Menhir Terbesar di DIY Ditemukan di Gunungkidul
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sebuah penemuan benda purbakala kembali terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta, baru-baru ini. Kali ini, sebuah pantung menhir dengan panjang lebih dari empat meter ditemukan di sebuah kuburan tidak jauh dari situs Sokoliman, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.
Menurut penuturan Juru Kunci Makam Sokoliman, Parjio, penemuan menhir tersebut terjadi sekitar akhir September lalu. Waktu itu ada orang yang meninggal dan dilakukan penggalian kuburan. Baru sekitar 30 cm melakukan penggalian, warga menemukan batuan aneh menyerupai patung.
Akhirnya dengan hati-hati warga mencoba melakukan penggalian dengan menyisir kiri kanan. "Pertama perkiraan kita, panjang sekitar 2,85 meter, namun setelah digali lagi ternyata masih panjang lagi sekitar 75 cm," terang pria 50 tahun itu kepada wartawan, Minggu (20/11).
Warga pun berusaha keras melakukan pengangkatan. Sesampai di atas, ternyata selain cukup panjang, diameter patung menhir tersebut sekitar 1 meter. "Penemuan sudah kita laporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta pada 10 Oktober lalu," ujarnya.
Dijelaskannya, beberapa petugas BPCB sudah mendatangi lokasi Menhir dan meneliti temuan warga tersebut. "Katanya ini penemuan menhir terbesar di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), lebih besar dari situs Bleberan," katanya.
Saat ini, batu menhir dibawa di sekitar lokasi situs Sokoliman untuk diamankan dan menambah koleksi di sana. "Batuan sudah dibawa namun belum dimasukkan. Karena itu wewenanag BPCB," bebernya.
Yanto, salah satu tokoh setempat mengatakan, semasa kecilnya memang banyak ditemukan batuan-batuan seperti itu di dusunnya. Namun para warga takut dan menganggap hal itu menjadi sesuatu yang dikeramatkan dan akhirnya dikubur kembali.
Sementara, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti mengatakan, menhir yang ditemukan dengan ketinggian sekitar 4 meter tersebut keberadaannya diperkirakan sejak tahun 2000 sebelum masehi.
Menurutnya, Menhir pada masa tersebut digunakan masyarakat untuk berdoa atau menyembah sesuatu yang dianggap memberikan kekuatan pada kehidupannya. Selain itu, menhir juga digunakan untuk patok batas wilayah kekuasaan. "Ini peninggalan prasejarah. Jadi memang menhir untuk upacara pemujaan dan patok wilayah," ungkapnya.
Dijelaskannya, wilayah Gunungkidul memang banyak ditemukan berbagai benda purbakala yang diperkirakan zaman prasejarah. Selain menhir, di Sokoliman dan juga situs Bleberan, Playen di Gua Braholo, di Desa Semugih, Rongkop juga ditemukan kerangka manusia dan aneka barang-barang yang digunakan pada masa sekitar 4000 tahun sebelum masehi. "Hal ini jauh dibandingkan peradaban yang lain di wilayah Yogyakarta. Indikasi kami Gunungkidul sebenarnya adalah pusat peradaban tertua di DIY," ulas dia.
Saat ini, ikon sejarah DIY adalah Candi Prambanan. Padahal candi tersebut dibangun abad 9 masehi. "Jadi temuan-temuan di Gunungkidul lebih tua dan jauh lebih tua," pungkasnya.
Menurut penuturan Juru Kunci Makam Sokoliman, Parjio, penemuan menhir tersebut terjadi sekitar akhir September lalu. Waktu itu ada orang yang meninggal dan dilakukan penggalian kuburan. Baru sekitar 30 cm melakukan penggalian, warga menemukan batuan aneh menyerupai patung.
Akhirnya dengan hati-hati warga mencoba melakukan penggalian dengan menyisir kiri kanan. "Pertama perkiraan kita, panjang sekitar 2,85 meter, namun setelah digali lagi ternyata masih panjang lagi sekitar 75 cm," terang pria 50 tahun itu kepada wartawan, Minggu (20/11).
Warga pun berusaha keras melakukan pengangkatan. Sesampai di atas, ternyata selain cukup panjang, diameter patung menhir tersebut sekitar 1 meter. "Penemuan sudah kita laporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta pada 10 Oktober lalu," ujarnya.
Dijelaskannya, beberapa petugas BPCB sudah mendatangi lokasi Menhir dan meneliti temuan warga tersebut. "Katanya ini penemuan menhir terbesar di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), lebih besar dari situs Bleberan," katanya.
Saat ini, batu menhir dibawa di sekitar lokasi situs Sokoliman untuk diamankan dan menambah koleksi di sana. "Batuan sudah dibawa namun belum dimasukkan. Karena itu wewenanag BPCB," bebernya.
Yanto, salah satu tokoh setempat mengatakan, semasa kecilnya memang banyak ditemukan batuan-batuan seperti itu di dusunnya. Namun para warga takut dan menganggap hal itu menjadi sesuatu yang dikeramatkan dan akhirnya dikubur kembali.
Sementara, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti mengatakan, menhir yang ditemukan dengan ketinggian sekitar 4 meter tersebut keberadaannya diperkirakan sejak tahun 2000 sebelum masehi.
Menurutnya, Menhir pada masa tersebut digunakan masyarakat untuk berdoa atau menyembah sesuatu yang dianggap memberikan kekuatan pada kehidupannya. Selain itu, menhir juga digunakan untuk patok batas wilayah kekuasaan. "Ini peninggalan prasejarah. Jadi memang menhir untuk upacara pemujaan dan patok wilayah," ungkapnya.
Dijelaskannya, wilayah Gunungkidul memang banyak ditemukan berbagai benda purbakala yang diperkirakan zaman prasejarah. Selain menhir, di Sokoliman dan juga situs Bleberan, Playen di Gua Braholo, di Desa Semugih, Rongkop juga ditemukan kerangka manusia dan aneka barang-barang yang digunakan pada masa sekitar 4000 tahun sebelum masehi. "Hal ini jauh dibandingkan peradaban yang lain di wilayah Yogyakarta. Indikasi kami Gunungkidul sebenarnya adalah pusat peradaban tertua di DIY," ulas dia.
Saat ini, ikon sejarah DIY adalah Candi Prambanan. Padahal candi tersebut dibangun abad 9 masehi. "Jadi temuan-temuan di Gunungkidul lebih tua dan jauh lebih tua," pungkasnya.
(nug)