Wali Kota Tanjung Balai Pastikan Tidak Ada Eksodus Etnis Tionghoa

Minggu, 31 Juli 2016 - 23:57 WIB
Wali Kota Tanjung Balai...
Wali Kota Tanjung Balai Pastikan Tidak Ada Eksodus Etnis Tionghoa
A A A
TANJUNG BALAI - Wali Kota Tanjung Balai Muhammad Syahrial memastikan bahwa tidak ada perpindahan (Eksodus) warga etnis Tionghoa dari Kota Tanjung Balai pascakonflik berbau suku, agama dan ras (SARA).

"Gak ada eksodus. Lagipula situasi sudah kondusif. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sehingga harus pindah," Kata Syahrial saat menerima kunjungan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi dan rombongan dirumah dinas Wali Kota Tanjung Balai, Minggu (31/1/2016).

Menurut Syahrial pascakerusuhan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjung Balai menginisiasi rekonsiliasi antar lintas etnis masyarakat, baik tokoh agama maupun adat untuk mencegah konflik semakin melebar.

Syahrial menyebutkan Ada 6 butir kesepakatan yang telah dicapai dan disepakati, yakni

Pertama, "Berperan secara proaktif dalam upaya menjaga stabilitas keamanan ketertiban dan kerukunan antar umat beragama di Tanjungbalai".

Kedua, "Mencari contoh teladan bagi seluruh jajaran anggota masyarakat dalam upaya menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Tanjung Balai."

Ketiga, "Bersama-sama menjaga sarana dan prasarana rumah ibadah dari gangguan pihak yang tidak bertanggung jawab di Kota Tanjungbalai."

Keempat, "Bersedia menjadi penyampai informasi dan mengajak seluruh jajaran anggota masyarakat mengenai arti pentingnya kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama"

Kelima, "Mendukung proses penegakan hukum dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban,"

Keenam, "serta bersama-sama bertekad menjaga kondusifitas dan menolak segala bentuk anarkisme di Kota Tanjungbalai."

Untuk itu, Syahrial meminta kepada masyarakat Kota Tanjung Balai supaya tetap tenang dan tidak terpancing oleh provokasi yang sengaja dirancang orang orang yang ingin mengambil kesempatan atas kekacauan Kota Tanjungbalai.

Kapolda Sumatera Utara Irjend Pol Raden Budi Winarso menyebutkan sudah mengidentfikasi para pelaku yang mengakibatkan situasi menjadi tidak terkendali pada peristiwa pembakaran rumah ibadah tersebut.

Pihaknya akan memilah-milah mana yang terlibat sebagai provokator atau pelaku penjarahan.

"Sebenarnya, semalam (Kemarin) akan dilakukan penangkapan terhadap orang orang yang dicurigai. Tapi saya bilang tunggu dulu. Karena besok (hari ini), akan ada pertemuan untuk kesepakatan," ujarnya.

Yang Jelas, Lanjutnya, Polri sebagai salah satu institusi penegakan hukum dan penanggung jawab keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) akan menegakkan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Saya selaku penjamin Kamtibmas, akan menegakkan hukum terkait kerusuhan Tanjung Balai. Segalanya harus di atas hukum. Karena Kalau tidak dilakukan penegakan hukum maka akan menjadi yurisprudensi bagi para pelaku," tegasnya.

Terkait kerusuhan, Raden menyayangkan sikap tokoh masyarakat Kota Tanjungbalai. Karena, pada saat kerusuhan berlangsung, Dirinya telah menghubungi masing-masing tokoh untuk berkoordinasi demi mengamankan situasi. Tetapi tak satu pun tokoh masyarakat yang menjawab panggilan telepon.

"Saya heran, Kenapa tak satu pun tokoh tokoh di Kota Tanjung Balai waktu itu, bisa dihubungi. Telepon, semuanya mati. Gak tau kenapa. Padahal jika bisa dihubungi, saya yakin pasti tidak akan terjadi kerusuhan seperti kemarin," ujarnya.

Menurut Raden peristiwa yang menghanguskan sejumlah rumah ibadah tersebut disinyalir dilakukan secara terorganisir dan sistematis. Meski demikian, Raden berjanji mengungkap para pelaku, yang menjadi dalang dalam peristiwa tersebut.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumarera Utara Tengku Erry Nuradi mengajak seluruh tokoh masyarakat Kota Tanjungbalai, baik tokoh agama maupun tokoh adat supaya berperan aktif dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.

Sebagai panutan, tokoh masyarakat harus mampu mendinginkan dan menenangkan masyarakat supaya tidak timbul perpecahan sehingga menimbulkan kerugian dan krisis kepercayaan.

"Jika komunikasi terjalin dengan baik, Maka peeistiwa yang mencoreng kerukunan umat beragama di Kota Tanjungbalai yang telah lama terjalin dengan baik selama ini, tidak perlu terjadi," imbuhnya.

Untuk itu, Erry, mengimbau kepada seluruh masyarakat, khusunya Kota Tanjung Balai supaya tidak cepat terpancing emosi dan terprovokasi oleh orang orang yang ingin mengacaukan situasi. Masyarakat harus bisa berpikir secara rasional dan tidak mengutamakan emosi yang mengalahkan akal dan logika.

"Jadi jangan hanya karena kita diprovokasi, kita menjadi panas. Padahal kita punya penegak hukum, forum forum strategis seperti, FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Forkala (Forum Komunikasi Lintas Adat) dan Sebagainya. Sampaikan saja kepada mereka kalau ada masalah, supaya cepat selesai," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Erry juga meminta kepada Wali Kota Tanjung Balai supaya dapat meningkatkan perekonomian dan memajukakan Kota Tanjungbalai secara adil dan merata.
Sehingga, kesenjangan ekonomi masyarakat tidak begitu mencolok sehingga menimbulkan gesekan gesekan ditengah masyarakat kelas bawah.

"Persoalan keberatan pengeras suara hanyalah pemicu. Tapi, dibalik itu, ada persoalan besar yang harus diselesaikan, yaitu persolan ekonomi dan eksklusifitas yang diberikan kepada masyarakat kelas atas sehingga menimbulkan kecemburuan sosial," imbuhnya.

Erry mengajak kepada seluruh komponen masyarakat supaya menjalin komunikasi yang baik sehingga terbangun sinergitas diantara seluruh elemen masayarat.

Masyarakat jangan terlarut dalam kebencian dan harus bangkit kembali membangun Kota Tanjungbalai supaya rukun dan damai seperti sediakala.

Usai acara, Tengku Erry beserta rombongan mengunjungi Vihara Tri Ratna, salah satu vihara yang dibakar oleh massa. Pada kesempatan itu, Erry meminta kepada pengurus vihara Tri Ratna agar mengambil hikmah atas peristiwa yang terjadi.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)