Gus Ipul Mengimbau Umat Tak Salat Jumat di Jalan

Selasa, 22 November 2016 - 18:43 WIB
Gus Ipul Mengimbau Umat...
Gus Ipul Mengimbau Umat Tak Salat Jumat di Jalan
A A A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengimbau kepada umat Islam, khususnya Jawa Timur, untuk tidak melakukan salat Jumat di jalan. "Apa pun tujuannya, mudarat dari kegiatan tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya," kata Syaifullah Yusuf, dalam keterangan persnya, Senin (22/11/2016).

Orang nomor dua di Jatim yang juga salah satu Ketua PBNU ini mengatakan hal tersebut menanggapi rencana GNPF MUI (Gerakan Nasional Penyelamat Fatwa Majelis Ulama Indonesia) yang akan menggelar unjuk rasa damai 2 Desember 2016 mendatang. Aksi damai itu akan dilakukan dengan salat Jumat di sepanjang Jalan Semanggi sampai Istana Merdeka.

Rencana aksi ini merupakan lanjutan aksi damai bela Islam II atas dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama oleh polisi.

Menurut Gus Ipul, rencana aksi dengan salat Jumat di jalan itu akan sangat mengganggu kepentingan umum. Pengguna jalan di sepanjang tempat aksi pasti akan dirugikan. Demikian juga perkantoran di sepanjang jalan tersebut. "Karena itulah, mudarat kegiatan tersebut akan lebih besar dibanding manfaatnya," tuturnya.

Gus Ipul meminta agar kasus tersebut diserahkan dan hormati proses hukum. Jangan sampai tujuan aksi damai 4 November lalu menyimpang dari tujuan semula.

Gus Ipul berpendapat, aksi damai itu memang hak warga negara dan dilindungi undang-undang. Namun demikian, upaya menyampaikan aspirasi politik lewat unjuk rasa harus dilakukan dengan banyak pertimbangan. Apalagi dengan cara melakukan Salat Jumat berjamaah di jalan.

"Orang akan sangat gampang menyalahpahami aksi tersebut. Sebab, antara kepentingan ibadah, politik, dan demonstrasi menjadi kabur. Apalagi, sepanjang saya ketahui, tidak pernah ada ajaran salat Jumat di jalan," kata pejabat yang juga mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini.

Menurut Gus Ipul, aksi damai yang menggunakan cara ibadah itu bukan pendidikan politik yang baik bagi generasi mendatang. "Hidup ini kan ada benar, patut dan indah. Menyampaikan sesuatu kebenaran juga harus dengan cara yang benar dan indah," tegasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5868 seconds (0.1#10.140)