Tingkatkan Penghasilan, Peternak di Subang Bentuk 'Desa Susu'
A
A
A
SUBANG - Sebanyak 100 peternak sapi perah di Kabupaten Subang bergabung membentuk "Daily Village" atau "Desa/Kampung Susu" di Kampung Panaruban Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang.
Pembentukan "Desa Susu" yang diinisiasi Dinas Peternakan (Disnak) Subang bekerjasama dengan Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) dan Pemerintah Belanda ini, resmi diluncurkan 22 September 2016 lalu.
"Desa Susu ini, diharapkan jadi sarana bagi para peternak untuk menambah penghasilan mereka, melalui ragam olahan susu dan peningkatan efisiensi produksi," ujar Kabid UTPH (Usaha Ternak dan Pengolahan Hasil) Disnak Subang, Wastim Edi, kepada SINDO, Sabtu (1/10/2016).
Selain berpeluang meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan peternak melalui pengolahan susu yang berkualitas, keberadaan "Desa Susu", juga dapat menggenjot produktivitas sapi perah, sehingga, kepemilikan sapi di kalangan peternak kian bertambah.
"Sebab, sistem tata kelola Desa Susu dilakukan secara modern. Nantinya, para peternak ditarget untuk bisa memiliki 8-10 ekor sapi per orangnya," katanya.
Secara organisatoris, tata kelola dan pemeliharaan "Desa Susu", akan dikelola bersama di bawah manajemen KPSBU dengan dukungan teknisi dari Belanda, dan dipimpin seorang manajer kandang.
Para peternak yang tergabung dalam program ini, menjadi pemilik sharing dari sapi yang dibawa ke Desa Susu sekaligus sebagai pekerja. Sehingga, akan meningkatkan keuntungan para peternak itu sendiri. "Sebab, sebagian besar keuntungan (Desa Susu) bakal menjadi milik mereka (peternak)," ucapnya.
Pihaknya optimistis, pembentukan "Desa Susu" bakal meningkatkan jumlah produksi susu di Kabupaten Subang. "Sudah ada 100 peternak sapi perah hasil seleksi, yang bergabung (dalam Desa Susu). Diharapkan, produksi susu yang dihasilkan bisa mencapai 25-30 liter susu per ekor per hari," imbuh Edi.
Pembentukan "Desa Susu" yang diinisiasi Dinas Peternakan (Disnak) Subang bekerjasama dengan Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) dan Pemerintah Belanda ini, resmi diluncurkan 22 September 2016 lalu.
"Desa Susu ini, diharapkan jadi sarana bagi para peternak untuk menambah penghasilan mereka, melalui ragam olahan susu dan peningkatan efisiensi produksi," ujar Kabid UTPH (Usaha Ternak dan Pengolahan Hasil) Disnak Subang, Wastim Edi, kepada SINDO, Sabtu (1/10/2016).
Selain berpeluang meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan peternak melalui pengolahan susu yang berkualitas, keberadaan "Desa Susu", juga dapat menggenjot produktivitas sapi perah, sehingga, kepemilikan sapi di kalangan peternak kian bertambah.
"Sebab, sistem tata kelola Desa Susu dilakukan secara modern. Nantinya, para peternak ditarget untuk bisa memiliki 8-10 ekor sapi per orangnya," katanya.
Secara organisatoris, tata kelola dan pemeliharaan "Desa Susu", akan dikelola bersama di bawah manajemen KPSBU dengan dukungan teknisi dari Belanda, dan dipimpin seorang manajer kandang.
Para peternak yang tergabung dalam program ini, menjadi pemilik sharing dari sapi yang dibawa ke Desa Susu sekaligus sebagai pekerja. Sehingga, akan meningkatkan keuntungan para peternak itu sendiri. "Sebab, sebagian besar keuntungan (Desa Susu) bakal menjadi milik mereka (peternak)," ucapnya.
Pihaknya optimistis, pembentukan "Desa Susu" bakal meningkatkan jumlah produksi susu di Kabupaten Subang. "Sudah ada 100 peternak sapi perah hasil seleksi, yang bergabung (dalam Desa Susu). Diharapkan, produksi susu yang dihasilkan bisa mencapai 25-30 liter susu per ekor per hari," imbuh Edi.
(ysw)