Kemegahan Masjid Tiban yang Konon Dibangun Satu Malam

Sabtu, 06 Agustus 2016 - 05:00 WIB
Kemegahan Masjid Tiban yang Konon Dibangun Satu Malam
Kemegahan Masjid Tiban yang Konon Dibangun Satu Malam
A A A
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, nama Masjid Tiban Turen sudah tidak asing lagi. Masjid megah ini terletak di Desa Sanan Rejo, Kecamatan Turen. Disebut 'masjid tiban' karena konon masjid ini dibangun tanpa sepengetahuan warga sekitar.

Saat MNC Media berkunjung ke masjid tersebut, dari jalan masuk yang cukup sempit, kita langsung bisa bisa menyaksikan kemegahan masjid yang sebenarnya merupakan Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali, berlantai sepuluh.

Pilar-pilar beton cukup kokoh itu terbuat dari batu keramik dan marmer terbaik yang didatangkan langsung dari kawasan Tulungagung. Seluruh detail, ukiran, dan kaligrafi pada dinding bangunan, dikerjakan langsung oleh seluruh santri dan jamaah pondok secara bergiliran.

Puas menikmati areal luar bangunan pondok, pengunjung bisa masuk ke lantai dua. Di tempat ini terdapat deretan akuarium dengan warna-warni dan berbagai jenis ikan air asin hingga air tawar. Ditambah ornamen dinding dan cahaya lampu temaram, membuat suasana di lantai dua terkesan asri.

Naik ke lantai tiga hingga sembilan, pengunjung memasuki areal kaligrafi dinding bercorak emas. Tulisan ayat-ayat suci Alquran nampak terpatri berbaur sorot lampu warna yang mempesona. Karena lantai areal pondok termasuk suci, pengunjung pun wajib menanggalkan alas kaki saat menjelajahi sudut ruangan di seluruh lantai bangunan.

Para pengunjung, termasuk Purwo Mujiono asal Kediri dan Farihatul Komariyah asal Yogyakarta, mengaku sengaja berwisata religi ke situ karena penasaran dengan keindahan arsitektur masjid dengan luas lebih dari empat hektare ini yang konon dibangun dalam satu malam oleh jin ini.

Sebenarnya, masjid atau pondok pesantren ini dibangun atas prakarsa KH Ahmad Bahru Mafdlaudin Saleh Al Mahbub atau akrab disapa Romo Kiai Ahmad.

Pembangunan pondok pesantren ini dilakukan sejak tahun 1978 oleh para santri dan jamaahnya. Namun, oleh warga lokal muncul anggapan bahwa bangunan pondok muncul secara tiba-tiba. Hal itu berkembang kuat. Tapi, pengurus pondok pesantren membantahnya.

Bahkan, di depan meja penerima tamu ada tulisan besar "Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh Jin dsb, itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah."

Arti nama Ponpes Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah adalah lautan madu atau samudera rahmat. Menurut Pengasuh Pondok KH Ahmad Hasan, ponpes dibangun atas dasar beberapa prinsip yakni tidak terencana dan menggunakan barang seadanya.

Dalam hal pembangunan pun pengurus dan pengasuh pondok dilarang meminta sumbangan baik dengan cara meminta-minta hingga mengajukan proposal pada pihak-pihak terkait.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah KH Ahmad Hasan, kini hampir 300 santri belajar di situ. Para santri juga dilibatkan dalam pembangunan areal pondok pesantren ini.

Menurut santri yang umumnya sudah berkeluarga, hidup di areal pondok membuat hati semakin tenang. "Hidup di pondok mampu membersihkan hati," kata Ipin Harianto, santri asal Surabaya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9254 seconds (0.1#10.140)