Ribuan Orang Berebut Gunungan Getuk di Alun-Alun Kota Magelang
A
A
A
MAGELANG - Terik matahari tak menyurutkan ribuan warga masyarakat yang datang di Alun-alun Kota Magelang, untuk berebut getuk dalam Gerebek Getuk, Minggu (16/4/2017). Tatkala Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito membacakan perintah untuk melakukan gerebek, warga pun terus mendekati gunungan palawija maupun gunungan getuk lanang dan wadon.
Gerebek Getuk yang dilangsungkan setiap tahun ini, kemarin digelar dalam rangkaian Hari Jadi ke-1.111 Kota Magelang. Panitia membuat gunungan getuk lanang dan wadon yang terbuat dari 1.111 getuk. Getuk yang dibungkus dalam plastik tersebut dibuat gunungan yang terlebih dahulu didoakan di Masjid Agung Kota Magelang.
Sedangkan dari masing-masing 17 kelurahan menyediakan gunungan palawija. Namun demikian, ada juga yang membuat gunungan berupa sayur-sayuran dikombinasi dengan main anak-anak. Mainan anak-anak yang dibuat semacam gunungan tersebut menandakan sebagai wilayahnya merupakan penghasil mainan anak-anak.
"Kami setiap tahun selalu datang melihat Gerebek Getuk. Kami datang ke sini untuk ikut berebut," ujar Gabriel (34), warga Tidar, Kota Magelang, seraya membawa sayuran.
Prosesi Gerebek Getuk diawali dengan arak-arakan rombongan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito bersama istri, Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina bersama suami dengan segenap jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dari Kantor PDAM Kota Magelang di Jalan Veteran yang dahulu merupakan Kantor Wali Kota Magelang.
Mereka naik kereta kencana menuju Masjid Agung. Prosesi dilanjutkan dengan upacara dengan menggunakan Bahasa Jawa, sementara peserta memakai pakaian adat Jawa. Peserta upacara ini terdiri dari 17 bregodo yang berasal dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang dan datang dengan mengusung gunungan palawija.
Sebelum gunungan getuk dan palawija diperebutkan, ditampilkan tarian kolosal berjudul Babad Mahardika dibawakan sekitar 200 pelajar.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan, Gerebek Getuk yang dilangsungkan ini dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1.111 Kota Magelang. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi. Dalam Gerebek Getuk ini ada gunungan kakung dan gunungan putri, juga gunungan palawija dari masing-maisng kelurahan.
"Gunungan palawija ini melambangkan kemakmuran, kesejahteraan bagi masyarakat Kota Magelang dan penampilan kesenian dari masing-masing kelurahan yang kali ini kita lombakan seni budaya," katanya.
Gerebek Getuk yang dilangsungkan setiap tahun ini, kemarin digelar dalam rangkaian Hari Jadi ke-1.111 Kota Magelang. Panitia membuat gunungan getuk lanang dan wadon yang terbuat dari 1.111 getuk. Getuk yang dibungkus dalam plastik tersebut dibuat gunungan yang terlebih dahulu didoakan di Masjid Agung Kota Magelang.
Sedangkan dari masing-masing 17 kelurahan menyediakan gunungan palawija. Namun demikian, ada juga yang membuat gunungan berupa sayur-sayuran dikombinasi dengan main anak-anak. Mainan anak-anak yang dibuat semacam gunungan tersebut menandakan sebagai wilayahnya merupakan penghasil mainan anak-anak.
"Kami setiap tahun selalu datang melihat Gerebek Getuk. Kami datang ke sini untuk ikut berebut," ujar Gabriel (34), warga Tidar, Kota Magelang, seraya membawa sayuran.
Prosesi Gerebek Getuk diawali dengan arak-arakan rombongan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito bersama istri, Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina bersama suami dengan segenap jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dari Kantor PDAM Kota Magelang di Jalan Veteran yang dahulu merupakan Kantor Wali Kota Magelang.
Mereka naik kereta kencana menuju Masjid Agung. Prosesi dilanjutkan dengan upacara dengan menggunakan Bahasa Jawa, sementara peserta memakai pakaian adat Jawa. Peserta upacara ini terdiri dari 17 bregodo yang berasal dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang dan datang dengan mengusung gunungan palawija.
Sebelum gunungan getuk dan palawija diperebutkan, ditampilkan tarian kolosal berjudul Babad Mahardika dibawakan sekitar 200 pelajar.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan, Gerebek Getuk yang dilangsungkan ini dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1.111 Kota Magelang. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi. Dalam Gerebek Getuk ini ada gunungan kakung dan gunungan putri, juga gunungan palawija dari masing-maisng kelurahan.
"Gunungan palawija ini melambangkan kemakmuran, kesejahteraan bagi masyarakat Kota Magelang dan penampilan kesenian dari masing-masing kelurahan yang kali ini kita lombakan seni budaya," katanya.
(zik)