Ratusan Unggas di Soreang Mati Mendadak
A
A
A
SOREANG - Lebih dari 200 ekor unggas jenis itik di Kampung Lebakwangi, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, mati mendadak, Rabu (22/2/2017). Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung pun langsung melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematian mendadak ratusan unggas milik beberapa peternak tersebut.
"Data sementara lebih dari 200 ekor unggas mati mendadak. Jadi ini harus segera ditangani agar penyakitnya tidak menyebar," ujar Kepala Distan Kabupaten Bandung Tisna Umaran saat meninjau lokasi kandang.
Menurut Tisna, ratusan unggas yang mati itu tersebar di tiga peternak tapi diperkirakan jumlahnya bakal bertambah mengingat beberapa itik milik peternak lainnya mengalami hal serupa. Laporan yang masuk ke Dinas Pertanian Kabupaten Bandung kasus ini sudah terjadi beberpa minggu lalu.
“Laporan (unggas mati) baru masuk ke kami itu seminggu. Padahal sudah terjadi hampir tiga minggu . Memang telat, untuk itu kami telah melakukan upaya termasuk mengecek darah unggas untuk diuji laboratorium," katanya.
Meskipun belum ada hasil laboratorium, Tisna menduga, kematian unggas ini karena flu burung. Untuk merespons kejadian tersebut, pihaknya sudah menetapkan status tanggap darurat flu burung.
“Besok Kamis (23/2) baru keluar hasil uji laboratorium. Hari Jumat (24/2) nanti kami juga akan melakukan penyuluhan di desa ini sebagai pencegahan," katanya.
Tisna mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Bandung terutama yang memiliki unggas agar mengecek ternaknya memasuki musim hujan kali ini. Dia juga meminta seandainya ada ternak mati mendadak segera melakukan beberapa langkah antisipasi.
"Kalau ada unggas yang mati jangan dibuang ke sungai, jangan dikonsumsi. Harus dibakar dan dikubur," tegasnya.
"Data sementara lebih dari 200 ekor unggas mati mendadak. Jadi ini harus segera ditangani agar penyakitnya tidak menyebar," ujar Kepala Distan Kabupaten Bandung Tisna Umaran saat meninjau lokasi kandang.
Menurut Tisna, ratusan unggas yang mati itu tersebar di tiga peternak tapi diperkirakan jumlahnya bakal bertambah mengingat beberapa itik milik peternak lainnya mengalami hal serupa. Laporan yang masuk ke Dinas Pertanian Kabupaten Bandung kasus ini sudah terjadi beberpa minggu lalu.
“Laporan (unggas mati) baru masuk ke kami itu seminggu. Padahal sudah terjadi hampir tiga minggu . Memang telat, untuk itu kami telah melakukan upaya termasuk mengecek darah unggas untuk diuji laboratorium," katanya.
Meskipun belum ada hasil laboratorium, Tisna menduga, kematian unggas ini karena flu burung. Untuk merespons kejadian tersebut, pihaknya sudah menetapkan status tanggap darurat flu burung.
“Besok Kamis (23/2) baru keluar hasil uji laboratorium. Hari Jumat (24/2) nanti kami juga akan melakukan penyuluhan di desa ini sebagai pencegahan," katanya.
Tisna mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Bandung terutama yang memiliki unggas agar mengecek ternaknya memasuki musim hujan kali ini. Dia juga meminta seandainya ada ternak mati mendadak segera melakukan beberapa langkah antisipasi.
"Kalau ada unggas yang mati jangan dibuang ke sungai, jangan dikonsumsi. Harus dibakar dan dikubur," tegasnya.
(wib)