Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo Ambles dan Longsor
A
A
A
TRENGGALEK - Jalan raya Km 18 Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Ponorogo ambles. Mengingat sisi jalan berbatasan langsung dengan jurang yang curam, aspal ambles ini cukup berbahaya bagi pengguna jalan yang melintas disana.
Pada saat bersamaan tebing di Km 16 kembali ambrol. Selain menimbun jalan, material tanah bercampur batu menghancurkan dua rumah warga setempat.
“Untunglah dalam insiden itu tidak ada korban jiwa,“ ujar juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Basuki, Senin (5/12/2016). Dua rumah rusak parah milik Suyono dan Nurhendrik. Hantaman material membuat dinding rumah keduanya hancur lebur.
Sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan kedua kepala keluarga (KK) itu terpaksa mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman. Terkait fenomena tanah ambles, menurut Basuki pemerintah tengah mencari solusi penangananya. “Saat ini tengah dicari solusi penanganan terkait tanah ambles di Tugu,“ timpalnya.
Aspal ambles itu kurang lebih mencapai sejauh 100 meter. Kapolsek Tugu Kabupaten Trenggalek Iptu Bambang Purwanto mengaku telah memasang rambu tanda bahaya di lokasi kejadian.
Setiap pengendara yang melintas, baik roda empat dan dua untuk tidak terlalu mengambil posisi di bahu kiri jalan. Lokasi ambles ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Ponorogo.
Informasinya, petugas dari dinas terkait dan ahli dari perguruan tinggi negeri serta Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak telah mengechek lokasi tanah ambles. Dalam waktu dekat pemerintah akan mengambil solusi untuk menangani permasalahan yang terjadi.
“Arus lalu lintas normal. Namun semua pengguna jalan diimbau tidak mengambil posisi tepat di jalan yang ambles,“ timpalnya.
Petugas terus menyampaikan imbauan hati-hati kepada setiap pengguna jalan yang melintas disana. Apalagi diatas tebing terdapat dua bongkahan batu yang hanya berposisi menempel tepat di area longsor. Lokasi ini berada di Km 16. Dua material batu itu, kata Bambang rawan jatuh.
Petugas sudah berusaha memaksanya turun dengan cara menyemprotkan air dari mobil pemadam kebakaran. Namun upaya itu hingga kini belum berhasil. Yang dikhawatirkan batu tiba tiba menggelinding jatuh saat pengguna jalan melintas.
“Karenanya kita meminta semua yang melintasi Km 16 untuk ekstra hati hati. Apalagi kalau musim penghujan, “pungkasnya.
Seperti diketahui longsor di Km 16 Desa Nglinggis seolah tidak ada berhentinya. Sebelumnya akibat longsor parah akses jalan satu satunya yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Ponorogo sempat ditutup total beberapa hari. Sebab selain tertutup material longsor, jalur yang ada membahayakan keselamatan pengguna jalan yang melintas.
Pada saat bersamaan tebing di Km 16 kembali ambrol. Selain menimbun jalan, material tanah bercampur batu menghancurkan dua rumah warga setempat.
“Untunglah dalam insiden itu tidak ada korban jiwa,“ ujar juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Basuki, Senin (5/12/2016). Dua rumah rusak parah milik Suyono dan Nurhendrik. Hantaman material membuat dinding rumah keduanya hancur lebur.
Sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan kedua kepala keluarga (KK) itu terpaksa mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman. Terkait fenomena tanah ambles, menurut Basuki pemerintah tengah mencari solusi penangananya. “Saat ini tengah dicari solusi penanganan terkait tanah ambles di Tugu,“ timpalnya.
Aspal ambles itu kurang lebih mencapai sejauh 100 meter. Kapolsek Tugu Kabupaten Trenggalek Iptu Bambang Purwanto mengaku telah memasang rambu tanda bahaya di lokasi kejadian.
Setiap pengendara yang melintas, baik roda empat dan dua untuk tidak terlalu mengambil posisi di bahu kiri jalan. Lokasi ambles ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Ponorogo.
Informasinya, petugas dari dinas terkait dan ahli dari perguruan tinggi negeri serta Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak telah mengechek lokasi tanah ambles. Dalam waktu dekat pemerintah akan mengambil solusi untuk menangani permasalahan yang terjadi.
“Arus lalu lintas normal. Namun semua pengguna jalan diimbau tidak mengambil posisi tepat di jalan yang ambles,“ timpalnya.
Petugas terus menyampaikan imbauan hati-hati kepada setiap pengguna jalan yang melintas disana. Apalagi diatas tebing terdapat dua bongkahan batu yang hanya berposisi menempel tepat di area longsor. Lokasi ini berada di Km 16. Dua material batu itu, kata Bambang rawan jatuh.
Petugas sudah berusaha memaksanya turun dengan cara menyemprotkan air dari mobil pemadam kebakaran. Namun upaya itu hingga kini belum berhasil. Yang dikhawatirkan batu tiba tiba menggelinding jatuh saat pengguna jalan melintas.
“Karenanya kita meminta semua yang melintasi Km 16 untuk ekstra hati hati. Apalagi kalau musim penghujan, “pungkasnya.
Seperti diketahui longsor di Km 16 Desa Nglinggis seolah tidak ada berhentinya. Sebelumnya akibat longsor parah akses jalan satu satunya yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Ponorogo sempat ditutup total beberapa hari. Sebab selain tertutup material longsor, jalur yang ada membahayakan keselamatan pengguna jalan yang melintas.
(sms)