TNI AD Bentuk Tim Investigasi Penyebab Jatuhnya Heli Bell 412 di Malinau
A
A
A
JAKARTA - TNI belum bisa memastikan penyebab jatuhnya Heli Bell 412 EP dengan registrasi HA-5166 di pegunungan Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara). Mereka akan membentuk tim investigasi guna menyelidiki penyebab jatuhnya heli milik TNI AD tersebut .
"Ya pasti (dibentuk tim investigasi). Nanti akan ada investigasi terkait prosedur dan mengecek untuk melihat apa penyebabnya,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Sabrar Fadhilah di kantornya, Jalan Abdi Darmain, Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016).
Belum bisa dipastikan berapa personel yang akan dilibatkan dalam tim investigasi tersebut dan kapan mereka akan mulai bekerja. Sabrar menegaskan, bahwa kondisi heli TNI AD yang jatuh di Gunung Malinau tersebut masih baru dan layak terbang, sehingga dia belum berani menyimpulkan penyebab jatuhnya.
“Ini pesawat baru dan saya katakan ini sudah laik terbang. Saya belum berani mengatakan apa (penyebabnya). Tentu saja kita tunggu investigasi," ujarnya.
Sabrar menduga jatuhnya heli lantaran faktor cuaca di hutan Borneo yang kerap berubah-ubah. Meskipun pegunungan dan hutan di Kalimantan tidak setinggi di Papua, tambah Sabrar, pegunungan Malinau cukup lebat hingga kerap berkabut dan hujan.
"Semua punya ciri khasnya sendiri. Kalau di Papua ketinggiannya jauh lebih tinggi dan di Kalimantan ini tidak terlalu tinggi tapi cukup membuat kondisi hutan yang begitu rapat tentu buat suasana dan daerah di sana itu lembab dan sering kabut dan hujan," tandasnya.
"Ya pasti (dibentuk tim investigasi). Nanti akan ada investigasi terkait prosedur dan mengecek untuk melihat apa penyebabnya,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Sabrar Fadhilah di kantornya, Jalan Abdi Darmain, Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016).
Belum bisa dipastikan berapa personel yang akan dilibatkan dalam tim investigasi tersebut dan kapan mereka akan mulai bekerja. Sabrar menegaskan, bahwa kondisi heli TNI AD yang jatuh di Gunung Malinau tersebut masih baru dan layak terbang, sehingga dia belum berani menyimpulkan penyebab jatuhnya.
“Ini pesawat baru dan saya katakan ini sudah laik terbang. Saya belum berani mengatakan apa (penyebabnya). Tentu saja kita tunggu investigasi," ujarnya.
Sabrar menduga jatuhnya heli lantaran faktor cuaca di hutan Borneo yang kerap berubah-ubah. Meskipun pegunungan dan hutan di Kalimantan tidak setinggi di Papua, tambah Sabrar, pegunungan Malinau cukup lebat hingga kerap berkabut dan hujan.
"Semua punya ciri khasnya sendiri. Kalau di Papua ketinggiannya jauh lebih tinggi dan di Kalimantan ini tidak terlalu tinggi tapi cukup membuat kondisi hutan yang begitu rapat tentu buat suasana dan daerah di sana itu lembab dan sering kabut dan hujan," tandasnya.
(kri)