Ibunda Mohammad Nuh Berpulang
A
A
A
SURABAYA - Mantan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh berduka. Ibunda tercinta, Suadah binti Moenady berpulang, Kamis (1/12/2016) pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari.
Sebelumnya, almarhumah yang berusia 84 tahun itu sempat dirawat lantaran kanker usus. Informasi yang didapat, Suadah yang meninggalkan 10 anak, 30 cucu, dan 18 cicit ini akan dimakamkan Jumat (2/12/2016) pukul 07.30 WIB di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah. Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka di Gunung Anyar Tengah 18, Surabaya.
Keluarga besar, termasuk anak nomor tiga, Prof Mohammad Nuh, ikhlas melepas kepergian Suadah. "Sudah setahun terakhir ini ketahuan kalau menderita penyakit kanker usus atau kolon. Beliau sudah tujuh kali keluar masuk rumah sakit sejak Juli tahun ini. Dan yang ketujuh ini, dirawat selama sebulan," ujar istri dari Mohammad Nuh, drg Laily Rahmawati.
Laily yang memiliki satu cucu ini menyebut, suaminya selalu setia menunggui sang bunda hingga ajal menjemputnya. "Selama sebulan ini, selalu menunggui kalau beliau di Surabaya. Dan Alhamdulillah, saat ajal menjemput, Pak Nuh ada di sampingnya. Sejak pukul 09.30 sudah di rumah sakit," sambungnya.
Laily mengakui bahwa suaminya hampir tidak pernah meninggalkan rumah sakit selama berada di Surabaya. Seakan Nuh ingin menebus kesalahannya karena dahulu tidak bisa mendampingi sang ayah, Hadi, ketika berpulang.
Ketika itu pada 1988, Nuh sedang menempuh pendidikan di Perancis. "Tinggal ibu satu-satunya, Pak Nuh tidak mau kecolongan. Beliau selalu berada di samping ibunya," pungkas Laily.
Sementara itu, beberapa grup WhatsApp menyampaikan kabar duka atas wafatnya ibunda Mohammad Nuh. Grup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga menginfokan.
Sukemi, mantan staf ahli Mohammad Nuh ketika menjabat mendiknas menginfokan berita duka tersebut. Alamat rumah duka dan rencana pemakaman juga disampaikan.
Sebelumnya, almarhumah yang berusia 84 tahun itu sempat dirawat lantaran kanker usus. Informasi yang didapat, Suadah yang meninggalkan 10 anak, 30 cucu, dan 18 cicit ini akan dimakamkan Jumat (2/12/2016) pukul 07.30 WIB di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah. Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka di Gunung Anyar Tengah 18, Surabaya.
Keluarga besar, termasuk anak nomor tiga, Prof Mohammad Nuh, ikhlas melepas kepergian Suadah. "Sudah setahun terakhir ini ketahuan kalau menderita penyakit kanker usus atau kolon. Beliau sudah tujuh kali keluar masuk rumah sakit sejak Juli tahun ini. Dan yang ketujuh ini, dirawat selama sebulan," ujar istri dari Mohammad Nuh, drg Laily Rahmawati.
Laily yang memiliki satu cucu ini menyebut, suaminya selalu setia menunggui sang bunda hingga ajal menjemputnya. "Selama sebulan ini, selalu menunggui kalau beliau di Surabaya. Dan Alhamdulillah, saat ajal menjemput, Pak Nuh ada di sampingnya. Sejak pukul 09.30 sudah di rumah sakit," sambungnya.
Laily mengakui bahwa suaminya hampir tidak pernah meninggalkan rumah sakit selama berada di Surabaya. Seakan Nuh ingin menebus kesalahannya karena dahulu tidak bisa mendampingi sang ayah, Hadi, ketika berpulang.
Ketika itu pada 1988, Nuh sedang menempuh pendidikan di Perancis. "Tinggal ibu satu-satunya, Pak Nuh tidak mau kecolongan. Beliau selalu berada di samping ibunya," pungkas Laily.
Sementara itu, beberapa grup WhatsApp menyampaikan kabar duka atas wafatnya ibunda Mohammad Nuh. Grup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga menginfokan.
Sukemi, mantan staf ahli Mohammad Nuh ketika menjabat mendiknas menginfokan berita duka tersebut. Alamat rumah duka dan rencana pemakaman juga disampaikan.
(zik)