Mapolres Lubuklinggau Didemo, Massa Desak Kapolda Copot Kapolres
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Massa gabungan dari lembaga perlindungan anak dan KPAID serta organisasi berunjuk rasa di Mapolres Lubuklinggau.
Massa yang berasal dari KPAI, HMI, GP Anshor, Banser dan PMII mendesak Kapolda Sumatera Selatan untuk mencopot Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga dari jabatannya karena dianggap gagal.
"Kami minta Kapolres Lubuklinggau dicopot karena tidak becus dan tidak ada di tempat saat kejadian penembakan oleh oknum polisi koboi," kata, Angga Juliansyah Nasution ketua GMNI Lubuklinggau, saat berorasi di depan aula Mapolres Lubuklinggau, Rabu (19/4/2017).
Para pengunjukrasa, meminta penjelasan Kapolres Lubuklinggau terkait penyataan bahwa korban terkena pantulan, kemudian meminta pelaku penembakan dites urine, DNA/Kejiwaan dan dipecat secara tidak hormat.
"Kapolres Lubuklinggau harus bertanggungjawab atas kelakuan anak buahnya, karena penembakan ini sangat brutal tidak manusiawi," ucapnya.
Mereka juga meminta Komnas HAM mengusut tuntas kasus penembakan karena ada indikasi pelanggaran HAM.
"Polisi itu harus melindungi masyarakat, bukan melindungi oknum polisi, bapak harus dicopot pak, karena bapak tidak bisa memimpin di sini. Kami akan merekomendasikan ke Kapolda dan Kapolri agar bapak dicopot karena bapak tidak mampu," kata Saprin Rais, ketua BM PAN Lubuklinggau.
Pendemo juga mendesak Ombudsman agar memantau kasus penembakan tersebut. Dan terkakhir mereka meminta Kompolnas untuk turun ke lokasi kejadian melakukan pemeriksaan terhadap semua anggota yang terlibat dalam kasus ini.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Febri Habibi asril mengaku menyaksikan langsung kejadian penembakan tersebut bahkan mereka teriak bertakbir Allahuakbar-Allahuakbar.
"Demi allah demi Rasulullah, kejadian itu di depan Bank Mandiri, saya melihat langsung kejadian itu di tempat, korban pun diseret seperti binatang pak, kami minta jangan ditutupi kasus ini," kata dia.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga di hadapan massa menyatakan bahwa proses pemeriksaan terhadap pelaku penembakan masih dilakukan secara intensif dan tetap berproses.
Massa yang berasal dari KPAI, HMI, GP Anshor, Banser dan PMII mendesak Kapolda Sumatera Selatan untuk mencopot Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga dari jabatannya karena dianggap gagal.
"Kami minta Kapolres Lubuklinggau dicopot karena tidak becus dan tidak ada di tempat saat kejadian penembakan oleh oknum polisi koboi," kata, Angga Juliansyah Nasution ketua GMNI Lubuklinggau, saat berorasi di depan aula Mapolres Lubuklinggau, Rabu (19/4/2017).
Para pengunjukrasa, meminta penjelasan Kapolres Lubuklinggau terkait penyataan bahwa korban terkena pantulan, kemudian meminta pelaku penembakan dites urine, DNA/Kejiwaan dan dipecat secara tidak hormat.
"Kapolres Lubuklinggau harus bertanggungjawab atas kelakuan anak buahnya, karena penembakan ini sangat brutal tidak manusiawi," ucapnya.
Mereka juga meminta Komnas HAM mengusut tuntas kasus penembakan karena ada indikasi pelanggaran HAM.
"Polisi itu harus melindungi masyarakat, bukan melindungi oknum polisi, bapak harus dicopot pak, karena bapak tidak bisa memimpin di sini. Kami akan merekomendasikan ke Kapolda dan Kapolri agar bapak dicopot karena bapak tidak mampu," kata Saprin Rais, ketua BM PAN Lubuklinggau.
Pendemo juga mendesak Ombudsman agar memantau kasus penembakan tersebut. Dan terkakhir mereka meminta Kompolnas untuk turun ke lokasi kejadian melakukan pemeriksaan terhadap semua anggota yang terlibat dalam kasus ini.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Febri Habibi asril mengaku menyaksikan langsung kejadian penembakan tersebut bahkan mereka teriak bertakbir Allahuakbar-Allahuakbar.
"Demi allah demi Rasulullah, kejadian itu di depan Bank Mandiri, saya melihat langsung kejadian itu di tempat, korban pun diseret seperti binatang pak, kami minta jangan ditutupi kasus ini," kata dia.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga di hadapan massa menyatakan bahwa proses pemeriksaan terhadap pelaku penembakan masih dilakukan secara intensif dan tetap berproses.
(nag)