Blitar-Bandung Barter Program Smart City
A
A
A
BLITAR - Pemerintah Kota Blitar mengadopsi Program Smart City yang selama ini menjadi andalan Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat. Sebaliknya Pemkot Bandung akan mempelajari program ekonomi kerakyatan Pemkot Blitar yang terbukti mampu menumbuhkan ekonomi hingga 5,6 % per tahun.
Penandatanganan kerjasama yang bertempat tinggal di Balai Kota Blitar Kusuma Wicitra ini dihadiri langsung Wali kota Bandung Ridwan Kamil.
“Apa yang bagus dari Bandung kita adopsi. Sebaliknya apa yang terbukti berhasil di Kota Blitar kami persilahkan Pemkot Bandung mengadopsinya,“ ujar Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar kepada wartawan.
Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil menjejakkan kaki di Kota Blitar sejak Rabu 8 Maret. Kang Emil menyempatkan ziarah ke Makam Proklamator RI Ir Soekarno, mengunjungi Perpustakaan Nasional yang berada di sebelah makam, melihat lihat buku, lukisan serta foto dokumentasi perjalanan Bung Karno.
Selain Smart City, E Government, pengembangan usaha kecil menengah, ekonomi kreatif dan koperasi juga menjadi bagian dari MoU.
Perjanjian kerjasama ini juga dihadiri empat kepala daerah di Jawa Timur lain, yakni Bupati Malang, Wali Kota Mojokerto, Bupati Probolinggo dan Bupati Kediri. Samnhudi menegaskan Pemkot Blitar membuka pintu kerjasama selebar lebarnya kepada kepala daerah lain.
“Dan semangat dari kerjasama ini adalah kebangsaan, “terangnya. Dalam kerjasama sektor UKM dan ekonomi kreatif, Pemkot Blitar berharap produk asli Blitar akan semakin berkembang sekaligus populer di daerah lain.
Sementara Ridwan Kamil mengatakan bahwa kerjasama antar kepala daerah ini mengusung semangat persatuan dan kebersamaan.
Baginya kompak dan saling berbagi menjadi syarat utama untuk cepat berkembang. Selain itu dalam konsep kerjasama, kata Emil seyogyanya juga mengurangi kata “kompetisi” dan memperbanyak kata “kolaborasi”.
“Dengan kompak tentu semua akan mudah dicapai, “tuturnya. Yang dipunyai Bandung dan mudah untuk ditiru adalah program smart city yang berbasis teknologi.
Pemda Bandung memiliki 300 software smart city dimana setiap daerah bisa mengadopsinya. Untuk semua itu (software smart city), Pemkot Bandung menghabiskan belanja anggaran hingga Rp500 miliar. Bila setiap daerah berani merogoh kocek sama untuk program yang sama, Emil optimistis seluruh daerah di Indonesia akan maju pesat bersama.
“Sebab terbukti dengan sistem ini Bandung mengalami lompatan tinggi. Dari semula rangking 200 menjadi rangking satu. Tentunya semua kabupaten/kota di Indonesia kedepan tidak kalah,“ paparnya.
Emil menambahkan bahwa dirinya sudah lama berminat ziarah ke Makam Bung Karno. Dan penandatanganan kerjasama ini menurut dia menjadi alasan paling tepat.
Penandatanganan kerjasama yang bertempat tinggal di Balai Kota Blitar Kusuma Wicitra ini dihadiri langsung Wali kota Bandung Ridwan Kamil.
“Apa yang bagus dari Bandung kita adopsi. Sebaliknya apa yang terbukti berhasil di Kota Blitar kami persilahkan Pemkot Bandung mengadopsinya,“ ujar Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar kepada wartawan.
Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil menjejakkan kaki di Kota Blitar sejak Rabu 8 Maret. Kang Emil menyempatkan ziarah ke Makam Proklamator RI Ir Soekarno, mengunjungi Perpustakaan Nasional yang berada di sebelah makam, melihat lihat buku, lukisan serta foto dokumentasi perjalanan Bung Karno.
Selain Smart City, E Government, pengembangan usaha kecil menengah, ekonomi kreatif dan koperasi juga menjadi bagian dari MoU.
Perjanjian kerjasama ini juga dihadiri empat kepala daerah di Jawa Timur lain, yakni Bupati Malang, Wali Kota Mojokerto, Bupati Probolinggo dan Bupati Kediri. Samnhudi menegaskan Pemkot Blitar membuka pintu kerjasama selebar lebarnya kepada kepala daerah lain.
“Dan semangat dari kerjasama ini adalah kebangsaan, “terangnya. Dalam kerjasama sektor UKM dan ekonomi kreatif, Pemkot Blitar berharap produk asli Blitar akan semakin berkembang sekaligus populer di daerah lain.
Sementara Ridwan Kamil mengatakan bahwa kerjasama antar kepala daerah ini mengusung semangat persatuan dan kebersamaan.
Baginya kompak dan saling berbagi menjadi syarat utama untuk cepat berkembang. Selain itu dalam konsep kerjasama, kata Emil seyogyanya juga mengurangi kata “kompetisi” dan memperbanyak kata “kolaborasi”.
“Dengan kompak tentu semua akan mudah dicapai, “tuturnya. Yang dipunyai Bandung dan mudah untuk ditiru adalah program smart city yang berbasis teknologi.
Pemda Bandung memiliki 300 software smart city dimana setiap daerah bisa mengadopsinya. Untuk semua itu (software smart city), Pemkot Bandung menghabiskan belanja anggaran hingga Rp500 miliar. Bila setiap daerah berani merogoh kocek sama untuk program yang sama, Emil optimistis seluruh daerah di Indonesia akan maju pesat bersama.
“Sebab terbukti dengan sistem ini Bandung mengalami lompatan tinggi. Dari semula rangking 200 menjadi rangking satu. Tentunya semua kabupaten/kota di Indonesia kedepan tidak kalah,“ paparnya.
Emil menambahkan bahwa dirinya sudah lama berminat ziarah ke Makam Bung Karno. Dan penandatanganan kerjasama ini menurut dia menjadi alasan paling tepat.
(sms)