Disebut Tak Punya Otak, Sigit Bacok Bekas Mertua Hingga Tewas

Senin, 06 Februari 2017 - 14:56 WIB
Disebut Tak Punya Otak,...
Disebut Tak Punya Otak, Sigit Bacok Bekas Mertua Hingga Tewas
A A A
SEMARANG - Sigit Prasetyo (35), warga Desa Ngreco, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, sakit hati disebut tak punya otak oleh bekas mertuanya, Totok Suradi (57), warga Kampung Delikrejo, RT02/RW11, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Begitu bertemu bekas mertuanya di Kompleks Pasar Jatingaleh, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Sigit kalap dan gelap mata. Dia secara membabi buta membacoki bekas mertuanya dengan parang hingga tewas di tempat kejadian, Senin (6/2/2017), sekitar pukul 09.00 WIB.

Korban yang biasa berjualan kelapa tewas dengan sekujur tubuh penuh luka bacok. Kepala korban mengalami luka paling parah setelah berkali-kali dibacok. Pelaku membacok korban dengan parang sendiri hingga rusak. Tidak puas, pelaku mengambil parang milik korban dan membacoki sampai tewas.

Pelaku ditangkap Bripka Winarto, petugas Babinkamtibmas Polsek Banyumanik ketika sedang berkeliling di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan digelandang ke Polsek Banyumanik. Ikut diamankan dua bilah parang yang digunakan pelaku untuk membunuh korban.

Kapolsek Banyumanik Kompol Retno Yuli mengatakan, korban sempat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Namun di tengah perjalanan meninggal dunia karena lukanya cukup parah. "Kepalanya paling banyak luka (dibacok) hingga kehabisan darah. Korban ini sempat lari, tapi dikejar pelaku dan terus dibacoki," katanya.

Pelaku dijadikan tersangka dan dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Sejumlah barang bukti diamankan, termasuk 2 parang yang digunakan untuk menghabisi korban. "Motif pembunuhan karena dendam. Ancaman hukumannya di atas 12 tahun penjara," pungkas Retno Yuli.

Sigit mengaku kalap dan menghabisi korban karena sakit hati dan dendam dengan bekas mertuanya. Penyebabnya, korban pada Minggu 5 Februari 2017 mengirim pesan singkat yang menyebutnya tidak punya otak karena tidak pernah menafkahi dua anaknya.

Diketahui pada 2002 Sigit menikah dengan anak korban, Puji Lestari. Mereka dikarunia 2 anak dan bercerai pada 2012. Sekarang Sigit dan Puji sudah punya keluarga masing-masing. "Saya hari Minggu di SMS korban, katanya saya nggak punya otak, tidak menafkahi anak-anak," kata Sigit.

Sigit menambahkan, pada Senin (6/2/2017) sekitar pukul 06.00 WIB, dia mendapat SMS yang sama dari korban. Dia pun kalap dan membawa parang menemui korban. Begitu ketemu, korban langsung dihantam parang di bagian kepala beberapa kali sampai parangnya sampai rusak.

Masih belum puas, Sigit mengambil parang milik korban yang biasa digunakan untuk membelah kelapa. Korban yang lari terus dikejar dan kembali dibacok dengan parang. "Saya tidak ingat berapa kali membacok korban," katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1934 seconds (0.1#10.140)