Syaits Asyam, 'Pak Menteri' yang Selalu Ingin Membahagiakan Orang Tua

Rabu, 25 Januari 2017 - 06:29 WIB
Syaits Asyam, Pak Menteri...
Syaits Asyam, 'Pak Menteri' yang Selalu Ingin Membahagiakan Orang Tua
A A A
YOGYAKARTA - Sri Handayani masih tetap tidak bisa menutupi rasa sedih akibat ditinggal anak semata wayangnya Syaits Asyam (19). Mahasiswa Fakultas Teknik Industri tersebut meninggal setelah mengalami penurunan kesehatan yang diduga akibat dari kekerasan fisik dalam pendidikan dan latihan dasar anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta atau yang biasa dikenal dengan Mapala Unisi.

Di mata keluarga, lelaki yang biasa disapa Asyam tersebut dikenal sebagai anak yang sangat mandiri. Meski merupakan anak tunggal dari pasangan Abdulah Arbi dan Sri Handayani, Asyam selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

"Selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan usaha sendiri. Sangat ingin membahagiakan orang tuanya," ujar Sri yang ditemui di rumahnya Dusun Jetis Caturharjo, Sleman, DIY.

Almarhum Asyam di mata keluarnya adalah sosok sederhana yang taat beribadah, dekat dengan orang tua, dan memiliki kecintaan yang sangat terhadap lingkungan. Upaya kecintaan terhadap lingkungan tersebut telah diwujudkan dalam sejumlah kegiatan penelitian yang pada akhirnya membawa penghargaan.

Cowok kelahiran 7 Juli 19 tahun lalu tersebut, saat menempuh pendidikan di SMA Kesatuan Bangsa merebut medali emas dalam ajang Science Project Olympiad (ISPO).

Pada ajang yang digelar tahun 2014 tersebut, Asyam melakukan penelitian di bidang kimia bersama dengan temannya Galih Ramadhan. Penelitian yang diganjar predikat terbaik tersebut bertajuk Treatment of Oil Spill by Buffing Dust as an Efficient Adsorbent.

"Penelitiannya tentang limbah laut. Berkat penghargaan tersebut Asyam diundang ke Istana Negara oleh Presiden. Sangat bangga sekali dengan prestasinya," tambah Sri.

Kecintaan terhadap lingkungan tersebut mendorong Asyam untuk mencoba berperan aktif dalam penyelamatan lingkungan. Karena kecintaannya terhadap lingkungan membuat lelaki yang ingin melanjutkan sekolah di Oxford, Inggris tersebut, terlihat memiliki kesibukan yang amat banyak di mata orang tuanya.

Karena aktivitas Asyam yang supersibuk, Sri mengaku memiliki panggilan sayang ke anaknya tersebut. Dia memanggil anaknya dengan sebutan 'Pak Menteri'. "Dia sangat sibuk maka saya panggil 'Pak Menteri', karena seharian pasti penuh aktivitas," pungkas Sri.
(zik)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7037 seconds (0.1#10.24)