Melihat Ritual Memandikan Golok Ciomas

Jum'at, 16 Desember 2016 - 11:59 WIB
Melihat Ritual Memandikan Golok Ciomas
Melihat Ritual Memandikan Golok Ciomas
A A A
SERANG - Ratusan pemilik Golok Ciomas dari berbagai daerah berkumpul di rumah pande golok Sidik Santani, di Kampung Sibopong, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Terlihat ratusan golok berbagai ukuran dan jenis dijajarkan di tengah ruangan untuk mengikuti ritual memandikan golok yang dilakukan pada perayaan maulid nabi Muhammad SAW, atau setiap tanggal 12 Rabiul Awal.
Melihat Ritual Memandikan Golok Ciomas

Selain dimandikan, golok asli buatan Ciomas akan kembali digosokan dengan Godam si Denok, godam itu merupakan warisan Sultan Maulana Hasanudin kepada Ki Gede dan Nyi Gede sebagai leluhur asli Ciomas.

Sebelum ritual memandikan golok, pemangku adat Ciomas, Muhaimin Soleh memimpin doa dan senandung pujian kepada Nabi Muhammad Saw sebagai ungkapan syukur dan kebahagian merayakan maulid nabi.

Gema shalawat terdengar hingga keluar ruangan dimana golok dijajajarkan rapi menunggu giliran untuk dimandikan.

Seusai berdoa, satu persatu golok dibuka dari sarungnya untuk kembali diasah dengan godam si Denok. Sebelumnya godam dicelupkan ke wajan berisi kembang tujuh rupa. Kemudian golok dioleskan minyak khusus.

Salah satu pemilik Golok Ciomas, Dani mengaku, dirinya sengaja datang ke Ciomas untuk mengikuti ritual pemandian golok sebagai upaya melestarikan budaya asli Banten.

"Kemari datang untuk melestarikan budaya Banten, khususnya Golok Ciomas agar tetap lestari dan terjaga tradisinya," ujarnya.

Menurutnya, Golok Ciomas memiliki makna tersendiri, dari bentuknya saja sudah mempunyai arti. Seperti bentuk gagangnya, sarungnya. Bahkan saat proses pembuatannya pun mempunyai syarat-syarat.

"Golok Ciomas ada sejarahnya, keistimewaannya punya tersendiri, jadi saya mendapatkan golok 10 tahun lalu langsung dari Abah Muhaimin," katanya.

Selain dari Jakarta, pemilik golok dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari Tangerang, Bogor, Bandung dan dari Pulau Sumatra berkumpul bersilaturahmi satu kali dalam satu tahun.

Pemangku Adat Ciomas, Muhaimin Soleh mengatakan, prosesi ritual sudah turun temurun dari dari para leluhur yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dengan berharap mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.

"Hubungan golok dengan si Denok berarti harus menjalin silaturahmi dengan guru, agar hidup kita menjadi berkah," ujarnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6895 seconds (0.1#10.140)
pixels