Tiga Karyawan Tambang Emas di Papua Ditemukan Selamat
A
A
A
NABIRE - Tiga karyawan tambang emas yang dijemput paksa oleh sejumlah pria bersenjata, pada 24 Oktober 2016, ditemukan pihak Kepolisian Polres Nabire dalam keadaan selamat.
Ketiganya ditemukan di Mosairo Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Papua, tepatnya di camp perusahaan tambang PT Kristalin, pada Sabtu 29 Oktober 2016. Ketiganya masing-masing Donny, Waseng, dan Hartono.
Meski ditemukan selamat, ketiganya mengalami luka lebam pada beberapa bagian tubuh mereka diduga akibat penyiksaan. Dari keterangan ketiganya, polisi akhirnya berhasil menangkap para pelaku penculikan.
"Pelaku penculikan sudah ditangkap. Yang menyuruh diduga istri dari Pak Arwan dan sopir An Sudir. Untuk sementara, mereka diamankan di Polres Nabire," kata salah seorang polisi minta namanya dirahasiakan, Minggu (30/10/2016).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nabire AKP Helmi mengatakan, setelah ketiga karyawan tersebut ditemukan, akan dilakukan dimediasi untuk penyelesaian masalanya.
"Sudah kembali dan rencananya itu kita mau mediasi. Jadi ini cuma misskomunikasi saja," terang AKP Helmi.
Terpisah, PT Kristalin membantah keterlibatan perusahaan dalam pengambilan paksa ketiga karyawannya. Komisaris Utama PT Kristalin Arif Setiawan yang dikonfirmasi mengaku dirinya mengenal Arwan.
"Saya tidak ada kehilangan, wong saya belum melakukan produksi. Jadi Arwan sama sekali bukan pelaksana lapangan mas, dan Pak Arwan itu bukan karyawan kami. Lalu perintah untuk mengambil orang itu tidak ada itu," tegasnya.
Arif juga mengatakan, pernyataan dirinya bukan sebagai bentuk pembelaan diri. Namun karena isu adanya karyawan yang dikabarkan diambil paksa itu merupakan isu sensitif.
"Bukannya saya membela diri yah mas, ini isu sensitif. Kan ada institusi yang dipojokkan. Saya rasa sangat berlebihan yah. Saya tegaskan tidak ada, tidak ada sama sekali mas. Kalau kehilangan kan saya buat laporan polisi," terpisnya.
Pernyataan Arif justru bertolak belakang dengan informasi yang didapat wartawan di lapangan yang menyebutkan ada dugaan keterlibatan beberapa orang dari perusahaan PT Kristalin dalam penculikan tiga karyawan tersebut.
"Arif bos PT Kristalin yang pakai pasukan TNI di penambangan emas. Dia bosnya Arwan. Mereka yang tadi malam menculik itu," ungkap sumber yang minta namanya dirahasiakan saat kejadian.
Diberitakan sebelumnya, tiga karyawan tambang emang PT Kristalin di Kabupaten Nabire, Papua, dilaporkan diculik oleh orang tak dikenal, pada Senin 24 Oktober 2016. Masing-masing karyawan yang diculik adalah Waseng, Hartono dan Doni.
Ketiganya diculik dari rumah kos milik Sdr Boy yang beralamat di Jalan CH Martatiahau, Kalibobo, Nabire, Papua.
Menurut keterangan salah seorang saksi, kejadian bermula ketika ketiganya sedang berada di kos-kosan. Kemudian datang seorang mandor perusahaan berinisial AR bersama lima orang menggunakan senjata laras panjang dan berpakaian preman.
"Mereka langsung menodongkan senjata dan membawa paksa dua dari tiga karyawan, masing-masing Waseng dan Hartono. Mereka dibawa dengan menggunakan mobil Extrada warna hitam DS 1843 K," pungkas saksi.
Berita sebelumnya:
Tiga Karyawan Tambang Emas di Papua Diculik Pria Bersenjata
Ketiganya ditemukan di Mosairo Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Papua, tepatnya di camp perusahaan tambang PT Kristalin, pada Sabtu 29 Oktober 2016. Ketiganya masing-masing Donny, Waseng, dan Hartono.
Meski ditemukan selamat, ketiganya mengalami luka lebam pada beberapa bagian tubuh mereka diduga akibat penyiksaan. Dari keterangan ketiganya, polisi akhirnya berhasil menangkap para pelaku penculikan.
"Pelaku penculikan sudah ditangkap. Yang menyuruh diduga istri dari Pak Arwan dan sopir An Sudir. Untuk sementara, mereka diamankan di Polres Nabire," kata salah seorang polisi minta namanya dirahasiakan, Minggu (30/10/2016).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nabire AKP Helmi mengatakan, setelah ketiga karyawan tersebut ditemukan, akan dilakukan dimediasi untuk penyelesaian masalanya.
"Sudah kembali dan rencananya itu kita mau mediasi. Jadi ini cuma misskomunikasi saja," terang AKP Helmi.
Terpisah, PT Kristalin membantah keterlibatan perusahaan dalam pengambilan paksa ketiga karyawannya. Komisaris Utama PT Kristalin Arif Setiawan yang dikonfirmasi mengaku dirinya mengenal Arwan.
"Saya tidak ada kehilangan, wong saya belum melakukan produksi. Jadi Arwan sama sekali bukan pelaksana lapangan mas, dan Pak Arwan itu bukan karyawan kami. Lalu perintah untuk mengambil orang itu tidak ada itu," tegasnya.
Arif juga mengatakan, pernyataan dirinya bukan sebagai bentuk pembelaan diri. Namun karena isu adanya karyawan yang dikabarkan diambil paksa itu merupakan isu sensitif.
"Bukannya saya membela diri yah mas, ini isu sensitif. Kan ada institusi yang dipojokkan. Saya rasa sangat berlebihan yah. Saya tegaskan tidak ada, tidak ada sama sekali mas. Kalau kehilangan kan saya buat laporan polisi," terpisnya.
Pernyataan Arif justru bertolak belakang dengan informasi yang didapat wartawan di lapangan yang menyebutkan ada dugaan keterlibatan beberapa orang dari perusahaan PT Kristalin dalam penculikan tiga karyawan tersebut.
"Arif bos PT Kristalin yang pakai pasukan TNI di penambangan emas. Dia bosnya Arwan. Mereka yang tadi malam menculik itu," ungkap sumber yang minta namanya dirahasiakan saat kejadian.
Diberitakan sebelumnya, tiga karyawan tambang emang PT Kristalin di Kabupaten Nabire, Papua, dilaporkan diculik oleh orang tak dikenal, pada Senin 24 Oktober 2016. Masing-masing karyawan yang diculik adalah Waseng, Hartono dan Doni.
Ketiganya diculik dari rumah kos milik Sdr Boy yang beralamat di Jalan CH Martatiahau, Kalibobo, Nabire, Papua.
Menurut keterangan salah seorang saksi, kejadian bermula ketika ketiganya sedang berada di kos-kosan. Kemudian datang seorang mandor perusahaan berinisial AR bersama lima orang menggunakan senjata laras panjang dan berpakaian preman.
"Mereka langsung menodongkan senjata dan membawa paksa dua dari tiga karyawan, masing-masing Waseng dan Hartono. Mereka dibawa dengan menggunakan mobil Extrada warna hitam DS 1843 K," pungkas saksi.
Berita sebelumnya:
Tiga Karyawan Tambang Emas di Papua Diculik Pria Bersenjata
(san)