Pondok Diterpa Angin Kencang, Empat Petani di Gowa Tewas

Selasa, 04 April 2017 - 02:38 WIB
Pondok Diterpa Angin...
Pondok Diterpa Angin Kencang, Empat Petani di Gowa Tewas
A A A
SUNGGUMINASA - Satu keluarga tertimpa bangunan pondok kayu berisi tumpukan jagung yang diterpa hujan deras dan angin kencang, di Dusun Teko Tanru, Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, sore kemarin. Lima petani jangung tewas akibat kejadian itu.

Peristiwa naas tersebut terjadi saat sekelompok petani jagung yang masih memiliki ikatan keluarga berteduh di bawah pondok saat hujan lebat mengguyur wilayah perbukitan tempat mereka bertani. Sambil mengupas kulit jagung di bawah bangunan berbahan kayu dan bambu itu, sembilan orang tak mengangka ancaman angin kencang yang akan datang.

Seketika suara gemuruh membuat petani itu berhamburan keluar dari perlindungan. Dan hanya sesaat bangunan pondok yang berisi tiga ton jagung itu rubuh hingga ke tanah. Enam orang terlambat meloloskan diri saat pondok itu menyentuh tanah, hingga ikut tertimbun tumpukan jagung dan pondok.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa AKP Darwis Akip menerangkan, lima warga yang sedang berteduh tewas setelah tertimpa material bangunan dan jagung yang telah dikupas. Seorang lainnya selamat meski mengalami luka serius.

"Mereka memang sedang panen jagung namun hujan dan angin kecang sehingga berteduh di pondok. Namun, pondok yang mereka tempati roboh sehingga menewaskan empat orang," terang Darwis dikonfirmasi kemarin.

Korban meninggal yakni tiga ibu rumah tangga, Kasma (33), Dani Daeng Kanang (45), dan Hanifah (75), serta seorang remaja Herman alias Aco (20), dan pria paruh baya Daeng Ramma (30), yang dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, seorang lainnya mengalami luka serius sehingga dirawat di RSUD Syekh Yusuf, Kallontala, yakni Haria Daeng So'na (40).

Sementara menurut Darwis, tiga petani lainnya lolos dari peristiwa maut itu lantaran cepat menghindar saat kejadian. Mereka yakni Imawati Daeng Mawar (23), Ida Daeng Tonji (20), dan Hana Daeng Rannu (30).

Proses evakuasi berjalan cukup lama, lantaran akses dari permukiman warga ke kebun tersebut cukup jauh dan bukit. Darwis menerangkan, butuh waktu sejam sebelum tim gabungan warga, kepolisian dan pemerintah setempat untuk mengevakuasi korban.

"Cukup jauh dari perkampungan. Namun di situ banyak pondok yang lain," terang Darwis.

Selanjutnya korban meninggal dievakuasi bersama dua korban luka ke RSUD Syekh Yusuf. Menurut Darwis, jenazah korban meninggal selanjutnya diserahkan ke pihak keluaraga untuk dimakamkan setelah menolak dilakukan autopsi. Sementara korban luka masih menjalani perawatan medis.

"Sudah diserahterimakan kepada keluargan untuk dimakamkan tadi sore," pungkas Darwis.

Sementara, Sekertaris Kabupaten (Sekkab) Gowa Muchlis saat dikonfirmasi kemarin, mengaku belum menerima informasi peristiwa tersebut. Meski demikian, pihaknya telah menginstruksikan pemerintah kecamatan hingga desa untuk segera tanggap jika terjadi insiden semacam itu.

Lebih lanjut, Muchlis menghimbau, agar pemerintah setempat memantau dan mendata semua bangunan semi permanen atau darurat yang berdiri di wilayah masing-masing. Langkah itu untuk menghindari kejadian serupa terlebih masih sering terjadi hujan disertai angin kencang.

"Kita imbau pemerintah setempat melakukan pendataan. Dan warga juga diharap lebih waspada apalagi ada bangunan semi permanen yang sudah tidak layak dan membahayakan. Apalagi ini masih sering hujan dan angin kencang," harap Muchils.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3005 seconds (0.1#10.140)