Alat Berat Diduga Dipakai Menggarap Taman Nasional Diamankan
A
A
A
PEKANBARU - Tim gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK) bersama polisi, TNI melakukan operasi razia di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau. Hasilnya, didapat sebuah alat berat di dalam kawasan yang dilindungi negara itu.
Alat berat itu ditemukan di Dusun II Pondok Nogun, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Kawasan itu sebelumnya adalah bekas Hutan Produksi Terbatas (HPT).
Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (BPPH) Kementerian KLHK Wilayah II Sumatera, Eduwar Hutapea menjelaskan diduga alat berat itu dipakai untuk mengarap TNTN untuk dijadikan kebun sawit
"Namun tidak ditemukan pemilik maupun operator alat berat tersebut," imbuh Eduwar Rabu (21/12/2016).
Pengamanan alat berat itu setelah petugas mendapatkan informasi dari warga, kalau aktivitas perambahan kembali terjadi lagi di TNTN.
Tim KLHK bersama Korem 031 Wira Bima dan Polda Riau langsung ke lokasi dan mengamankan alat berat tersebut.
Berdasarkan keterangan warga, alat berat itu sudah mulai beroperasi di kawasan konservasi yang dijadikan habitat gajah dan harimau sumatera sejak 7 Desember 2016. "Kita masih cari tahu siapa pemiliknya,"tukasnya.
Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83.000 ribu hektare. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak paranda akibat aksi perambahan besar-besaran.
Hampir separuh luas areal TNTN kini jadi perkebunan sawit dan pemukiman penduduk.
Pembabatan selama ini berdampak langsung terhadap kelangsungan satwa langka gajah dan harimau Sumatera. Sudah banyak gajah dan harimau yang mati akibat diburu para perambah.
Alat berat itu ditemukan di Dusun II Pondok Nogun, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Kawasan itu sebelumnya adalah bekas Hutan Produksi Terbatas (HPT).
Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (BPPH) Kementerian KLHK Wilayah II Sumatera, Eduwar Hutapea menjelaskan diduga alat berat itu dipakai untuk mengarap TNTN untuk dijadikan kebun sawit
"Namun tidak ditemukan pemilik maupun operator alat berat tersebut," imbuh Eduwar Rabu (21/12/2016).
Pengamanan alat berat itu setelah petugas mendapatkan informasi dari warga, kalau aktivitas perambahan kembali terjadi lagi di TNTN.
Tim KLHK bersama Korem 031 Wira Bima dan Polda Riau langsung ke lokasi dan mengamankan alat berat tersebut.
Berdasarkan keterangan warga, alat berat itu sudah mulai beroperasi di kawasan konservasi yang dijadikan habitat gajah dan harimau sumatera sejak 7 Desember 2016. "Kita masih cari tahu siapa pemiliknya,"tukasnya.
Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83.000 ribu hektare. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak paranda akibat aksi perambahan besar-besaran.
Hampir separuh luas areal TNTN kini jadi perkebunan sawit dan pemukiman penduduk.
Pembabatan selama ini berdampak langsung terhadap kelangsungan satwa langka gajah dan harimau Sumatera. Sudah banyak gajah dan harimau yang mati akibat diburu para perambah.
(nag)