Aktor Penistaan Agama di Novita Hotel Jambi Harus Diungkap
A
A
A
JAMBI - Anggota DPRD Kota Jambi Soni Zainul sangat prihatin dengan peristiwa dugaan penistaan agama di lingkungan Novita Hotel akhir pekan lalu.
Menurutnya, selama ini Kota Jambi sangat aman kondusif dan jauh dari isu sara. Hal inilah yang membuat anggota dari Fraksi Hanura Kota Jambi sedikit emosi.
"Saya meminta pihak kepolisian agar secepatnya bisa menangkap pelaku yang diduga telah menistakaan agama Islam di Novita Hotel pada Jumat malam lalu," tandasnya saat berada di kawasan Novita Hotel.
Bagi anggota Komisi III DPRD Kota Jambi ini, penistaan agama menyangkut akidah, akidah itu tidak bisa dimainkan, karena selama ini dalam sejarah yang saya tahu suatu perayaan digabung seperti itu, baru kali ini terjadi di Jambi.
Selain itu, dia juga mengapresiasi terhadap langkah WaliKota Jambi, Syarif Fasha yang cepat melakukan tindakan dengan menutup sementara Hotel Novita, sehingga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Kedepan dirinya berharap saat menghadapi perayaan natal dan tahun baru, agar semua hotel yang ada di Kota Jambi untuk meninjau ulang.
"Jangan sampai di Kota Jambi, yang sangat kondusif, dengan hal-hal yang begini menjadi besar, jadi isu nasional. Kami dari DPR meminta kepada pengelola hotel agar ditinjau kembali untuk kegiatan Natal dan Tahun baru," katanya.
Sementara Beni Lestio seorang mantan anggota DPRD Kota Jambi yang juga berada di lokasi kejadian pada malam itu ikut menyayangkan kejadian tersebut.
Dia menilai, ini merupakan ulah orang yang sengaja mau memecah belah kedamaian dan ketentraman umat beragama di Kota Jambi.
"Saya sendiri non muslim tapi saya sangat-sangat menyayangkan tindakan ini, Islam di Kota Jambi damai dan toleransi betul," katanya.
Ketua MUI Jambi Hadri Hasan sepakat agar Jambi tetap aman kondusif. "Apa pun persoalan harus diselesaikan dengan proses hukum," katanya.
Dia juga mendesak, agar pihak kepolisian bisa secepatnya menyelesaikan kasus ini. Karena tidak layak lafaz Allah dinodai oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
"Saya mengimbau agar semua pihak bisa meredam suasana dan menahan agar kasus ini tidak melebar ke hal-hal negatif yang justru merugikan kita semua," pungkasnya.
Menurutnya, selama ini Kota Jambi sangat aman kondusif dan jauh dari isu sara. Hal inilah yang membuat anggota dari Fraksi Hanura Kota Jambi sedikit emosi.
"Saya meminta pihak kepolisian agar secepatnya bisa menangkap pelaku yang diduga telah menistakaan agama Islam di Novita Hotel pada Jumat malam lalu," tandasnya saat berada di kawasan Novita Hotel.
Bagi anggota Komisi III DPRD Kota Jambi ini, penistaan agama menyangkut akidah, akidah itu tidak bisa dimainkan, karena selama ini dalam sejarah yang saya tahu suatu perayaan digabung seperti itu, baru kali ini terjadi di Jambi.
Selain itu, dia juga mengapresiasi terhadap langkah WaliKota Jambi, Syarif Fasha yang cepat melakukan tindakan dengan menutup sementara Hotel Novita, sehingga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Kedepan dirinya berharap saat menghadapi perayaan natal dan tahun baru, agar semua hotel yang ada di Kota Jambi untuk meninjau ulang.
"Jangan sampai di Kota Jambi, yang sangat kondusif, dengan hal-hal yang begini menjadi besar, jadi isu nasional. Kami dari DPR meminta kepada pengelola hotel agar ditinjau kembali untuk kegiatan Natal dan Tahun baru," katanya.
Sementara Beni Lestio seorang mantan anggota DPRD Kota Jambi yang juga berada di lokasi kejadian pada malam itu ikut menyayangkan kejadian tersebut.
Dia menilai, ini merupakan ulah orang yang sengaja mau memecah belah kedamaian dan ketentraman umat beragama di Kota Jambi.
"Saya sendiri non muslim tapi saya sangat-sangat menyayangkan tindakan ini, Islam di Kota Jambi damai dan toleransi betul," katanya.
Ketua MUI Jambi Hadri Hasan sepakat agar Jambi tetap aman kondusif. "Apa pun persoalan harus diselesaikan dengan proses hukum," katanya.
Dia juga mendesak, agar pihak kepolisian bisa secepatnya menyelesaikan kasus ini. Karena tidak layak lafaz Allah dinodai oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
"Saya mengimbau agar semua pihak bisa meredam suasana dan menahan agar kasus ini tidak melebar ke hal-hal negatif yang justru merugikan kita semua," pungkasnya.
(nag)