Penyebab Pernikahan Dini di Blitar

Sabtu, 13 Agustus 2016 - 04:09 WIB
Penyebab Pernikahan...
Penyebab Pernikahan Dini di Blitar
A A A
BLITAR - Hingga Agustus 2016, ada sebanyak 87 pasangan yang meminta dispensasi pernikahan muda ke Pengadilan Agama (PA) Blitar. Sedikitnya 60 % pernikahan dini ini akibat hamil duluan atau married by accident (MBA).

Dibanding tahun sebelumnya (2015) yakni 70 pasangan dalam setahun, tahun 2016 ini lebih tinggi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar menilai ada yang salah dalam sistem keluarga dan pendidikan.

"Ini tentunya sangat memprihatinkan," ujar Juru Bicara MUI Kabupaten Blitar Jamil Mashadi kepada wartawan, Jumat (12/8/2016).

Data dari PA Blitar menyebut bahwa selain hamil di luar nikah, permintaan dispensasi nikah dini karena faktor kecemasan orangtua melihat pergaulan anaknya. Tidak sedikit orangtua memilihkan jalan nikah muda daripada melihat hubungan asmara anaknya berakhir MBA.

Sementara, untuk yang telanjur MBA, naik pelaminan menjadi solusi satu-satunya. Karena usia belum mencukupi, calon mempelai wajib memiliki dokumen dispensasi. Menurut Jamil, fenomena ini menjadi introspeksi bersama. Harus ada langkah nyata dari pemerintah dan semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

"Sesuai ketentuan agama (Islam) bahwa yang boleh menikah adalah mereka yang sudah memasuki usia akil baligh. Jangan sampai muncul kesan lembaga pernikahan dipandang sebelah mata," pungkasnya.

Wakil Ketua PA Blitar Zainudin membenarkan bahwa kasus pernikahan dini karena faktor hamil di luar nikah meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dengan melihat banyaknya pemohon dispensasi pernikahan muda.

"Memang banyak orangtua yang khawatir melihat pergaulan anaknya lalu memutuskan membawanya ke jenjang pernikahan dini. Namun jumlah pernikahan dini karena faktor hamil di luar nikah juga tidak kalah banyak," ujarnya.

Dari pantauan di lapangan, pernikahan dini tidak semata karena faktor MBA dan cemas dengan pergaulan bebas. Ada sejumlah anggota masyarakat yang melangsungkan pernikahan dini karena faktor tradisi dan minimnya pendidikan.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2460 seconds (0.1#10.140)