Polisi Hadang Mobil Curian di Pantura Semarang
A
A
A
SEMARANG - Aparat Polsek Tugu Kota Semarang menghadang mobil curian yang melintas di jalur pantai utara (pantura) Kota Semarang. Mobil yang dihadang itu adalah Suzuki Futura, dicuri di depan Gudang Besi Desa Timbangreja, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Mobil berwarna putih itu ketika dihentikan, menggunakan pelat nomor R 1715 WH. Polisi menyebut pelat nomor itu palsu. Sebab, ketika dilaporkan pelat nomor aslinya adalah G 1720 UZ. Mobil itu dihentikan polisi pada Jumat 25 November 2016 sekira pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Tugu Kompol Suwarto mengatakan, pihaknya mendapat informasi mobil tersebut hilang di daerah Kabupaten Tegal masuk wilayah hukum Polres Tegal pada Jumat 25 November 2016 sekira pukul 02.30 WIB.
“Kami mendapat informasi, mobil curian itu masuk melintas di pantura Semarang. Kami melakukan penghadangan razia,” kata Suwarto, Sabtu (26/11/2016) siang.
Saat polisi menggelar razia di pantura, didapati mobil sebagaimana ciri-ciri yang dilaporkan. Polisi bertindak cepat menghadang. Mobil jenis pikap tersebut sempat berusaha mundur, namun tak berhasil. Di lokasi penghadangan juga terdapat median jalan, sehingga tidak bisa kabur.
Pengemudinya bernama Gunadi (50) warga Dusun Sambeng, Todanan, Kabupaten Blora. Saat ditangkap, Gunadi menggunakan seragam loreng ala TNI. Namun pelaku adalah warga sipil.
“Keterangan sementara penyidik, pelaku diduga punya jaringan kejahatan. Modus mencurinya, merusak kunci mobil yang diparkir,” lanjutnya.
Sebab Tempat Kejadian Pencurian (TKP) terjadi di wilayah hukum Polres Tegal, maka aparat Polsek Tugu Semarang menyerahkan pelaku berikut barang buktinya ke penyidik Polres Tegal yang datang menjemput. Selanjutnya kasus ditangani Polres Tegal.
Sementara itu, Gunadi mengelak disebut pencuri mobil. Dia mengaku baru saja membeli mobil itu dari kenalannya, saat bertemu dalam sebuah bus ketika perjalanan ke Kota Semarang. “Saya ditawari (mobil) harganya Rp10 juta sampai Rp15 juta, kemudian saya beli Rp10 juta,” kata Gunadi.
Namun saat ditanya surat kelengkapan kendaraannya, Gunadi tak bisa menunjukkan. Dia beralasan, karena baru dibeli, surat-surat akan diberikan menyusul.
Soal seragam ala TNI yang dikenakannya, Gunadi menyebut itu sebuah pemberian saudaranya, seorang anggota TNI bertugas di Bandung. “Saya pakai dari Alas Roban (Batang), untuk anget-anget (hangat),” kilahnya.
Mobil berwarna putih itu ketika dihentikan, menggunakan pelat nomor R 1715 WH. Polisi menyebut pelat nomor itu palsu. Sebab, ketika dilaporkan pelat nomor aslinya adalah G 1720 UZ. Mobil itu dihentikan polisi pada Jumat 25 November 2016 sekira pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Tugu Kompol Suwarto mengatakan, pihaknya mendapat informasi mobil tersebut hilang di daerah Kabupaten Tegal masuk wilayah hukum Polres Tegal pada Jumat 25 November 2016 sekira pukul 02.30 WIB.
“Kami mendapat informasi, mobil curian itu masuk melintas di pantura Semarang. Kami melakukan penghadangan razia,” kata Suwarto, Sabtu (26/11/2016) siang.
Saat polisi menggelar razia di pantura, didapati mobil sebagaimana ciri-ciri yang dilaporkan. Polisi bertindak cepat menghadang. Mobil jenis pikap tersebut sempat berusaha mundur, namun tak berhasil. Di lokasi penghadangan juga terdapat median jalan, sehingga tidak bisa kabur.
Pengemudinya bernama Gunadi (50) warga Dusun Sambeng, Todanan, Kabupaten Blora. Saat ditangkap, Gunadi menggunakan seragam loreng ala TNI. Namun pelaku adalah warga sipil.
“Keterangan sementara penyidik, pelaku diduga punya jaringan kejahatan. Modus mencurinya, merusak kunci mobil yang diparkir,” lanjutnya.
Sebab Tempat Kejadian Pencurian (TKP) terjadi di wilayah hukum Polres Tegal, maka aparat Polsek Tugu Semarang menyerahkan pelaku berikut barang buktinya ke penyidik Polres Tegal yang datang menjemput. Selanjutnya kasus ditangani Polres Tegal.
Sementara itu, Gunadi mengelak disebut pencuri mobil. Dia mengaku baru saja membeli mobil itu dari kenalannya, saat bertemu dalam sebuah bus ketika perjalanan ke Kota Semarang. “Saya ditawari (mobil) harganya Rp10 juta sampai Rp15 juta, kemudian saya beli Rp10 juta,” kata Gunadi.
Namun saat ditanya surat kelengkapan kendaraannya, Gunadi tak bisa menunjukkan. Dia beralasan, karena baru dibeli, surat-surat akan diberikan menyusul.
Soal seragam ala TNI yang dikenakannya, Gunadi menyebut itu sebuah pemberian saudaranya, seorang anggota TNI bertugas di Bandung. “Saya pakai dari Alas Roban (Batang), untuk anget-anget (hangat),” kilahnya.
(sms)