1.065 Polisi Siaga Amankan Ritual Pendekar PSHT

Rabu, 05 Oktober 2016 - 01:02 WIB
1.065 Polisi Siaga Amankan...
1.065 Polisi Siaga Amankan Ritual Pendekar PSHT
A A A
TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung mengerahkan 1.605 personel untuk pengamanan ritual sah-sahan pendekar perguruan Setia Hati Terate (PSHT). Polisi juga meminta para pesilat untuk tidak melakukan arak arakan selama acara berlangsung. Karena Polisi tidak ingin insiden kekerasan di acara Suran Agung Madiun terulang di Tulungagung.

“Jika ada nekat melanggar kita akan tindak tegas,“ ujar Wakapolres Tulungagung Kompol I Dewa Gde Juliana kepada wartawan. Acara sah sahan pendekar akan berpusat di Gedung Olahraga Lembu Peteng Kamis 6 Oktober 2016 mendatang. Sah sahan merupakan ritual rutin padepokan silat PSHT di setiap bulan Muharam atau Suro.

Acara sah sahan ini biasanya juga menjadi ajang silaturahmi. Tidak heran anggota perguruan silat yang hadir bisa mencapai ribuan orang. Sebab para pesilat diluar peserta yang hadir berjumlah tidak sedikit. Mereka ingin menyaksikan langsung bagaimana pesilat naik kelas menjadi pendekar.

Iring iringan pesilat diluar peserta sah sahan berpotensi menimbulkan masalah. Selain kecelakaan juga rawan konflik dengan anggota padepokan lain. Sebab konvoi pesilat ini biasanya diikuti show of force yang mengarah pada sikap arogan. Menurut Dewa ribuan personel yang dikerahkan adalah tim gabungan.

Dari Brimob Polda Jatim sebanyak 110 personel, Dalmas Inti Polda Jatim 100 personel, BKO dari Polres Trenggalek, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri dan Kabupaten Kediri masing masing 30 personel. Kemudian sebanyak 100 personel dari TNI, Satpol PP 30 personel, Dishubkominfo 20 personel, PJR 6 personel, dan Pamter 50 personel.

“Dari Polres Tulungagung sendiri sebanyak 1.039 personel,“ terang Dewa. Untuk mencegah konvoi pesilat Polres Tulungagung juga menyediakan 19 unit armada bus gratis. Para pesilat di luar peserta sah-sahan, kata Dewa sebaiknya datang dengan mengendarai bus yang disiapkan petugas.

Dengan begitu tidak ada konvoi atau iring iriangn pesilat di jalanan. “Adanya fasilitas bus ini baru tahun ini. Kita juga mengharap pihak padepokan juga turut menjaga anggotanya di lapangan, “pungkasnya.

Adi (30) salah seorang warga Kota Tulungagung berharap acara sah sahan pesilat yang berlangsung rutin setiap bulan Suro tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Sebab seringkali iring iringan itu tidak memperdulikan pengguna jalan yang lain.

“Karena itu kebijakan aparat kepolisian dengan menyediakan fasilitas bus diharapkan bisa mengurangi iring iringan pesilat di jalan. Sebab terus terang seringkali konvoi ini meresahkan masyarakat,“ ujarnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7246 seconds (0.1#10.140)