Jembatan Gunung Batu Ambruk Jalur Komering Lumpuh 20 Jam
A
A
A
MARTAPURA - Jembatan peninggalan Belanda penghubung Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dengan Ogan Komering Ilir (OKI) di Desa Gunung Batu, Kecamatan Cempaka, OKU Timur yang berada di atas Sungai Komering ambruk Selasa sore 29 November. Ambruknya jembatan tersebut disebabkan lantainya patah dan jatuh ke sungai. Akibatnya arus transportasi di Jalur Komering lumpuh selama 20 jam hingga, Rabu siang ini (30/11/2016).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, saat menjelang patah masih ada truk pengangkut karet yang melintas diatas jembatan yang sudah berusia puluhan tahun itu. Namun truk yang melintas disaat detik-detik jembatan patah itu selamat.
Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Gunung Batu, Kecamatan Cempaka M Ali, mengatakan setelah menerima laporan dari masyarakat tentang robohnya jembatan dirinya bersama unsur pemerintah desa dan masyarakat langsung menuju lokasi jembatan. Setelah tiba di lokasi jembatan itu sudah ambruk ke permukaan sungai.
“Jembatan itu ambruk tepat di tengah-tengah jembatan, karena tiang penyangganya sudah roboh akibat diterjang air sungai yang cukup deras,” katanya.
Dia mengatakan, ambruknya jembatan itu diduga karena di lokasi tersebut sedang dibangun jembatan pengganti, akibat dari pembangunan tersebut, di sekitar jembatan tersebut terjadi arus yang begitu kuat menyebabkan pondasi jembatan longsor. “Kita bersyukur kejadian itu tidak mengakibatkan ada korban jiwa,”ungkapnya.
Sementara Kapolsek Cempaka Iptu Jhonson mengungkapkan jalur alternatif setelah saat ambruknya jembatan Gunung Batu, satu-satunya yang bisa dilalui pengendara roda empat dan roda dua melalui jalur PT LPI yang tembus ke Tugumulyo Pasar Jahe, OKI
Tapi dengan kondisi hujan sekarang ini, jalan di PT LPI yang masih tanah merah akan sulit dilalui, karena licin. Jalur lainnya melalui Baturaja.”Sekarang kita mengarahkan agar kendaraan melintas di jalur alternatif,” tambahnya.
Kepala Dinas PU BM OKU Timur Agus Sunaryo mengatakan ambruknya jembatan itu karena ada dua bentang atas dan pilar jembatan yang turun, sehingga menyebabkan pondasi jembatan ambruk. Jembatan yang ambruk itu tipe jembatan melengkung yang dibangun pada 1938.
Sekarang, kata dia, sudah ada proses pengerjaan jembatan pengganti, dua dari tiga pilar yang akan dibangun, sudah dua pilar yang selesai dibangun. Sedangkan satu pilar lagi belum selesai dibangun karena terhambat tingginya debit Sungai Komering
“Sehingga proses pembangunan jembatan pengganti bukan terlambat, ini disebabkan karena debit Sungai Komering yang terus meningkat kita sudah koordinasi dengan pihak PU BM Sumsel,”tandasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, saat menjelang patah masih ada truk pengangkut karet yang melintas diatas jembatan yang sudah berusia puluhan tahun itu. Namun truk yang melintas disaat detik-detik jembatan patah itu selamat.
Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Gunung Batu, Kecamatan Cempaka M Ali, mengatakan setelah menerima laporan dari masyarakat tentang robohnya jembatan dirinya bersama unsur pemerintah desa dan masyarakat langsung menuju lokasi jembatan. Setelah tiba di lokasi jembatan itu sudah ambruk ke permukaan sungai.
“Jembatan itu ambruk tepat di tengah-tengah jembatan, karena tiang penyangganya sudah roboh akibat diterjang air sungai yang cukup deras,” katanya.
Dia mengatakan, ambruknya jembatan itu diduga karena di lokasi tersebut sedang dibangun jembatan pengganti, akibat dari pembangunan tersebut, di sekitar jembatan tersebut terjadi arus yang begitu kuat menyebabkan pondasi jembatan longsor. “Kita bersyukur kejadian itu tidak mengakibatkan ada korban jiwa,”ungkapnya.
Sementara Kapolsek Cempaka Iptu Jhonson mengungkapkan jalur alternatif setelah saat ambruknya jembatan Gunung Batu, satu-satunya yang bisa dilalui pengendara roda empat dan roda dua melalui jalur PT LPI yang tembus ke Tugumulyo Pasar Jahe, OKI
Tapi dengan kondisi hujan sekarang ini, jalan di PT LPI yang masih tanah merah akan sulit dilalui, karena licin. Jalur lainnya melalui Baturaja.”Sekarang kita mengarahkan agar kendaraan melintas di jalur alternatif,” tambahnya.
Kepala Dinas PU BM OKU Timur Agus Sunaryo mengatakan ambruknya jembatan itu karena ada dua bentang atas dan pilar jembatan yang turun, sehingga menyebabkan pondasi jembatan ambruk. Jembatan yang ambruk itu tipe jembatan melengkung yang dibangun pada 1938.
Sekarang, kata dia, sudah ada proses pengerjaan jembatan pengganti, dua dari tiga pilar yang akan dibangun, sudah dua pilar yang selesai dibangun. Sedangkan satu pilar lagi belum selesai dibangun karena terhambat tingginya debit Sungai Komering
“Sehingga proses pembangunan jembatan pengganti bukan terlambat, ini disebabkan karena debit Sungai Komering yang terus meningkat kita sudah koordinasi dengan pihak PU BM Sumsel,”tandasnya.
(sms)