Penjelasan Yayasan Scorpion Terkait Beruang yang Makan Kotoran Sendiri
A
A
A
BANDUNG - Yayasan Scorpion Indonesia menyoroti soal beruang madu di Kebun Binatang Bandung yang kelaparan hingga memakan feses alias kotorannya sendiri.
Mereka bahkan membuat petisi di www.change.org dengan judul Selamatkan Beruang Kelaparan di Kebun Binatang Bandung.
Kepala Investigasi Yayasan Scorpion Indonesia Marison Guciano mengatakan pihaknya sempat merekam video beruang tersebut saat memakan kotorannya sendiri pada pertengahan 2016.
Pada awal Januari 2017, pihaknya kembali memantau lokasi dan kondisinya belum berubah. "Itu ada videonya dia (beruang) makan kotorannya sendiri," kata Marison saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2017).
Selain itu, ia juga memiliki rekaman beruang-beruang di Kebun Binatang Bandung memperlihatkan gestur meminta makanan kepada pengunjung sambil berdiri dan mengangkat kaki depannya.
"Mereka berdiri dan kelihatannya tulangnya, sangat kurus kan," ucapnya.
Merasa miris dengan kondisi itu, Yayasan Scorpion Indonesia kemudian mencoba menawarkan bantuan untuk memberikan buah-buahan sebagai pakan beruang tersebut.
Pihaknya kemudian menawarkan diri pada pihak Kebun Binatang Bandung agar bisa memberikan makanan pada beruang.
Tapi hal itu ditolak dan pihak Kebun Binatang Bandung mengarahkannya pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya (BBKSDA) Jawa Barat untuk meminta izin.
Pihak BBKSDA justru meminta Yayasan Scorpion Indonesia untuk berkoordinasi langsung dengan Kebun Binatang Bandung.
Niat memberikan makanan pun akhirnya urung dilakukan karena adanya saling lempar antara Kebun Binatang Bandung dan BBKSDA.
Tapi pihak BBKSDA memberikan informasi bahwa beruang yang memakan kotorannya sendiri sempat mendapatkan perawatan oleh Kebun Binatang Bandung.
Pihaknya pun mengirim surat sekira enam bulan lalu yang berisi permintaan izin pada Kebun Binatang Bandung untuk melihat kondisi beruang yang disebut BBKSDA sempat dirawat. "Tapi sampai sekarang surat kami tidak pernah dibalas," cetus Marison.
Disinggung apakah ada kelalaian yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung, ia ogah bicara lebih jauh.
Menurutnya, hal itu harusnya dijawab langsung oleh pengelola. Tapi ia mengingatkan agar kondisi itu tidak terus berlarut-larut.
Satwa koleksi Kebun Binatang Bandung harus benar-benar diperhatikan dalam berbagai aspek. "Sampai kapan kondisinya akan seperti ini," singgungnya.
Atas dasar itu, pihaknya sengaja membuat petisi yang meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelamatkan beruang-beruang tersebut.
"Setelah ini kita akan menindaklanjuti ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kita akan melaporkan dan bila tidak ada langkah perbaikan signifikan, kita minta (Kebun Binatang Bandung) ditutup saja," tegas Marison.
Soal permintaan ditutupnya Kebun Binatang Bandung, diakuinya bukan kali ini saja disuarakan. Hal serupa pernah disuarakan tahun lalu saat gajah bernama Yani mati di lokasi.
Mereka bahkan membuat petisi di www.change.org dengan judul Selamatkan Beruang Kelaparan di Kebun Binatang Bandung.
Kepala Investigasi Yayasan Scorpion Indonesia Marison Guciano mengatakan pihaknya sempat merekam video beruang tersebut saat memakan kotorannya sendiri pada pertengahan 2016.
Pada awal Januari 2017, pihaknya kembali memantau lokasi dan kondisinya belum berubah. "Itu ada videonya dia (beruang) makan kotorannya sendiri," kata Marison saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2017).
Selain itu, ia juga memiliki rekaman beruang-beruang di Kebun Binatang Bandung memperlihatkan gestur meminta makanan kepada pengunjung sambil berdiri dan mengangkat kaki depannya.
"Mereka berdiri dan kelihatannya tulangnya, sangat kurus kan," ucapnya.
Merasa miris dengan kondisi itu, Yayasan Scorpion Indonesia kemudian mencoba menawarkan bantuan untuk memberikan buah-buahan sebagai pakan beruang tersebut.
Pihaknya kemudian menawarkan diri pada pihak Kebun Binatang Bandung agar bisa memberikan makanan pada beruang.
Tapi hal itu ditolak dan pihak Kebun Binatang Bandung mengarahkannya pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya (BBKSDA) Jawa Barat untuk meminta izin.
Pihak BBKSDA justru meminta Yayasan Scorpion Indonesia untuk berkoordinasi langsung dengan Kebun Binatang Bandung.
Niat memberikan makanan pun akhirnya urung dilakukan karena adanya saling lempar antara Kebun Binatang Bandung dan BBKSDA.
Tapi pihak BBKSDA memberikan informasi bahwa beruang yang memakan kotorannya sendiri sempat mendapatkan perawatan oleh Kebun Binatang Bandung.
Pihaknya pun mengirim surat sekira enam bulan lalu yang berisi permintaan izin pada Kebun Binatang Bandung untuk melihat kondisi beruang yang disebut BBKSDA sempat dirawat. "Tapi sampai sekarang surat kami tidak pernah dibalas," cetus Marison.
Disinggung apakah ada kelalaian yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung, ia ogah bicara lebih jauh.
Menurutnya, hal itu harusnya dijawab langsung oleh pengelola. Tapi ia mengingatkan agar kondisi itu tidak terus berlarut-larut.
Satwa koleksi Kebun Binatang Bandung harus benar-benar diperhatikan dalam berbagai aspek. "Sampai kapan kondisinya akan seperti ini," singgungnya.
Atas dasar itu, pihaknya sengaja membuat petisi yang meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelamatkan beruang-beruang tersebut.
"Setelah ini kita akan menindaklanjuti ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kita akan melaporkan dan bila tidak ada langkah perbaikan signifikan, kita minta (Kebun Binatang Bandung) ditutup saja," tegas Marison.
Soal permintaan ditutupnya Kebun Binatang Bandung, diakuinya bukan kali ini saja disuarakan. Hal serupa pernah disuarakan tahun lalu saat gajah bernama Yani mati di lokasi.
(nag)