Bawa Uang Kanjeng Dimas Rp1 T, Sultan Dodik Menghilang
A
A
A
PASURUAN - Pengikut setia Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Sultan Dodik Wahyudi yang disebut-sebut membawa uang Rp1 triliun, ternyata penduduk gelap. Namanya tidak pernah tercatat daftar administrasi pemerintah setempat.
Diduga kuat, Sultan Dodi sengaja tak mengurusi statusnya untuk mempermulus ruang gerak praktik penipuannya. Uniknya, dia terlibat dalam money politik dalam pilkades setempat.
Meski namanya tidak pernah tercatat dalam daftar administrasi pemerintah setempat, Sultan Dodit hidup tampak mencolok. Rumahnya mewah berlantai tiga, di Dusun Pajejeran, Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
Saat wartawan mengunjungi rumah tersebut, tak ada tanda-tanda penghuninya. Sultan Dodik dikabarkan telah menghilang sejak kasus dugaan pembunuhan dan penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi terungkap di media dan menjadi buah bibir masyarakat.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, Dodik diketahui telah menempati rumah itu sejak delapan tahun lalu, setelah menikah dengan Nuraini warga dusun setempat dan dikaruniai satu anak yang kini telah menginjak Kelas 2 SD di desa tersebut.
Ironisnya, meski telah bertahun-tahun tinggal di desa itu, nama Sultan Dodit tidak tercatat dalam KTP elektronik. Bahkan dia tak punya kartu keluarga dari desa setempat. Selama itu, Sultan Dodit tetap sebagai penduduk ilegal.
Dengan berbagai alasan, dia tak pernah mengurusinya surat pindah, sehingga tak punya hak untuk memilih dalam setiap pesta demokratis, mulai dari pemilihan bupati, gubernur, dan pilpres.
Menariknya, Sultan Dodik terlibat aksi dukung-mendukung dalam pilkades yang digelar beberapa bulan lalu. Hal ini diakui oleh Hajah Dewi Noer Alifah, kades terpilih. Dia mengaku, kemenangannya dalam pilkades banyak mendapat bantuan dari Dodik.
Namun dia membantah bila suksesnya menjadi orang nomor satu di Desa Gununggangsir ini dibiayai dari uang hasil penipuan dengan modus penggandaan uang tiga kalipat tersebut yang dilakukan Sultan Dodik.
Di mata warga lingkungan setempat, Dodik memang mencurigakan. Selain tak mengerti asal tempat tinggalnya karena tak pernah menunjukan identitasnya aslinya ke perangkat desa, dia jarang pulang ke rumahnya untuk menyambangi keluarganya.
Tak heran, setelah membawa mobil Grand Livina milik Sukimini tetangganya hasil menabung jualan makanan di warungnya, dia sulit dilacak keberadannya, karena asal usulnya memang tidak jelas.
Diduga kuat, Sultan Dodi sengaja tak mengurusi statusnya untuk mempermulus ruang gerak praktik penipuannya. Uniknya, dia terlibat dalam money politik dalam pilkades setempat.
Meski namanya tidak pernah tercatat dalam daftar administrasi pemerintah setempat, Sultan Dodit hidup tampak mencolok. Rumahnya mewah berlantai tiga, di Dusun Pajejeran, Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
Saat wartawan mengunjungi rumah tersebut, tak ada tanda-tanda penghuninya. Sultan Dodik dikabarkan telah menghilang sejak kasus dugaan pembunuhan dan penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi terungkap di media dan menjadi buah bibir masyarakat.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, Dodik diketahui telah menempati rumah itu sejak delapan tahun lalu, setelah menikah dengan Nuraini warga dusun setempat dan dikaruniai satu anak yang kini telah menginjak Kelas 2 SD di desa tersebut.
Ironisnya, meski telah bertahun-tahun tinggal di desa itu, nama Sultan Dodit tidak tercatat dalam KTP elektronik. Bahkan dia tak punya kartu keluarga dari desa setempat. Selama itu, Sultan Dodit tetap sebagai penduduk ilegal.
Dengan berbagai alasan, dia tak pernah mengurusinya surat pindah, sehingga tak punya hak untuk memilih dalam setiap pesta demokratis, mulai dari pemilihan bupati, gubernur, dan pilpres.
Menariknya, Sultan Dodik terlibat aksi dukung-mendukung dalam pilkades yang digelar beberapa bulan lalu. Hal ini diakui oleh Hajah Dewi Noer Alifah, kades terpilih. Dia mengaku, kemenangannya dalam pilkades banyak mendapat bantuan dari Dodik.
Namun dia membantah bila suksesnya menjadi orang nomor satu di Desa Gununggangsir ini dibiayai dari uang hasil penipuan dengan modus penggandaan uang tiga kalipat tersebut yang dilakukan Sultan Dodik.
Di mata warga lingkungan setempat, Dodik memang mencurigakan. Selain tak mengerti asal tempat tinggalnya karena tak pernah menunjukan identitasnya aslinya ke perangkat desa, dia jarang pulang ke rumahnya untuk menyambangi keluarganya.
Tak heran, setelah membawa mobil Grand Livina milik Sukimini tetangganya hasil menabung jualan makanan di warungnya, dia sulit dilacak keberadannya, karena asal usulnya memang tidak jelas.
(san)