Pemprov Maluku Bawa Pulang Jasad Pejuang Perintis Kemerdekaan AY Patty

Kamis, 23 Maret 2017 - 09:04 WIB
Pemprov Maluku Bawa Pulang Jasad Pejuang Perintis Kemerdekaan AY Patty
Pemprov Maluku Bawa Pulang Jasad Pejuang Perintis Kemerdekaan AY Patty
A A A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Maluku membawa pulang jasad kerangka Alexander Jacob Patty yang dimakamkan di TPU Kristen Pandu, Jalan Pandu Kota Bandung, untuk kembali dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha, di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Lalu siapa kan Alexander Jacob Patty ini?.Alexander Jacob Patty (AY Patty) dikenal sebagai pejuang dan perintis kemerdekaan Republik Indonesia asal Maluku. Mungkin bagi sebagian warga Bandung namanya terdengar asing, tapi di Maluku dia diabadikan menjadi salah satu ruas jalan nasional.

AY Patty lahir pada 12 Desember 1889 di Desa Nolloth, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku. Kelahirannya sendiri sering diperdebatkan, sebab menurut beberapa literatur AY Patty lahir pada 15 Agustus 1901 dan meninggal di Bandung pada 16 Januari 1953.

"Tanggal pasti kelahiran beliau berdasarkan ahli waris itu 12 Desember 1889, bukan 15 Agustus 1901," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Sartono Pinning, Kamis (23/3/2017).

AY Patty adalah seorang pejuang yang telah menumbuhkan semangat kedaerahan sebagai modal sosial dalam membangun lahirnya rasa nasionalisme dan patriotisme kemerdekaan bangsa. Upaya itu telah dia tujukan saat pindah dari Maluku pada tahun 1919. Patty kemudian pindah ke Semarang dan aktif di dunia jurnalis serta berhasil mendirikan Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon (Maluku).

Isu nasionalisme pun menguat, hal ini dimanfaatkan Patty untuk mendirikan Serikat Ambon pada tanggal 9 Mei 1920. Serikat inilah yang menjadi tonggak penyebaran perjuangan semangat nasionalisme di pulau Jawa.

"Sejarah yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk negeri ini, perintis kemerdekaan, yang ikut mentransfer semangat ke daerahan Maluku," kata Sartono.

Sikap kritis yang merupakan salah satu perlawanannya terhadap kolonialisme Belanda membuat AY Patty dibuang Belanda ke Makasar, Bengkulu, dan Boven -Digul hingga perang dunia ke-2. Namun begitu, Patty berhasil meloloskan diri ke Australia setelah masa penjajahan Jepang.

"Di Australia dia menolak segala bentuk jaminan dan kenyamanan yang ditawarkan pemerintah Australia. Dan lebih memilih untuk kembali berjuang di Indonesia," kata dia.

Masa revolusi kemerdekaan, Patty berjuang bersama Bung Karno mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Negara Kesatua RI. Patty meninggal pada 16 Januari 1953 di Bandung, menurut salah satu anaknya, dia meninggal karena hipertensi.

"Di bawa ke Rumah Sakit Angkatan Darat di Cimahi, tapi sekitar beberapa jam kemudian meninggal. Karena kami berada di Medan, kami baru tahu setelah masuk koran-koran di Medan telah meninggal dunia," ujar anak pertama Patty, Krully Patty (74).
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2106 seconds (0.1#10.140)