Tujuh Imigran Bangladesh Ditangkap di Bandara Ngurah Rai
A
A
A
DENPASAR - Kantor Imigrasi Kelas I Ngurah Rai menangkap tujuh imigran asal Bangladesh di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Selasa (1/11/2016). Kepala Kantor Imigrasi Klas I Ngurah Rai, Ari Budijanto mengatakan, penangkapan tujuh orang tersebut berawal dari ditangkapnya laki-laki bernama Kaosir Ridan Muhammad.
"Kaosir Ridan Muhammad ini datang ke Bali pada 29 Oktober 2016 dengan menggunakan Pesawat Melindo dari Kualalumpur, Malaysia," jelasnya.
Dia menjelaskan, setelah diinterogasi ternyata ada lagi enam imigran dari Bangladesh yang sudah lama tiba di Bali.
Keenam orang lainnya datang ke Bali pada 7 Oktober 2016 dan 1 September 2016. Pihaknya menjelaskan, bisa menangkap para imigran ini lantaran dipancing terlebih dahulu.
"Kami tahunya mereka ini baru datang ke Bali, ternyata setelah kita pancing kami baru tahu kalau mereka ini sudah ada di Bali sejak lama," ujarnya. Mereka ditangkap di terminal kedatangan internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Pihaknya menegaskan, hingga saat ini belum mengetahui apakah mereka menggunakan paspor asli atau palsu. Pasalnya tujuh orang ini belum diperiksa lebih mendalam lagi.
"Sampai saat ini kami belum mengetahui apakah paspor mereka ini asli atau palsu karena itu perlu diteliti dulu. Kami akan melakukan pendalaman terlebih dahulu," pungkasnya.
"Kaosir Ridan Muhammad ini datang ke Bali pada 29 Oktober 2016 dengan menggunakan Pesawat Melindo dari Kualalumpur, Malaysia," jelasnya.
Dia menjelaskan, setelah diinterogasi ternyata ada lagi enam imigran dari Bangladesh yang sudah lama tiba di Bali.
Keenam orang lainnya datang ke Bali pada 7 Oktober 2016 dan 1 September 2016. Pihaknya menjelaskan, bisa menangkap para imigran ini lantaran dipancing terlebih dahulu.
"Kami tahunya mereka ini baru datang ke Bali, ternyata setelah kita pancing kami baru tahu kalau mereka ini sudah ada di Bali sejak lama," ujarnya. Mereka ditangkap di terminal kedatangan internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Pihaknya menegaskan, hingga saat ini belum mengetahui apakah mereka menggunakan paspor asli atau palsu. Pasalnya tujuh orang ini belum diperiksa lebih mendalam lagi.
"Sampai saat ini kami belum mengetahui apakah paspor mereka ini asli atau palsu karena itu perlu diteliti dulu. Kami akan melakukan pendalaman terlebih dahulu," pungkasnya.
(sms)