Ormas Pemuda dan Mahasiswa Bentrok di Depan Kampus
A
A
A
WATAMPONE - Sekelompok ormas pemuda dan mahasiswa STIH Pengayoman di Jalan Yos Sudarso, nyaris bentrok di depan kampusnya, Senin sore (19/9/2016), sekira pukul 16.30 Wita.
Penyebabnya diduga persoalan sepele, hanya masalah baju atribut satuan pelajar mahasiswa Pancasila (Satpma Pancasila) yang dikenakan oknum mahasiswa di perguruan tinggi swasta tersebut, namun dinilai melanggar peraturan mahasiswa.
Hal tersebut yang membuatnya ditegur oleh mahasiswa lain sehingga memicu perkelahian dua kelompok pemuda tersebut.
Tak ayal, perkelahian tersebut menjadi tontonan warga sekitar dan sempat memacetkan Jalan poros Bone-Bajoe, hingga akhirnya polisi datang meleraikan kedua kelompok tersebut.
"Ada aturan di kampus yang melarang mengenakan atribut organisasi lain, kami sampaikan ke mahasiswa itu secara baik-baik tapi dia tanggapi lain, bahkan memanggil teman-temannya yang lain dan memukuli teman kami," kata Wahyu mahasiswa STIH Pengayoman.
Perkelahian tersebut sempat dilerai oleh petugas satpam kampus namun petugas keamanan kampus tersebut malah ikut dikeroyok dan dipukuli kelompok ormas pemuda tersebut.
Sementara dari kelompok ormas pemuda Satma PP mengatakan aturan baju tersebut mengada-ada, karena banyak mahasiswa lain juga mengenakan atributnya saat kuliah.
"Saya hanya kuliah tadi, tidak ada kegiatan ke-organisasian di kampus, tiba-tiba disuruh buka baju yang saya pakai. Padahal disitu juga ada mahasiswa yang memakai baju atribut lain sesuai profesi mereka, karena disitu juga ada polisi yang kuliah dan pegawai swasta yang kadang memakai atributnya untuk kuliah," ujar Dafrianto (21) yang mengenakan baju seragam Satpma Pancasila saat perkuliahan sedang berlangsung.
Pihak kepolisian segera meleraikan keduanya, dan memediasi kedua belah pihak agar tidak terjadi bentrokan lagi, puluhan mahasiswa STIH Pengayoman diminta masuk kembali ke areal kampus sedangkan ormas pemuda diminta kembali.
"Kami lerai kedua pihak agar mereka tidak bentrok lagi, akar masalahnya sudah dibicarakan ke dua pihak, dan mudah mudahan tidak berpotensi kejadiannya berulang," kata Kanit SPKT Polres Bone, Iptu Ahyar Usman yang tiba di TKP sesaat setelah insiden tersebut.
Sementara sejumlah mahasiswa dan satpam kampus yang mengaku korban perkelahian, berniat melaporkan pemukulan tersebut ke Mapolres Bone.
Penyebabnya diduga persoalan sepele, hanya masalah baju atribut satuan pelajar mahasiswa Pancasila (Satpma Pancasila) yang dikenakan oknum mahasiswa di perguruan tinggi swasta tersebut, namun dinilai melanggar peraturan mahasiswa.
Hal tersebut yang membuatnya ditegur oleh mahasiswa lain sehingga memicu perkelahian dua kelompok pemuda tersebut.
Tak ayal, perkelahian tersebut menjadi tontonan warga sekitar dan sempat memacetkan Jalan poros Bone-Bajoe, hingga akhirnya polisi datang meleraikan kedua kelompok tersebut.
"Ada aturan di kampus yang melarang mengenakan atribut organisasi lain, kami sampaikan ke mahasiswa itu secara baik-baik tapi dia tanggapi lain, bahkan memanggil teman-temannya yang lain dan memukuli teman kami," kata Wahyu mahasiswa STIH Pengayoman.
Perkelahian tersebut sempat dilerai oleh petugas satpam kampus namun petugas keamanan kampus tersebut malah ikut dikeroyok dan dipukuli kelompok ormas pemuda tersebut.
Sementara dari kelompok ormas pemuda Satma PP mengatakan aturan baju tersebut mengada-ada, karena banyak mahasiswa lain juga mengenakan atributnya saat kuliah.
"Saya hanya kuliah tadi, tidak ada kegiatan ke-organisasian di kampus, tiba-tiba disuruh buka baju yang saya pakai. Padahal disitu juga ada mahasiswa yang memakai baju atribut lain sesuai profesi mereka, karena disitu juga ada polisi yang kuliah dan pegawai swasta yang kadang memakai atributnya untuk kuliah," ujar Dafrianto (21) yang mengenakan baju seragam Satpma Pancasila saat perkuliahan sedang berlangsung.
Pihak kepolisian segera meleraikan keduanya, dan memediasi kedua belah pihak agar tidak terjadi bentrokan lagi, puluhan mahasiswa STIH Pengayoman diminta masuk kembali ke areal kampus sedangkan ormas pemuda diminta kembali.
"Kami lerai kedua pihak agar mereka tidak bentrok lagi, akar masalahnya sudah dibicarakan ke dua pihak, dan mudah mudahan tidak berpotensi kejadiannya berulang," kata Kanit SPKT Polres Bone, Iptu Ahyar Usman yang tiba di TKP sesaat setelah insiden tersebut.
Sementara sejumlah mahasiswa dan satpam kampus yang mengaku korban perkelahian, berniat melaporkan pemukulan tersebut ke Mapolres Bone.
(sms)