Gubernur Kaltara: Gunakan Teknologi dengan Positif
A
A
A
TANJUNG SELOR - Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menerima kehormatan untuk mengisi kuliah umum bagi mahasiswa baru Universitas Kalimantan Utara (Unikal). Kuliah umum itu berlangsung Senin 26 September 2016 di Auditorium Unikal lantai 3.
Dalam kesempatan tersebut Irianto menekankan agar generasi sekarang semakin cerdas menyikapi kompleksitas persoalan yang terjadi di dunia. Kemajuan teknologi juga harus disikapi secara bijak. ”Mahasiswa baru harus ”melek”, tahu situasi dan kondisi perkembangan yang terjadi secara aktual dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa datang,” kata Irianto.
Gadget terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu Irianto menekankan agar penggunaan gadget diubah ke arah yang lebih positif. ”Era digital adalah era keterbukaan informasi, kebebasan berekspresi, bahkan kebebasan memberi pendapat dan kritikan melalui media sosial,” ujarnya.
Meski bebas, dia mengimbau mahasiswa tetap menjaga etika. Jika sebelumnya untuk memberikan kritikan harus dengan demonstrasi yang anarkistis, maka saat ini diharapkan mahasiswa bisa lebih bijak dengan memberikan kritikan yang santun. ”Mahasiswa itu calon cendekiawan. Mahasiswa menggunakan kecerdasan akal sehatnya untuk melakukan sesuatu tindakan,” terangnya.
Di era digital, lanjut Irianto, perguruan tinggi di beberapa belahan dunia telah mengubah sistem pembelajarannya. Termasuk bagaimana perpustakaan menyuguhkan bacaan-bacaan berkualitas melalui kecanggihan teknologi.
Terbukti dengan cara ini, pendidikan di perguruan tinggi menjadi lebih baik. Bahkan dunia memberikan ranking tertinggi bagi universitas yang memanfaatkan teknologi canggih digital. ”Ini bisa jadi contoh kita di Indonesia, khususnya di Kaltara,” kata Irianto.
Dalam kesempatan tersebut Irianto menekankan agar generasi sekarang semakin cerdas menyikapi kompleksitas persoalan yang terjadi di dunia. Kemajuan teknologi juga harus disikapi secara bijak. ”Mahasiswa baru harus ”melek”, tahu situasi dan kondisi perkembangan yang terjadi secara aktual dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa datang,” kata Irianto.
Gadget terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu Irianto menekankan agar penggunaan gadget diubah ke arah yang lebih positif. ”Era digital adalah era keterbukaan informasi, kebebasan berekspresi, bahkan kebebasan memberi pendapat dan kritikan melalui media sosial,” ujarnya.
Meski bebas, dia mengimbau mahasiswa tetap menjaga etika. Jika sebelumnya untuk memberikan kritikan harus dengan demonstrasi yang anarkistis, maka saat ini diharapkan mahasiswa bisa lebih bijak dengan memberikan kritikan yang santun. ”Mahasiswa itu calon cendekiawan. Mahasiswa menggunakan kecerdasan akal sehatnya untuk melakukan sesuatu tindakan,” terangnya.
Di era digital, lanjut Irianto, perguruan tinggi di beberapa belahan dunia telah mengubah sistem pembelajarannya. Termasuk bagaimana perpustakaan menyuguhkan bacaan-bacaan berkualitas melalui kecanggihan teknologi.
Terbukti dengan cara ini, pendidikan di perguruan tinggi menjadi lebih baik. Bahkan dunia memberikan ranking tertinggi bagi universitas yang memanfaatkan teknologi canggih digital. ”Ini bisa jadi contoh kita di Indonesia, khususnya di Kaltara,” kata Irianto.
(poe)