloyo Tegalrejo.
Menurut Affrio, selama empat tahun belakangan ini masyarakat memang belum terlayani dengan fasilitas makam yang baik. Bahkan, terbatasnya lahan makam dan kapasitas yang semakin penuh membuat biaya pemakaman terus melonjak. "Bisa mencapai sekitar Rp5 juta."
Menurutnya, solusi terdekat yang bisa ditempuh adalah optimalisasi lahan yang ada atau dengan pengadaan lahan baru di luar kota. "Jika terpaksa pengadaan, harus dibuat dulu peraturan daerahnya," ujarnya.
Berdasar kajian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, dalam dua tahun ke depan diprediksi lahan makam di Kota Yogyakarta habis terpakai. "Ini harus segera ada solusi," kata Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota Yogyakarta, Affrio Sunarno, Sabtu (22/4/2017).
Di Kota Yogyakarta saat ini tercatat ada 190 lahan pemakaman. Dari jumlah tersebut, 115 makam di antaranya berada di tanah negara dan Sultan Ground yang dikelola oleh masyarakat. Sedangkan makam milik Pemkot Yogyakarta yang dikelola melalui kecamatan ada empat lokasi namun sudah penuh semua.
Keempat makam itu adalah Makam Pracimoloyo Pakuncen di Kecamatan Wirobrajan, Makam Sasonoloyo di Mergangsan, Makam Sariloyo di Mantrijeron, dan Makam Utaraloyo Tegalrejo.
Menurut Affrio, selama empat tahun belakangan ini masyarakat memang belum terlayani dengan fasilitas makam yang baik. Bahkan, terbatasnya lahan makam dan kapasitas yang semakin penuh membuat biaya pemakaman terus melonjak. "Bisa mencapai sekitar Rp5 juta."
Menurutnya, solusi terdekat yang bisa ditempuh adalah optimalisasi lahan yang ada atau dengan pengadaan lahan baru di luar kota. "Jika terpaksa pengadaan, harus dibuat dulu peraturan daerahnya," ujarnya.
(zik)