Banjir Bandang Kembali Rendam Kota Bima
A
A
A
BIMA - Banjir Bandang kembali merendam ratusan rumah warga di empat kelurahan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (18/3/2017) sore. Empat kelurahan yang terendam, yakni Kelurahan Paruga, Dara, Tanjung, dan Kelurahan Bedi.
Dari empat kelurahan tersebut, dua kelurahan di antaranya Kelurahan Dara dan Paruga, paling parah terendam banjir. Ketinggian air mencapai 1.5 meter menggenangi rumah warga, terutama di sekitar bantaran sungai.
Keterangan sejumlah warga, banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa jam mengguyur wilayah kota dan Kabupaten Bima. Banjir yang merendam empat kelurahan ini juga disebabkan banyaknya tumpukan sampah di jembatan Padolo, sehingga aliran arus sungai tidak normal dan meluap ke perkampungan.
"Banjir bandang kali ini merupakan luapan dari sungai Padolo. Bagaimana tidak, sampah-sampah seperti tumpukan kayu besar menumpuk di jembatan tersebut, sehingga aliran air sungai Padolo yang dekat dengan muara, tidak mengalir normal," kata Sri rahmani warga Paruga.
Meski banjir saat ini sudah mulai surut, namun sebagian warga masih mengungsi dan menyelamatkan sebagian harta bendanya ke tempat yang lebih aman. Warga mengaku masih trauma dengan banjir yang datang sebelumnya.
“Sore ini banjir surut, tapi mereka khawatir ada banjir susulan pada malam hari. Karena, banjir yang terjadi selama ini datangnya secara tiba-tiba" terang bu Mani, warga Paruga.
Dari empat kelurahan tersebut, dua kelurahan di antaranya Kelurahan Dara dan Paruga, paling parah terendam banjir. Ketinggian air mencapai 1.5 meter menggenangi rumah warga, terutama di sekitar bantaran sungai.
Keterangan sejumlah warga, banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa jam mengguyur wilayah kota dan Kabupaten Bima. Banjir yang merendam empat kelurahan ini juga disebabkan banyaknya tumpukan sampah di jembatan Padolo, sehingga aliran arus sungai tidak normal dan meluap ke perkampungan.
"Banjir bandang kali ini merupakan luapan dari sungai Padolo. Bagaimana tidak, sampah-sampah seperti tumpukan kayu besar menumpuk di jembatan tersebut, sehingga aliran air sungai Padolo yang dekat dengan muara, tidak mengalir normal," kata Sri rahmani warga Paruga.
Meski banjir saat ini sudah mulai surut, namun sebagian warga masih mengungsi dan menyelamatkan sebagian harta bendanya ke tempat yang lebih aman. Warga mengaku masih trauma dengan banjir yang datang sebelumnya.
“Sore ini banjir surut, tapi mereka khawatir ada banjir susulan pada malam hari. Karena, banjir yang terjadi selama ini datangnya secara tiba-tiba" terang bu Mani, warga Paruga.
(wib)