Keluarga Pastikan Jenazah Korban Longsor Ke-5 Adalah Roni Emrizal
A
A
A
LIMAPULUH KOTA - Identitas jenazah ke-5 korban tewas tertimbun tanah longsor di Kelok 17, Nagari Koto Alam, Kawasan Kelok Sembilan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limaipuluh Kota, diketahui. Keluarga korban memastikan jenazah tersebut adalah Roni Emrizal (23), mahasiswa STIE Pariaman.
Kepastian itu diyakini pihak keluarga setelah melihat gelang rajut benang dan cincin yang melekat di tangan korban. Arif seorang keluarga korban menyebutkan, dari gelang rajut benang yang melekat di pergelangan tangan kanan dan cincin di jari kiri korban, dapat dipastikan jenazah itu adalah kakaknya, Roni.
Hal itu dikuatkan dengan lokasi penemuan jasad korban yang berdekatan dengan tempat penemuan dompet dan ponsel kakaknya sehari sebelumnya. “Lokasi penemuan pas yang paling bawah di tempat kami perkirakan karena ada minyak. Apalagi di tangannya ada gelang kain, kata keluarga dia juga pakai cincin di sebelah kiri,” kata Bripka Anton dari Biddokkes Polres Limapuluh Kota, Kamis (9/3/2017).
Roni Emrizal adalah mahasiswa semester akhir di STIE Pariaman, anak ke-3 dari 4 bersaudara pasangan Nazab dan Nuraini. Saat kejadian, dia ikut bersama ayahnya pergi berdagang kelapa ke Duri, Provinsi Riau. Saat melintasi kawasan Kelok 9, truk colt diesel yang mereka tumpangi terjebak longsor di Kelok 17.
Kemudian, longsor susulan yang lebih besar menghantam seluruh mobil yang ada di jalan, termasuk truk colt diesel yang ditumpangi Roni. Saat itu Roni sudah turun dari mobil.“Jalan macet ada longsor, mereka mau putar arah balik cari lokasi yang aman. Waktu itu truk sudah miring, Roni bilang sama ayah tanah di atas bergerak. Lalu longsor menghantam membawa mobil ayah ke bawah,” kata Arif, adik Roni.
Sedangkan ayahnya yang berada di dalam truk selamat dan hanya luka ringan di tangan dan kaki. Sedangkan sopir truk, meski mengalami patah tangan kiri, berhasil lolos dari maut. “Atap truk ada yang bolong, dari situlah saya coba keluar, sesudah itu sopir keluar juga,” ujar Razab, ayah Roni.
Sementara pencarian potongan anggota tubuh Roni, yaitu bagian kaki, masih dilakukan Tim SAR. Jenazah Roni dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Adnan WD Payakumbuh.
Kepastian itu diyakini pihak keluarga setelah melihat gelang rajut benang dan cincin yang melekat di tangan korban. Arif seorang keluarga korban menyebutkan, dari gelang rajut benang yang melekat di pergelangan tangan kanan dan cincin di jari kiri korban, dapat dipastikan jenazah itu adalah kakaknya, Roni.
Hal itu dikuatkan dengan lokasi penemuan jasad korban yang berdekatan dengan tempat penemuan dompet dan ponsel kakaknya sehari sebelumnya. “Lokasi penemuan pas yang paling bawah di tempat kami perkirakan karena ada minyak. Apalagi di tangannya ada gelang kain, kata keluarga dia juga pakai cincin di sebelah kiri,” kata Bripka Anton dari Biddokkes Polres Limapuluh Kota, Kamis (9/3/2017).
Roni Emrizal adalah mahasiswa semester akhir di STIE Pariaman, anak ke-3 dari 4 bersaudara pasangan Nazab dan Nuraini. Saat kejadian, dia ikut bersama ayahnya pergi berdagang kelapa ke Duri, Provinsi Riau. Saat melintasi kawasan Kelok 9, truk colt diesel yang mereka tumpangi terjebak longsor di Kelok 17.
Kemudian, longsor susulan yang lebih besar menghantam seluruh mobil yang ada di jalan, termasuk truk colt diesel yang ditumpangi Roni. Saat itu Roni sudah turun dari mobil.“Jalan macet ada longsor, mereka mau putar arah balik cari lokasi yang aman. Waktu itu truk sudah miring, Roni bilang sama ayah tanah di atas bergerak. Lalu longsor menghantam membawa mobil ayah ke bawah,” kata Arif, adik Roni.
Sedangkan ayahnya yang berada di dalam truk selamat dan hanya luka ringan di tangan dan kaki. Sedangkan sopir truk, meski mengalami patah tangan kiri, berhasil lolos dari maut. “Atap truk ada yang bolong, dari situlah saya coba keluar, sesudah itu sopir keluar juga,” ujar Razab, ayah Roni.
Sementara pencarian potongan anggota tubuh Roni, yaitu bagian kaki, masih dilakukan Tim SAR. Jenazah Roni dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Adnan WD Payakumbuh.
(wib)