Curiga Anak Gadisnya Tewas Dianiaya, Holman Laporkan Oknum Polisi
A
A
A
PALEMBANG - Merasa ada kejanggalan atas kematian anak kandungnya, Holman Sitompul (46) warga Dusun I, Desa Tegal Rejo, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membuat laporan ke Polresta Palembang. Holman melaporkan CR, oknum anggota polisi yang diduga telah menganiaya anak gadisnya Noviolanda Shellatama (20) hingga tewas.
Kecurigaan Holman berawal saat dirinya mendapat kabar jika anak gadisnya telah tewas gantung diri di kamar kostnya, di Jalan Mayor Salim Batubara, Kelurahan 20 Ilir, Kecamatan Kemuning, Palembang, Sabtu 24 Desember 2016 lalu.
Mendapati kabar tersebut, Holman beserta istrinya langsung berangkat dari kampungnya menuju ke rumah sakit yang ada di Palembang.
Saat di rumah sakit, pelapor Holman melihat anaknya sudah terbujur kaku. Hanya saja, ada hal mencurigakan yang dirasakan Holman saat melihat tubuh anaknya saat itu. karena, terdapat luka lebam di sekujur tubuh korban.
"Tiba di rumah sakit, saya melihat kalau badan anak saya penuh dengan luka di tangan sebelah kanan, luka memar di bagian mata sebelah kiri dan paha sebelah kanan," kata Holman, saat melapor, Selasa (27/12/2016).
Atas dasar kecurigaan itulah Holman pun mulai mencari tahu kematian anaknya melalui teman korban berinisial N dan R.
Dari situlah, Holman mengetahui kalau sebelum ditemukan gantung diri, Senin 19 Desember sekitar pukul 13.00 WIB, R melihat sempat korban dipukuli oleh terlapor.
Bahkan pada Rabu 21 Desember petang, keamanan kamar kost korban berinisial DA juga sempat melihat korban dan terlapor sedang berkelahi dan saling kejar-kejaran. "Kami curiga, kalau meninggalnya anak kami akibat dianiaya terlapor. Kami mohon ini bisa diselidiki," timpalnya.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede ketika dimintai konfirmasi membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban. Selanjutnya, pihaknya akan segera melakukan penyelidikan terkait adanya laporan tersebut.
"Akan ditindaklanjuti, apakah benar adanya kejadian penganiayaan itu atau korban murni gantung diri. Terkait laporan terhadap terlapor yang merupakan oknum anggota polisi, itu sah-sah saja. Nanti tinggal kita cari dan perkuat alat buktinya," jelasnya.
Dijelaskan Maruly, awal kejadian itu, pihaknya mendapat laporan dari pemilik kamar kost korban yang mengatakan jika mencium bau bangkai dari dalam kamar Novi. Kemudian, tim Polsek Kemuning berserta Identifikasi Polresta Palembang langsung mendatangi TKP.
"Setibanya di sana, anggota kita sulit masuk karena pintu terkunci dari dalam, dan akhirnya dijebol. Saat di dalam, anggota kita menemukan jasad wanita tergantung yang mulai membusuk. Anak kuncinya masih tergantung di pintu," katanya. Maruly menambahkan, dari hasil olah TKP beberapa waktu lalu, disimpulkan jika korban murni bunuh diri.
"Kondisi kamar, menyulitkan bagi orang untuk masuk dari luar jika terkunci dari dalam. Selain itu, kamarnya berada di lantai III, serta di dalam kamar itu terdapat jendela yang sudah terpasang terlali besi," tandasnya.
Kecurigaan Holman berawal saat dirinya mendapat kabar jika anak gadisnya telah tewas gantung diri di kamar kostnya, di Jalan Mayor Salim Batubara, Kelurahan 20 Ilir, Kecamatan Kemuning, Palembang, Sabtu 24 Desember 2016 lalu.
Mendapati kabar tersebut, Holman beserta istrinya langsung berangkat dari kampungnya menuju ke rumah sakit yang ada di Palembang.
Saat di rumah sakit, pelapor Holman melihat anaknya sudah terbujur kaku. Hanya saja, ada hal mencurigakan yang dirasakan Holman saat melihat tubuh anaknya saat itu. karena, terdapat luka lebam di sekujur tubuh korban.
"Tiba di rumah sakit, saya melihat kalau badan anak saya penuh dengan luka di tangan sebelah kanan, luka memar di bagian mata sebelah kiri dan paha sebelah kanan," kata Holman, saat melapor, Selasa (27/12/2016).
Atas dasar kecurigaan itulah Holman pun mulai mencari tahu kematian anaknya melalui teman korban berinisial N dan R.
Dari situlah, Holman mengetahui kalau sebelum ditemukan gantung diri, Senin 19 Desember sekitar pukul 13.00 WIB, R melihat sempat korban dipukuli oleh terlapor.
Bahkan pada Rabu 21 Desember petang, keamanan kamar kost korban berinisial DA juga sempat melihat korban dan terlapor sedang berkelahi dan saling kejar-kejaran. "Kami curiga, kalau meninggalnya anak kami akibat dianiaya terlapor. Kami mohon ini bisa diselidiki," timpalnya.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede ketika dimintai konfirmasi membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban. Selanjutnya, pihaknya akan segera melakukan penyelidikan terkait adanya laporan tersebut.
"Akan ditindaklanjuti, apakah benar adanya kejadian penganiayaan itu atau korban murni gantung diri. Terkait laporan terhadap terlapor yang merupakan oknum anggota polisi, itu sah-sah saja. Nanti tinggal kita cari dan perkuat alat buktinya," jelasnya.
Dijelaskan Maruly, awal kejadian itu, pihaknya mendapat laporan dari pemilik kamar kost korban yang mengatakan jika mencium bau bangkai dari dalam kamar Novi. Kemudian, tim Polsek Kemuning berserta Identifikasi Polresta Palembang langsung mendatangi TKP.
"Setibanya di sana, anggota kita sulit masuk karena pintu terkunci dari dalam, dan akhirnya dijebol. Saat di dalam, anggota kita menemukan jasad wanita tergantung yang mulai membusuk. Anak kuncinya masih tergantung di pintu," katanya. Maruly menambahkan, dari hasil olah TKP beberapa waktu lalu, disimpulkan jika korban murni bunuh diri.
"Kondisi kamar, menyulitkan bagi orang untuk masuk dari luar jika terkunci dari dalam. Selain itu, kamarnya berada di lantai III, serta di dalam kamar itu terdapat jendela yang sudah terpasang terlali besi," tandasnya.
(sms)