Pengikut Dimas Kanjeng di Pangandaran Ngotot Uangnya Bakal Cair
A
A
A
PANGANDARAN - Salah satu pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang berada di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran rela menjual rumah lantaran memiliki keyakinan uang yang telah disetorkan akan cair dalam waktu dekat.
Salah satu warga bernama Suryati (46) mengatakan, kakak kandungnya bernama Ukis (51), warga Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi setahun yang lalu, namun hingga saat ini belum juga sadar kalau Ukis tertipu.
"Satu minggu sebelum Taat Pribadi ditangkap, kakak saya kirim uang Rp5 juta dengan alasan untuk membeli peti wadah uang," kata Suryati.
Setelah ada penangkapan Taat Pribadi, Ukis pun berpendapat bahwa Taat Pribadi masih ada dan yang ditangkap adalah jelmaan Taat Pribadi.
"Bahkan jaringan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dari Jawa Timur turun kelapangan untuk menenangkan pengikutnya supaya tidak terpengaruhi oleh pemberitaan yang ditayangkan di media massa," tambah Suryati.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Suryati, pengikut Taat Pribadi yang merupakan teman kakaknya ada yang rela menjual rumah lantaran optimis setelah didatangi oleh jaringan Taat Pribadi dari Jawa timur.
"Yang saya aneh jaringannya masih kuat, bahkan pemberitaan Taat Pribadi ramai ditayangkan di media massa malah dari Jawa Timur yang langsung turun menenangkan para pengikut supaya tetap optimis uangnya akan cepat cair," papar Suryati.
Sementara Ihsan (27), warga Cintaratu, Kecamatan Parigi, menilai pihak Kesbangpolinmas lambat merespon persoalan yang terjadi.
"Harusnya Kesbangpolinmas cepat tanggap dan langsung melakukan upaya agar yang telah jadi pengikut disadarkan dan mengantisipasi jangan ada penambahan pengikut yang lain," pungkasnya.
Salah satu warga bernama Suryati (46) mengatakan, kakak kandungnya bernama Ukis (51), warga Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi setahun yang lalu, namun hingga saat ini belum juga sadar kalau Ukis tertipu.
"Satu minggu sebelum Taat Pribadi ditangkap, kakak saya kirim uang Rp5 juta dengan alasan untuk membeli peti wadah uang," kata Suryati.
Setelah ada penangkapan Taat Pribadi, Ukis pun berpendapat bahwa Taat Pribadi masih ada dan yang ditangkap adalah jelmaan Taat Pribadi.
"Bahkan jaringan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dari Jawa Timur turun kelapangan untuk menenangkan pengikutnya supaya tidak terpengaruhi oleh pemberitaan yang ditayangkan di media massa," tambah Suryati.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Suryati, pengikut Taat Pribadi yang merupakan teman kakaknya ada yang rela menjual rumah lantaran optimis setelah didatangi oleh jaringan Taat Pribadi dari Jawa timur.
"Yang saya aneh jaringannya masih kuat, bahkan pemberitaan Taat Pribadi ramai ditayangkan di media massa malah dari Jawa Timur yang langsung turun menenangkan para pengikut supaya tetap optimis uangnya akan cepat cair," papar Suryati.
Sementara Ihsan (27), warga Cintaratu, Kecamatan Parigi, menilai pihak Kesbangpolinmas lambat merespon persoalan yang terjadi.
"Harusnya Kesbangpolinmas cepat tanggap dan langsung melakukan upaya agar yang telah jadi pengikut disadarkan dan mengantisipasi jangan ada penambahan pengikut yang lain," pungkasnya.
(nag)