HT Ajak Mahasiswa Sungaipenuh Bangun Masyarakat Produktif
A
A
A
SUNGAIPENUH - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) terus memberikan motivasi dan inspirasi kepada generasi muda di berbagai daerah Indonesia. Di Sungaipenuh Kerinci Jambi, HT mengajak para mahasiswa dan generasi untuk ikut membangun Indonesia dengan menjadi bagian masyarakat yang produktif.
“Membangun ekonomi Indonesia adalah membangun masyarakatnya menjadi produktif, membuat mereka maju,” ujar Hary di depan mahasiswa yang berasal dari seluruh kampus di Sungaipenuh, di Kantor Wali Kota Sungaipenuh, Jambi, Senin (29/08/2016).
Dalam kesempatan itu, HT merinci kilas balik sejarah pembangunan ekonomi Indonesia beberapa dekade termasuk pada saat Indonesia menyandang sebutan Macan Asia. Saat itu Indonesia unggul, namun sayangnya lupa membangun ekosistem ekonomi.
Termasuk untuk pendidikan dan infrastruktur, sehingga jauh tertinggal dengan negara lainnya seperti China, Korea, Singapura, bahkan Malaysia. “Negara lain, melihat kelemahan itu, mereka bereskan. Sehingga tanpa disadari kita disalip,” tambahnya.
Di sisi lain, HT berpandangan, saat ini terjadi kesenjangan kesejahteraan yang mencolok antara kalangan elite dan menengah ke bawah. Kemudian kesenjangan pemerataan pembangunan antar daerah karena pembangunan terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar dan lainnya.
Kalangan menengah ke bawah inilah yang perlu diberikan keberpihakan khusus agar menjadi masyarakat produktif. Yakni melalui akses modal yang murah, pelatihan dan proteksi dari pasar bebas. Mereka di antaranya petani, nelayan, buruh, pelaku UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dan lainnya.
Ketua umum Perindo tersebut juga menyoroti Indonesia pada akhirnya terlalu cepat menerapkan pasar bebas. Akibatnya kalangan menengah ke bawah tidak mampu bersaing. Untuk itu, perlu percepatan dengan menambah jumlah wirausahawan minimal 5% dari total jumlah penduduk.
Semakin cepat bertambahnya wirausahawan yang produktif, maka semakin cepat Indonesia menjadi negara maju. Karena pertumbuhan ekonomi tak lagi ditopang sedikit kalangan elite dan faktor konsumsi semata. Hal ini juga memengaruhi meningkatnya basis pembayar pajak untuk pembangunan.
“Membangun ekonomi Indonesia adalah membangun masyarakatnya menjadi produktif, membuat mereka maju,” ujar Hary di depan mahasiswa yang berasal dari seluruh kampus di Sungaipenuh, di Kantor Wali Kota Sungaipenuh, Jambi, Senin (29/08/2016).
Dalam kesempatan itu, HT merinci kilas balik sejarah pembangunan ekonomi Indonesia beberapa dekade termasuk pada saat Indonesia menyandang sebutan Macan Asia. Saat itu Indonesia unggul, namun sayangnya lupa membangun ekosistem ekonomi.
Termasuk untuk pendidikan dan infrastruktur, sehingga jauh tertinggal dengan negara lainnya seperti China, Korea, Singapura, bahkan Malaysia. “Negara lain, melihat kelemahan itu, mereka bereskan. Sehingga tanpa disadari kita disalip,” tambahnya.
Di sisi lain, HT berpandangan, saat ini terjadi kesenjangan kesejahteraan yang mencolok antara kalangan elite dan menengah ke bawah. Kemudian kesenjangan pemerataan pembangunan antar daerah karena pembangunan terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar dan lainnya.
Kalangan menengah ke bawah inilah yang perlu diberikan keberpihakan khusus agar menjadi masyarakat produktif. Yakni melalui akses modal yang murah, pelatihan dan proteksi dari pasar bebas. Mereka di antaranya petani, nelayan, buruh, pelaku UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dan lainnya.
Ketua umum Perindo tersebut juga menyoroti Indonesia pada akhirnya terlalu cepat menerapkan pasar bebas. Akibatnya kalangan menengah ke bawah tidak mampu bersaing. Untuk itu, perlu percepatan dengan menambah jumlah wirausahawan minimal 5% dari total jumlah penduduk.
Semakin cepat bertambahnya wirausahawan yang produktif, maka semakin cepat Indonesia menjadi negara maju. Karena pertumbuhan ekonomi tak lagi ditopang sedikit kalangan elite dan faktor konsumsi semata. Hal ini juga memengaruhi meningkatnya basis pembayar pajak untuk pembangunan.
(kri)