Nelayan Teluk Jakarta Enggan Diperalat untuk Kepentingan Pilgub DKI

Kamis, 09 Maret 2017 - 18:52 WIB
Nelayan Teluk Jakarta...
Nelayan Teluk Jakarta Enggan Diperalat untuk Kepentingan Pilgub DKI
A A A
JAKARTA - Sejumlah nelayan di Teluk Jakarta tak ingin diperalat dalam Pilgub DKI Jakarta. Mereka memilih untuk tidak bersikap dalam ajang memilih orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Terlebih sebagian besar nelayan saat ini mendukung reklamasi. Namun, karena dipolitisasi, pembangunan megaproyek itu semakin tak jelas. Tokoh nelayan Muara Angke, Syarifuddin Baso menilai Pilgub DKI hanya menguntungkan segilintir pihak.

Sebab itu, Syarifuddin menegaskan, warga Muara Angke tidak akan percaya dengan kampanye tersebut. "Cara itu cuma untuk mendulang suara agar elektabilitas meningkat. Itukan hanya untuk cari keuntungan. Kami semua di sini hanya tertawa mendengarkannya," kata Syarifuddin kepada SINDOnews di lokasi, Kamis (9/3/2017) siang.

Sebelumnya, dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta yakni, Ahok- Djarot dan Anies-Sandi kerap melakukan kampanye di kawasan tersebut. Syarifuddin melanjutkan, sebagian warga Muara Angke mendukung kelanjutan proyek reklamasi asal diikutsertakan dalam setiap pembahasannya.

Sebab, reklamasi akan turut meningkatkan kesejahteraan dengan terbukanya lapangan pekerjaan. "Kami tidak mempersoalkan reklamasi sepanjang tidak ada penggusuran," katanya.

Syarifuddin pun mendesak agar sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tak ikut campur mempolitisasi reklamasi. Selain dapat memecah masyarakat di bawah. Selama ini, nasib nelayan juga tidak pernah berubah dengan berbagai janji politisi dan LSM menjelang pemilihan umum.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia DKI Jakarta Yan Winata Sasmita menuturkan, dapat menerima penjelasan oleh pengembang dan pemerintah mengenai reklamasi. "Mari kita awasi bersama," tegas Yan.

Sampai saat ini belum ada data terbaru jumlah nelayan di Jakarta Utara. Data resmi terakhir adalah sampai 2013, jumlah nelayan di seluruh Jakarta tercatat 27.753 jiwa. Sebanyak 17.745 jiwa atau 63,9% merupakan nelayan pendatang pekerja. Adapun nelayan penetap pemilik dan penetap pekerja masing-masing 3.071 jiwa (11,1%) dan 6.937 jiwa (25%).

Mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan Direktur Greenpeace Asia Tenggara Emmy Hafild menambahkan, reklamasi akan menjadi solusi bagi lingkungan Teluk Jakarta yang sudah rusak. "Reklamasi adalah bentuk adaptasi terhadap kondisi Teluk Jakarta," kata Emmy.

Dia menambahkan pemerintah bahkan semestinya mempercepat reklamasi 17 pulau yang dibarengi pembangunan tanggul tahap A dalam proyek pengembangan terpadu kawasan pesisir Ibu Kota (NCICD).
(whb)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5519 seconds (0.1#10.140)